webnovel

CEO Termiskin di Dunia

Posisi Hanjo sebagai CEO terusik setelah kematian Moina, istrinya. Betul, kedudukan di kursi eksekutif tertinggi itu didapatkannya setelah menjadi suami ketiga janda bergelimang harta itu. Namun Hanjo tidak bisa menerima ketika dalam surat wasiatnya, Moina yang biasa dipanggilnya Mamoi itu, hanya menyisakan sebuah rumah kecil dan mobil tua untuknya. Selebihnya untuk kedua anaknya. Lucya dan Melina. Hanjo bukanlah pria dengan modal tampang semata. Ia menduduki jabatan sebagai CEO juga ditunjang oleh kemampuan dan kemauannya untuk belajar. Ia punya banyak kawan. Pandai bergaul. Terjadilah perseteruan dengan Lucya dan Melina. Hingga ia kehilangan posisi sebagai CEO. Ia masuk penjara. Menjadi CEO termiskin. Mampukah Hanjo keluar dari belitan masalah? Apakah ia menjadi CEO termiskin selamanya? Apa yang dilakukannya?

Rehano_Devaro · Realista
Classificações insuficientes
147 Chs

Panjangnya Jalan yang Harus Dilalui

Pagi belum datang ketika Hanjo turun dari mobil. Halaman depan bandara masih berkabut. Tapi bandara sudah hidup. Silih berganti mobil berhenti menurunkan penumpang.

Karim menurunkan travel bag. Menghela pegangannya lalu menyodorkan pada Hanjo.

"Berapa lama di sana Bos?" tanyanya.

"Belum tahu. Mau balik nanti aku telpon kamu."

Karim mengangguk. Menunggu bosnya berjalan menghela travel bag, Karim bergegas kembali ke mobil.

Hanjo meneruskan langkah ke ruang tunggu. Ruangan terminal bandara sudah ramai. Umunya dengan tujuan keberangkatan. Sebagian besar membawa tas atau travel bag.

Sampai di deretan kursi ruang tunggu, Hanjo mengedarkan pandangan. Tidak tampak yang dicari. Dilihatnya dengan lebih teliti. Memang tidak ada. Mungkin belum sampai dia. Hanjo duduk.

Hanjo membuka HP. Membaca email. Sudah ada email dari Sarita yang mengirimkan tiket yang dipesanya secara online. Dua tiket.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com