webnovel

Astral : Seed of Chaos

Datangnya Era Mistral menyisakan banyak masalah bagi dunia. ketika kesenjangan antara yang kuat dan lemah semakin jauh, diskriminasi terhadap kaum lemah semakin kuat membuat pemerintah terpaksa meluncurkan pendidikan terhadap para calon Mistral yang baru. Akademi Mistral mulai diberlakukan di seluruh dunia. Setiap Akademi menjadi tempat pembelajaran elit bagi bibit-bibit muda yang unggul. Ronald, seseorang yang tak berbakat dalam Astral namun memiliki impian menjadi seorang Mistral terkuat bertemu dengan Zio, kucing aneh yang sangat sombong. Ronald bersama teman-temannya akan memulai perjalanan mereka dengan berjuang untuk memasuki Akademi Mistral Vandrechia. Dia akan bertemu dengan berbagai orang berbakat lainnya. Bersaing dan memperebutkan tempat pertama. Mengikuti lomba yang mewakili kelas bahkan sekolah dan negara. Tentu saja, ia juga akan tersandung dengan organisasi teroris yang sangat berbahaya. Ini adalah kisah pertumbuhan Ronald dan bermunculannya bibit kekacauan di seluruh dunia.

Agis_Z99 · Fantasia
Classificações insuficientes
200 Chs

Berlatih lagi

Sebelum menguji kekuatannya yang sekarang, Ronald terlebih dahulu membersihkan tubuhnya. Bagaimana pun bau busuk Ronald cium sangat mengganggu.

Sesampainya di kamar mandi, Ronald membuka bajunya dan ia sedikit terkejut dengan tubuhnya. Ronald melihat tubuhnya lebih atletis dibanding sebelumnya. Bukan hanya itu ia merasa kadar lemak dalam tubuh menipis hingga batasnya.

"Api itu sepertinya membakar lemakku," gumam Ronald pendek.

[Bukan hanya itu saja bodoh. Statistik fisikmu sekarang sudah meningkat. Kekuatan fisikmu rata-rata Mistral tahap pemula sekarang.] Suara Zio dalam kepalanya terdengar.

Ronald mengangguk paham. Kekuatan fisiknya meningkat, ia dapat merasakan itu. Namun, Ronald sendiri yakin kekuatan astralnya lah yang meningkat paling banyak. Sayangnya, Ronald tak bisa mengujinya sekarang karena khawatir rumahnya akan terbakar.

Ronald menyalakan shower membiarkan butiran-butiran air membasahi tubuhnya. Air tersebut mengalir membasahi setiap jengkal tubuhnya. Ronald memejamkan mata sembari merasakan sensasi dingin yang nyaman, apalagi setelah merasakan panas yang membara.

Segala rasa lelah serasa hilang. Keringat yang menjijikan lenyap terbasuh air. Hal ini membuat tubuh Ronald dipenuhi kesegaran.

Ronald menggosokkan sabunnya pada seluruh tubuhnya dengan teliti. Lalu ia memakai sampo. Lantas menggosok rambutnya dengan lembut. Ia memijat-mijat kepalanya secara halus. Kemudian ia membiarkan aliran air menghanyutkan sampo dan sabun pada tubuhnya.

Ronald menutup shower kembali, lalu ia mengambil handuk dan mengeringkan tubuhnya. Di depan wastafel ia menggunakan sabun cuci muka dan sikat gigi sebagai sentuhan terakhir.

Setelah selesai mandi, Ronald mengganti bajunya dengan baju santai lalu membaringkan tubuhnya diatas kasur. Sangat nyaman baginya untuk tidur sekarang apalagi setelah bermeditasi dan mandi yang membuat tubuhnya segar. Ronald berencana untuk menguji kekuatannya besok, sembari kembali ke tempat Guru Zhao Lee.

***

Pada sebuah padang rumput yang hijau. Di atas sebuah bukit dimana pemandangan dapat terlihat secara langsung. Angin sepoi-sepoi menggoyangkan dedaunan dan rerumputan. Burung-burung kecil berkicau merdu.

Pada tempat itu dua orang manusia saling berhadap-hadapan. Mereka berdua memasang kuda-kuda dengan wajah serius.

Orang pertama adalah seorang remaja pria yang memakai jaket tanpa lengan dan celana training panjang tanpa alas kaki.

Orang kedua adalah seorang gadis blus bergaya qipao tanpa lengan berwarna biru dan celana merah panjang serta sebuah sandal yang terbuat dari kayu.

Secara alami, mereka berdua adalah Ronald dan Xiao Ning'er.

Waktu telah berlalu dengan cepat. 7 bulan lalu, Ronald secara nonformal lulus dari sekolahnya. Bisa dibilang dia dan teman-temannya lulus lebih awal, mereka hanya perlu mengikuti kelulusan saja.

Setelah itu Ronald menghabiskan sebulan di bawah pengawasan Guru Zhao Lee dan Xiao Ning'er. Pelatihan yang sangat sulit mengingat saat itu adalah pelatihan pertamanya secara profesional. Walaupun begitu, dengan usaha yang keras Ronald berhasil melewatinya dengan baik.

Sebuah kabar buruk muncul saat itu, disampaikan bahwa adik kesayangannya Miura menghilang. Itu sangat membuat Ronald merasa panik, sekaligus gelisah. Dibantu teman-temannya ia menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi. Sungguh beruntung bahwa petunjuk ditemukan. Para guardian mengintrogasi mereka, meski pada akhirnya Ronald dibantu para Guardian.

Namun, Operasi menyelamatkan Miura dari tangan sekte Cthullu, pihak yang menculik Adik Ronald, gagal.

