webnovel

Pemakaman

"Dengan kesedihan yang mendalam, Raja Samael telah mengumumkan kematian Mantan Raja tercinta Inggris, Yang Mulia Sean David..."

"Dilansir dari Independent, Jumat, 9 April seminggu yang lalu, Raja Sean sempat dirawat di Rumah Sakit Victoria di pusat kota London, Inggris untuk melakukan operasi jantung."

"Prosedur jantung yang dijalani berjalan lancar, tapi kesehatannya memburuk kembali pada tanggal 16 April, sampai akhirnya hari ini, 22 April 2020, Raja Sean telah dikonfirmasi menutup mata selamanya."

"Berkabungnya para bangsawan tengah terjadi pada saat ini, dan beberapa pejabat tinggi Negara juga datang untuk menyatakan belasungkawa mereka."

.

.

.

Media masihlah media, kematian atau apalah, selama itu panas, mereka akan terus membuat api yang lebih kuat dan besar !!!

Ngomong-ngomong, mengikuti pada aturan Kerajaan Inggris, saat anggota senior seperti Raja itu meninggal Dunia, maka Penjaga Inggris, Pemimpin Keluarga Duodere akan diberitahu tentang berita kepergian seorang bangsawan ini terlebih dahulu.

Kemudian atas dasar ini, Keluarga Duodere akan membuat seluruh media diberitahu informasi mengenai kematian tersebut.

Pengumuman besar ini biasanya disampaikan ke kantor berita perkumpulan media massa, sehingga seluruh dunia dapat menginformasikan secara bersamaan.

Jika seorang bangsawan senior meninggal dunia pada malam hari, pengumuman tersebut akan dilaporkan pada pukul delapan pagi.

Tapi sekarang, ada manipulasi berita dari Duodere itu sendiri, jadi kematian Raja Sean di Dunia terjadi pada tanggal 22 April 2020, pukul 07:20 karena penyakit jantung!

Hanya Kakek Henry dan Samusiel yang tahu kebenarannya, karena keduanya sepakat, dan keduanya melakukan ini semua hanya demi Inggris!

Saat para media terus menggembor-gemborkan berita, saat ini di aula luas tempat berkabung itu, sudah terlihat anggota militer berpangkat tinggi yang mengangkat peti mati Raja Tua itu.

Pemakaman ini akan berlangsung di Kapel St. George, Kastil Windsor, Berkshire.

Dan ketika warga Inggris berduka atas kematian seorang bangsawan senior, semua orang diwajibkan mengenakan pakaian serba hitam.

Kemudian, anggota parlemen tingkat tinggi akan mengenakan ban lengan berwarna hitam, termasuk Samael sendiri.

Panduan lain yang dilakukan setelah kematian bangsawan senior ini atas National Assosiation of Civic Officers (NACO), yaitu antara lain seperti pembatalan dan penjadwalan ulang acara, mengibarkan bendera Negara setengah tiang, mengheningkan cipta, dan menetapkan area tabur bunga untuk masyarakat umum.

Dan Samael saat ini di posisi paling belakang dengan Sophie disampingnya yang memegang tangannya hanya diam-diam menatap kepergian peti mati itu.

"Apakah Yang Mulia, sedih?"

"....Sedih, kah? Mungkin Ya, mungkin juga tidak." Samael mempererat genggamannya dan berkata: "Tapi lebih baik mengatakan aku sedikit membenci kepergiannya."

Bukan karena apa, tapi setelah kepergian Raja Tua ini, Samael dan Inggris diperkirakan akan memasuki masa berkabung yang berarti segala urusan kenegaraan akan dihentikan sementara.

Periode ini kemungkinan besar berlangsung selama delapan hari, sementara periode berkabung kerajaan selanjutnya....bisa saja ini berlangsung selama 30 hari dengan penangguhan seluruh tugas !!!

Bagi Inggris, tidak, bagi Samael pribadi, ini sangat tidak bisa diterima !!!

