Oleh: Polar Muttaqin
Ketiga orang itu mungkin terlindungi oleh api Phoenix, akan tetapi rekan-rekan di bawah mereka terus menerima hujan yang kian derasnya memakan korban-korban mereka. Asap dan ledakan di mana-mana, begitu pula dengan darah yang bermuncratan serta tertarik kedalam portal.
"Amira, kamu bisa mulai."
Lavanya mulai memunculkan meriam phoenixnya, seandi-andai ia perlu menggunakannya untuk menyelamatkan diri mereka dari apapun itu yang mungkin muncul di tengah-tengah kandang ini.
"Baik, sebentar ya…"
Amira pun memanggil tongkatnya dari cincin di jemari kanannya, dan senjata itu keluar dengan 2 ratna yang bersinar terang tertempel pada ornamen bunga lily yang terpahat di atasnya.
Baik mata maupun senjata Amira, keduanya memancarkan cahaya sian yang kian benderang menyilaukan.
Bersamanya, kaki tiap artileri yang bernaung di tembok bawah mulai dipenuhi oleh kabut dingin yang mengebul begitu pekat, dibumbui gemerlap kristal es yang mulai memadat.
[Sihir Es]
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com