webnovel

Ardiansyah: Raja dari Neraka

Dunia yang kalian semua kenal telah lama hancur, teman dan keluarga kalian kini entah bertamasya di Surga atau membusuk di Neraka. Namun bagi yang terpilih, Sang Pencipta telah membangunkan Dunia baru untuk mereka yang di dasarkan atas sihir dan sains. Dunia yang diisi oleh tiga bangsa, dengan rumah dan tubuh yang berbeda. Ilmuan cerdas di Angkasa, pengrajin kreatif di Daratan, serta seniman yang bermandikan keindahan di Lautan. Kisah Dunia baru ini terlalu panjang untuk kuceritakan dalam satu kali pertemuan. Jadi untukmu temanku, akan kubagi mereka menjadi beberapa bagian. Part 1: Prologue (Vol 1 & 2) Takdir Amartya untuk menjadi raja atas Bumi ini sudahlah ditetapkan. Demi mengagungkan kelahirannya, Sang Pencipta mengalirkan api neraka di dalam darahnya. Namun hatinya jatuh cacat sebagai bayarannya, dan satu-satunya yang bisa menyempurnakannya hanyalah seorang gadis es, dengan kunci di hatinya. Part 2: A Party of 8 (Vol 3 - 7) Makhluk-makhluk nista datang mencemari Daratan, dan atas nama kemurnian tanah suci ini, Mereka yang Abadi mengumpulkan prajurit-prajurit terbaik dari generasi termuda. Manggala dan rekan-rekannya harus bisa menghadapi tantangan ini, dan menyelamatkan apa yang berhak diselamatkan. Part 3: Throne of the Ocean (Vol 8 - 10) (Warning 18+ only) Perang tiada akhir terus melanda seisi Samudra, yang sudah teramat ganas dari detik dirinya dilahirkan. Gumara yang ditinggalkan keluarganya terpaksa mengemban tanggung jawab untuk bangkit, dan kembali membangun kejayaan itu atas nama sang pembawa ular. Dunia ini dipenuhi aturan yang nista, namun bukan berarti kita harus tenggelam di dalamnya.

PolarMuttaqin · Fantasia
Classificações insuficientes
413 Chs

Chapter 12: Clearing the Threats

Oleh: Polar Muttaqin

Ketiga orang itu mungkin terlindungi oleh api Phoenix, akan tetapi rekan-rekan di bawah mereka terus menerima hujan yang kian derasnya memakan korban-korban mereka. Asap dan ledakan di mana-mana, begitu pula dengan darah yang bermuncratan serta tertarik kedalam portal.

"Amira, kamu bisa mulai."

Lavanya mulai memunculkan meriam phoenixnya, seandi-andai ia perlu menggunakannya untuk menyelamatkan diri mereka dari apapun itu yang mungkin muncul di tengah-tengah kandang ini.

"Baik, sebentar ya…"

Amira pun memanggil tongkatnya dari cincin di jemari kanannya, dan senjata itu keluar dengan 2 ratna yang bersinar terang tertempel pada ornamen bunga lily yang terpahat di atasnya.

Baik mata maupun senjata Amira, keduanya memancarkan cahaya sian yang kian benderang menyilaukan.

Bersamanya, kaki tiap artileri yang bernaung di tembok bawah mulai dipenuhi oleh kabut dingin yang mengebul begitu pekat, dibumbui gemerlap kristal es yang mulai memadat.

[Sihir Es]

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com