"Ah si Naya mulai gak asik nih. Udah tahu gue mau mojokin si Seno, ini malah dipuji. Makin besar tuh hidungnya." batin Dito menggerutu.
Ternyata pikiran dan perasaan Dito salah, ia kira Naya masih belum menerima kehadiran Seno sebagai suami. Dito pikir mana bisa Naya melupakannya, mereka selalu bersama sejak kecil. Namun kenyataannya tidak seperti itu, sekarang pikirannya sudah diluruskan oleh jawaban Naya.
Meski sebenarnya tidak terima dengan apa yang dikatakan oleh Naya, Dito tetap tersenyum memberikan ekspresi atas penjelasan Naya. Namun ia tidak mengizinkan tatapannya untuk memandang wajah Seno yang tampak kegirangan. Jika dilihat, justru Seno akan terus merasa bangga diri.
"Terus rasanya hamil gimana?" karena tidak ada pertanyaan lain lagi, Dito mengasal saja. Sebelum mendengar penjelasan Naya tadi, ribuan pertanyaan hadir di benaknya. Namun setelah itu, semuanya blank tak tersisa.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com