162 “Jangan mendekat atau aku akan teriak!”

Sungguh sangat mengesalkan, setelah langkah kecil itu capek-capek menyusuri jalan ke toilet yang ada di lantai dua, ia malah mendapati kalau pintu itu tertutup. Sudah berkali-kali Devan mencoba untuk membukanya sampai-sampai telapak tangannya yang hanya berakhir memerah, namun pintu itu juga tak bisa terbuka.

Devan pun menggaruk belakang lehernya yang tak gatal. Ia merasa heran, jika salah satu toilet rusak, kenapa yang di tutup malah pintu utama alih-alih biliknya yang bermasalah. Tak mungkin jika semua toilet tak bisa di gunakan, kan? Lagipula, tak ada tulisan untuk larangan masuk yang tertempel di pintu. Menyelinap ke toilet wanita tak mungkin untuk Devan lakukan, ia bisa saja di tuduh sebagai pria mesum nantinya.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com

avataravatar
Próximo capítulo