Randi mengamati dengan seksama. Tidak begitu tajam hasil fotonya. Dan itu mengharuskan dia lebih fokus. Memandang dengan mata terbuka. Memelototinya dengan lebih dekat.
Lucya dan Melina yang duduk di depan memandang dengan penuh perhatian pula. Bukan pada layar HP. Melainkan pada pria yang tengah menundukkan muka beberapa centi di atas layar HP. Pada Randi yang bagai tukang reparasi HP.
"Memang tidak bisa diambil? Dibawa ke luar?" tanyanya dengan kepala masuk tertekuk.
Tidak ada yang bersuara. Randi menaikkan mata. Melina dan Lucya tampak menggelengkan kepala.
"Siapa yang memfotonya?"
"Orang kita juga."
"Maksud aku, orang kantor atau orang dari luar?"
"Orang dalam."
Randi kembali menenggelamkan wajahnya ke layar HP.
"Apa masalahnya?"
"Tanggal akte perusahaan ini. Di akte tertulis tanggal pembuatannya 13 April. Padahal Mami meninggal tanggal 10 April. Bagaimana mungkin ada tandatangan Mami juga di sana," jelas Lucya.
"Untuk dilaporkan sudah bisa kan?" usik Melina kemudian.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com