Arsoni segera meninggalkan Andri. Langkahnya tergesa seperti sedang dikejar sesuatu. Bahkan panggilan dari Andri saja tidak digubrisnya.
Setelah mendapat pesan, wajah Arsoni berubah tegang. Aliran darahnya tidak terpasok sempurna ke wajahnya. Membuat putih pucat seperti mayat.
[Kau bawa Sandra ke mana lagi? Masa antar anak sekolah belum pulang juga.]
Bunyi pesan dari Brisia menari-nari dalam benaknya. Tanpa menjawab pertanyaan Mamanya, dia langsung mengambil mobil dan melajukan ke tempat terakhir kali dia mengikuti orang yang mirip Sandra.
Perasaannya tidak enak. Dia meyakinkan kalau itu adalah Sandra. Jadi Sandra sama siapa sekarang? Apa baik-baik saja?
Berbagai pertanyaan muncul di benak Arsoni.
"Kau di mana Sandra. Astaga, seharusnya aku mengikutimu tadi. Rapat sialan, membuatku pusing setengah mati."
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com