Katakan dia egois dan tidak mengerti hati manusia, tapi pikirkanlah, rencana yang sudah disiapkan dengan baik tiba-tiba harus di reschedule?

Banyak perjanjian dengan kabinet lain dan pertemuan penting dengan petinggi lain masih harus ditunda...

Bagaimana bisa dia tidak kesal? Tapi apa daya, dia masih harus mengikuti tradisi.

"Sebelumnya, Mantan suami kami mengatakan ingin mengadakan pemakaman yang sederhana." Suara ini tiba-tiba membuat Samael dan Sophie menoleh kesamping.

Disana sosok Victoria muncul dengan tudung tipis hitam yang menutupi wajahnya. Namun jelas, tidak ada kesedihan di matanya...

"Lalu apa yang kau lakukan?" tanya Samael sederhana.

"Acara pemakaman seperti itu tidak mungkin. Upacara dan adat istiadat kerajaan akan tetap dilaksanakan. Tentu saja ini juga termasuk pemakaman militer, secara Mantan suamiku masihlah veteran Angkatan Laut Kerajaan."

"....Ahhh, pantas saja. Sebagian besar Raja Inggris akan dimakamkan di Westminster Abbey atau di St George's Chapel. Tapi karena junjungan militer, kemungkinan besar dia akan dimakamkan di Kapel St. George, Kastil Windsor, Berkshire."

Samael tidak mengatakan apa-apa lagi dan dia dengan menggenggam tangan Sophie, pergi meninggalkan Victoria.

Jika dia mengambil tangan Victoria sekarang, itu sama saja dengan dia menghina mayat dan juga tradisi Inggris!

––––––

Acara saat ini berlalu dengan lancar, seperti pembacaan ayat suci, dan juga persembahan karangan bunga dari warga Inggris sebelum penguburan...

Sekarang, peti mati sudah siap diturunkan ke dalam tanah dengan lusinan tentara dan ksatria pangkat tinggi yang membawa jasad itu.

Di posisi pertama, jelas terlihat wajah Samael dan Sophie, lalu Kakek Henry dan Nenek Haura yang meneteskan air matanya, disertai oleh keluarga Samael lainnya.

Lalu dilanjut oleh bangsawan dan militer tingkat super tinggi lainnya, sebelum akhirnya para duta luar negeri dari Negara lain.

Bang! Bang! Bang! ....

Wunggg....

Suara tembakan terdengar dengan nyanyian dari para pemuka Gereja disana, dan akhirnya, peti mati diturunkan dengan hormat dari semua orang disana.

Samael melihat semua ini dengan ekspresi yang tenang, tapi di mata media, dia hanya bisa menunjukkan kesedihan samar agar tidak dikira sebagai monster!

Pemakaman berjalan dengan sukses, dan akhirnya, Samael maju dan seorang militer disana memberikan taburan bunga kepadanya.

Samael menerimanya, lalu menaburkan bunga itu ke tanah tempat Raja Sean dimakamkan dengan bisikan: "Paling tidak aku masih menghormatimu, Raja Tua."

Lalu giliran Sophie, diikuti Kakek Henry yang sedikit stagnan saat akan mengaburkan bunga itu.

"....Saudaraku....tidak, tidak perlu lagi. Selamat jalan, Hahaha...Sayang sekali aku tidak bisa membantumu merokok untuk terakhir kalinya."

Pada akhirnya selain memberikan bunga tabur, Kakek Henry memberikan rokok ke samping batu nisan Raja Tua itu, dan seolah dia ditepuk dari belakang...

Kakek Henry hanya bisa tersenyum pahit dan menyalakan korek api kesamping, dimana di mata Samael, dia melihat arwah Raja Tua itu yang menerima api dari korek ke rokok terakhir dari sahabatnya ini.

Melihat ini, Samael hanya berbisik: "Sahabat, kah. Sayangnya aku belum menemukan satu di Dunia ini."

Próximo capítulo