Dengan Shalana sebagai pemandu, kedua Pelukis itu pun berjalan semakin dalam ke tengah Umanacca, walau tentunya kucing itu tak akan langsung membawa mereka ke tempat di mana Ibunda Zoastria berada, semenjak beliau tak memintanya untuk melakukan demikian.
"Yang Mulia… tempat ini benar-benar tak seperti apa yang kubayangkan."
Baik Costancia maupun Gumara, mereka terus meliarkan mata mereka bersama dengan tiap langkahnya. Walau tak dipenuhi karya seni yang terpahat dengan terampil, seisi hutan ini dipenuhi keindahan alam yang menjadi daya tarik tersendiri di mata seorang seniman.
"Memangnya serperti apa yang kamu bayangkan?"
Gumara cukup tertarik dengan perkataan permaisurinya itu.
"Entahlah, aku sudah tak lagi ingat, tapi yang jelas seisi area ini… amat menakjubkan."
Gadis itu tersenyum pada Gumara, menggambarkan dengan manis kegembiraan di wajahnya.
"Ya… aku bisa setuju soal itu."
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com