webnovel

Ardiansyah: Raja dari Neraka

Dunia yang kalian semua kenal telah lama hancur, teman dan keluarga kalian kini entah bertamasya di Surga atau membusuk di Neraka. Namun bagi yang terpilih, Sang Pencipta telah membangunkan Dunia baru untuk mereka yang di dasarkan atas sihir dan sains. Dunia yang diisi oleh tiga bangsa, dengan rumah dan tubuh yang berbeda. Ilmuan cerdas di Angkasa, pengrajin kreatif di Daratan, serta seniman yang bermandikan keindahan di Lautan. Kisah Dunia baru ini terlalu panjang untuk kuceritakan dalam satu kali pertemuan. Jadi untukmu temanku, akan kubagi mereka menjadi beberapa bagian. Part 1: Prologue (Vol 1 & 2) Takdir Amartya untuk menjadi raja atas Bumi ini sudahlah ditetapkan. Demi mengagungkan kelahirannya, Sang Pencipta mengalirkan api neraka di dalam darahnya. Namun hatinya jatuh cacat sebagai bayarannya, dan satu-satunya yang bisa menyempurnakannya hanyalah seorang gadis es, dengan kunci di hatinya. Part 2: A Party of 8 (Vol 3 - 7) Makhluk-makhluk nista datang mencemari Daratan, dan atas nama kemurnian tanah suci ini, Mereka yang Abadi mengumpulkan prajurit-prajurit terbaik dari generasi termuda. Manggala dan rekan-rekannya harus bisa menghadapi tantangan ini, dan menyelamatkan apa yang berhak diselamatkan. Part 3: Throne of the Ocean (Vol 8 - 10) (Warning 18+ only) Perang tiada akhir terus melanda seisi Samudra, yang sudah teramat ganas dari detik dirinya dilahirkan. Gumara yang ditinggalkan keluarganya terpaksa mengemban tanggung jawab untuk bangkit, dan kembali membangun kejayaan itu atas nama sang pembawa ular. Dunia ini dipenuhi aturan yang nista, namun bukan berarti kita harus tenggelam di dalamnya.

PolarMuttaqin · Fantasia
Classificações insuficientes
413 Chs

Chapter 21: Intrusion

Oleh: Manggala Kaukseya

"Dak jangan lupa dikubur lagi ruangan kita, biar gak ada Suanggi tiba-tiba masuk terus ngambilin barang kita ataupun ngerecokin tubuh asli kita."

"Dimengerti, tuan."

Dengan pakaian terpasang rapih, perlengkapan yang lengkap dan persenjataan yang matang, kami ber-8 beranjak keluar dari ruang pengintaian kami dan berjalan menuju gerbang kota besar Uhndak Gurun.

"Apa tak apa kita asal masuk begitu saja?"

"Seharusnya tak apa, dari sejauh yang kita tahu para Uhndak tak bermusuhan antar satu sama lain, jadi mereka tak akan menghalau kita masuk ke dalam."

"Baiklah…"

Kami semua berjalan dalam barisan. Begitu sampai ke gerbang kota, disana terdapat 2 Uhndak Gurun yang berdiri pada masing-masing sisi gerbang dengan tombak di tangan mereka.

Fakta bahwa mereka memiliki penjaga gerbang bukankah berarti mereka melindungi akses ke kota ini dari sesuatu? Akankah mereka malah menjegat kita sebelum masuk ke dalam?

"Gimana ni Mang?"

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com