Pada titik itu Ronald terluka. Ia menyadari bahwa dirinya masih lemah. Akhirnya Ronald pergi ke Vandrechia pusat untuk mengunjungi Asosiasi Mistral cabang Vandrechia. Disana akhirnya ia bertemu dengan Zack.

Ronald kekurangan poin kontribusi pada saat itu, Zack menawarkan sebuah cara untuk mengumpulkan poin kontribusi. Satu bulan, Ronald habiskan untuk bertarung di Red 46 Area. Disana Ronald mengasah insting bertarung serta ketajaman gerakan.

Sekali lagi, Ronald gagal mencapai tujuannya. Ia gagal memenangkan pertandingannya yang ke 31 melawan Samurai Bee.

Untungnya Nina Storm, kakak dari Zack memberikan dia pinjaman. Singkat cerita Ronald mendapatkan Burning Soul Pill. Dengan itu Ronald mengonsumsi pil itu akhirnya ia tumbuh lebih kuat.

Setelah itu ia habiskan sisa waktunya sampai sekarang dengan berlatih bersama Xiao Ning'er.

Kembali pada saat sekarang.

"Apa kau siap?" tanya Xiao Ning'er.

"Ya," jawab Ronald singkat.

Satu detik kemudian kedua orang itu melesat tinggi dan beradu pukulan. Xiao Ning'er saat ini menekan kekuatannya jadi statistiknya tidak berbeda terlalu jauh dengan Ronald.

Gelombang udara menyebar akibat dari dua kepalan tangan yang bertabrakan. Tidak berhenti disana, Ronald dan Xiao Ning'er juga beradu tendangan, sikut, dan lainnya. Gerakan mereka sama persis sehingga mampu membuat kagum akan efek visual yang dihasilkan.

Setelah beradu serangan yang sama persis, mereka berdua melompat mundur secara bersamaan.

Ronald menghirup udara sebanyak-banyaknya lalu menghembuskan api biru dari mulutnya sedangkan Ning'er menghembuskan asap putih yang jelas-jelas mengandung suhu yang sangat dingin.

Asap serta api tersebut beradu dalam waktu singkat. Awalnya mereka seimbang, namun es mulai tumbuh dari rerumputan yang terkena asap putih. Es tersebut semakin besar dan semakin banyak. Mereka menyebar semakin menyudutkan api biru Ronald.

Ronald yang melihat hal tersebut segera meningkatkan suhu apinya sehingga mencairkan es-es yang tumbuh.

Beberapa nafas kemudian serangan keduanya berakhir. Tidak ada pemenang yang muncul dari adu kekuatan antara api biru dan es tadi. Tetapi pertarungan belum berakhir.

Xiao Ning'er segera membentuk es-es tajam dari udara hampa disekitarnya kemudian ia tembakan ke arah Ronald. Di lain pihak, Ronald yang merasakan serangan Xiao Ning'er segera berlarian dengan lincah menghindari tembakan es Ning'er.

Ning'er tersenyum tipis melihat Ronald mampu menghindari serangannya.

"Belum cukup. Aku akan meningkatkan seranganku," ucapnya pelan.

Sedetik kemudian Xiao Ning'er meluncur, ia menciptakan jalur es di depannya lalu meluncur dengan cepat ke arah Ronald seraya menembakan es tajam padanya. Setiap es tajam yang Ning'er tembakan juga terlihat dikendalikan sepenuhnya sehingga lintasan tembakannya tidak hanya lurus tetapi berbelok.

Kesulitan Ronald untuk menghindari serangan bertambah ketika lintasan tembak es tajam Ning'er semakin sulit diprediksi. Apalagi dengan Ning'er yang dengan cepat mendekatinya, rasanya sulit bagi Ronald untuk menghindari pertarungan jarak dekat.

Ronald melompat, ia berdiri secara terbalik lalu mengeluarkan api dari ujung kakinya.

"Zio : Tarian bunga api."

Lantas, ia memutar tubuhnya dan menggunakan api pada kakinya untuk melelehkan seluruh es yang menyerangnya.

Setelah mencairkan es yang menyerangnya barulah Ronald berhenti. Ia kembali pada posisi tubuh normal.

Sementara itu, Xiao Ning'er menciptakan bola putih yang menyimpan mana yang cukup besar.

"Xiaobai : ledakan es," ucapnya tanpa emosi.

Ronald dapat merasakan bahaya pada serangan Ning'er. Bulu kuduknya agak merinding. Oleh karena itu, ia mengangkat tangannya ke atas. Mulutnya terbuka mengucapkan, "Matahari biru!" Sekilas sebuah bola api berwarna biru muncul diatas telapak tangannya. Bola api itu membesar sampai ukuran diameter 3 meter.

"Kompres," ucap Ronald berbarengan dengan itu ia mengecilkan bola matahari biru.

Tanpa aba-aba, ia kemudian melempar bola api itu pada bola es Ning'er. Setelahnya, Ronald langsung berlari menjauh. Ia menebak dampak jurus Ning'er dan dirinya akan sangat besar sehingga Ronald harus menjauh hingga jarak aman.

Benar saja, setelah bola es dan matahari biru milik kedua orang itu beradu. Ledakan cahaya muncul membutakan visual Ronald dan Ning'er. Kemudian, suara ledakan yang keras masuk pada indra pendengaran Ronald. Bukan hanya itu, Ronald dapat merasakan kekacauan mana pada area disekitar bola es dab matahari biru.

Perlahan cahaya menghilang. Ronald membuka matanya perlahan. Ia melihat dengan mata kosong pada area yang terkena dampak ledakan. Sekitar 40 persen dari area yang terkena ledakan menjadi beku sementara 60 persen sisanya bekas hangus. Area ledakan itu berbentuk lingkaran dengan diameter 7 meter dan kedalaman 2 meter.

Di lihat dari dampaknya, serangan Ronald jelas lebih unggul.