Sore hari, setelah jam sekolah berakhir.
Seperti rencana, Satou membuntuti Harusaki secara diam-diam. Ditemani oleh tiga teman kelasnya, Harusaki berjalan dengan mereka menuju sebuah mall.
Satu jam berlalu dan semua berjalan normal, mereka berbelanja dan berkeliling tanpa ada hal yang aneh. Satou berpikir bahwa firasatnya salah, tapi dia tetap bersih kukuh untuk mengikuti mereka, setidaknya sampai Harusaki pulang kerumahnya dengan aman.
Harusaki dan ketiga temannya segera keluar dari mall. Dengan senyum lebar harusaki berkata; "Teman-teman, hari ini sangat menyenangkan. Terimakasih telah mengajakku berbelanja, kalau begitu aku akan pulang."
Harusaki berkata sambil membungkuk ke arah teman-temannya, tapi saat ia ingin berbalik. Tiba-tiba dia dihentikan oleh temannya; "Hei, bukankah hal ini terlalu cepat?" Kata teman wanita yang ada di depannya.
"Benar. Harusaki tidak menyenangkan."
"Luangkan sedikit waktumu, please~"
Yang lain mulai menimpali. Harusaki sedikit ragu-ragu, hari telah berubah malam dan dia harus segera pulang, tapi teman-temannya masih ingin mengajaknya pergi. 'Apa yang harus aku lakukan?' Harusaki merasa bingung.
"Setidaknya ikut kita kesuatu tempat. Hanya sebentar saja, aku mohon~"
Temannya berkata sekali lagi, sifat penurut Harusaki mulai kumat. Dia mengangguk dengan ragu-ragu sambil tersenyum canggung.
"Bagus, kalau begitu ayo ikut kita!"
Tangan Harusaki segera ditarik oleh temannya.
---
"Teman-teman, kenapa kita berjalan ke gang sempit ini?"
Harusaki merasa bingung. Teman-temannya berkata bahwa mereka akan membawanya ke tempat yang menarik, tapi kenapa malah membawanya ke gang sempit ini?
"Uh... Ini jalan pintas!"
"Benar, jalan pintas hehe~"
Teman-temannya menjawab dengan segera. Tapi nada mereka tak setenang sebelumnya, seakan-akan ada suatu hal yang mereka coba tutupi.
"Eh... Ok..." Harusaki mengangguk pelan.
Tapi saat itu tiba-tiba dia mendengar sebuah tawa seorang pria dari kejauhan.
Suara tawa itu semakin terdengar jelas, dan seorang pria dengan rambut dicat serta perawakan kurus muncul.
"Bagus sekali. Kalian telah menepati janji kalian dengan baik."
Pria itu tak lain adalah Tanuma! Terlebih lagi dia membawa beberapa pria di belakangnya.
(Gambar Tanuma: Lihat di komen paragraf.)
Tanuma mendekat ke arah Harusaki.
Disisi lain, Harusaki mulai merasa takut. 'Teman-teman?' dia menoleh ke arah teman-temannya, tapi mereka telah menghilang! Saat ini dia tahu bahwa dirinya telah dijebak!
"A-Aku akan pergi!"
Kata Harusaki dengan cepat. Dia membalikan punggungnya dan segera ingin berlari pergi. Tapi lengannya telah dipegang oleh Tanuma.
"Hei-hei, jangan terburu-buru." Kata Tanuma dengan senyum mesum.
"S-Seseorang tolong!"
Harusaki segera berteriak keras dengan seluruh tenaganya. Saat ini dia terlihat ingin menangis, rasa takut terlihat jelas di wajahnya.
"Hahaha! Tidak akan ada orang yang men-" Sebelum Tanuma menyelesaikan perkataannya. Sebuah tendangan keras mengenai perutnya, tubuh kurusnya mulai terpelanting ke arah belakang! Erangan rasa sakit terdengar keras dari gang tersebut.
"Bangsat kau..."
Sebuah suara serak penuh niat membunuh terdengar di telinga Tanuma.
Sambil menahan rasa sakit yang hebat, Tanuma melihat ke arah orang yang menyerangnya barusan. Matanya mulai melebar dan ekspresi kebencian pun muncul di wajahnya "Satou..." Gumam tanuma dengan suara rendah.
Benar, pria yang menyerangnya barusan tak lain adalah Satou! Pria yang selama ini menghambatnya untuk mendekati Harusaki.
Disisi lain, tangan Satou mulai terkepal erat. Otot lengannya mulai mengembung dan urat-urat pun muncul.
Jika kepalan tangannya mengenai orang, dapat di pastikan gigi mereka akan rontok karena pukulan Satou!
"S-Serang pria itu!"
Tanuma berkata keras sambil memerintahkan anak buah yang telah ia bawa.
Pertarungan antara geng Tanuma melawan Satou pun tak bisa dihindari.