"A light for turn ...."
[ANGELIC DEVIL: The Crown]
DEG
"SEMUANYA TAHAN DI TEMPAT!"
KACRAK! KACRAK! KACRAK! KACRAK! KACRAK! KACRAK!
Merasakan aura membunuh itu, para cluster yang menyamar sebagai bodyguard dan pelayan pun keluar. Mereka mendekat dengan senjata glock masing-masing, sepenuhnya paham sang majikan tidak aman dari tamu kali ini.
"Apa? Oh ... jadi begini cara mainnya? Kalian terhormat sekali," kata Mile seraya mengangkat tangan. Dia ditodong belasan cluster yang berjaga dalam rumah. Lalu menatap Paing lurus-lurus. "So, jawabannya kita diskusi? Bisa. Kurasa memang perlu sebelum keluarga berkumpul." Imbuhnya, barulah duduk kembali.
Paing sendiri melarang para cluster menyerang. Mereka pun mundur dan tetap siaga sambil bertugas mengelapi perabotan, melempari aquarium dengan pakan ikan, atau gabung lagi di barisan pintu depan.
"Hahh ...."
Brugh!
"Apo?!"
Tubuh Apo kini merosot perlahan. Omega itu tak bisa lagi menopang badan. Sepenuhnya lelah. Dan energinya terkuras karena dipaksa patuh. Untung Paing sigap untuk mengangkatnya dalam gendongan. Sang mate pun merebahkan Apo di sofa panjang. Langsung tidur, sementara Paing duduk di sebelahnya.
Itu benar-benar tingkat yang berbeda dari penaklukan. Karena tanpa bonding Alpha hanya melumpuhkan beberapa menit. Menyumbat indra, tapi Paing mampu membuat Apo menjadi pangeran mimpi. Omega itu juga napas kembang kempis sangat tenang. Dia seperti lupa pernah memberontak. Sementara triplets sudah diamankan para babysitter ke belakang.
"Aku ingat Apo sempat bilang kau sudah berubah," kata Paing. "Mengundangnya pulang, rehab dari trauma, dan lain-lain ... lalu kenapa mendadak kemari? Jangan membuat kepanikan atau melibatkan dia lagi. Ini hanya antara kau dan aku saja."
Mile tampak kesal pancingannya tidak berhasil. Cara halusnya kemarin gagal, cara provokatif yang barusan gagal, dan yang tersisa memang diskusi. "Baiklah. Bagus juga kalau begitu."
Prakh! Prakh!
Tiba-tiba dua glock dilempar Mile dari sakunya ke meja. Alpha itu seolah menunjukkan dia bermain sportif, padahal paham Paing bisa menyembelihnya kapan pun di tempat ini.
"...."
"Oke, pertama-tama biar kuluruskan dulu," kata Mile. "Itu pun kalau kau peduli reputasi keluarga, Takhon. Jadi biar kuberi jalan sedikit."
Paing pun mendengus pelan. "Jalan, kau bilang?"
"Ya, dan Apo harus pulang ke tempatku," kata Mile. ".... toh kau sudah meng-klaim dirinya kan? Tidak puas? Kurang jelas apa aku bilang takkan menceraikan dia."
Tatapan Paing kini pun ikut menggelap. "Apa kau pernah peduli harga dirinya?" tanyanya. "Apo bukan seseorang yang pantas kau perlakukan seperti itu."
Mile justru terlihat geram. "Apa kau sendiri peduli?" balasnya. "Sampai bonding dengan istri orang lain. Kurang benar apa aku menyebutnya lacur? Bukti ada, bukan? Atau jangan-jangan Apo pun hamil anakmu."
DEG
"...."
"Jadi, benar?" kata Mile. Kemudian menyeringai tipis. "Dan sejujurnya aku kecewa dua hal. Pertama, ini dilakukan Alpha yang bilang takkan mengganggu. Dan kedua, Apo menuduhku andil dalam usaha pembunuhanmu."
"Aku sudah tahu kau tidak melakukannya."
"Tapi akan kubunuh kau, kalau kau merebut posisiku."
Paing tidak pernah mengalihkan mata dari Alpha di depannya itu. Yang dia lihat memang lelaki yang lebih muda. Emosional, tapi punya sisi pengendali situasi dalam kepalanya. "Kuakui kau dan Nadech memakai Amaara begitu baik," katanya. "Aku sebenarnya kasihan dengan Omega itu. Tapi, ya sudahlah. Memang mau apa jika Oslo tak bisa diotak-atik? Setidaknya kalian tahu dia sekarang sudah kubawa."
Jeda sejenak yang sunyi.
"Apa Luhiang yang memberitahu?" tanya Mile. "Mulut kalian ternyata banyak sekali."
Seketika, Paing pun mengepalkan tangan. "Luhiang itu di luar urusan, Romsaithong," katanya. "Kau tidak perlu menyebut-nyebut dia."
"Really?"
"Aku takkan membiarkanmu menyeret yang tidak perlu."
Mile pun melirik Apo saat menggeliat pelan. Omega itu beralih dan meringkuk lucu, kemudian menduselkan hidungnya di paha Paing. Shit---
"Baiklah, sekarang kita ke intinya saja," kata Mile. "Toh kau sudah tahu kalau Oslo tak mungkin diotak-atik. Jadi kenapa tidak dimanfaatkan?"
Mata Paing pun beralih ke meja. Dimana Mile meletakkan satu botol obat kapsul (yang mana Jeff punya data efeknya, walau Paing belum membaca secara detail). "Itu apa."
"Jangan pura-pura tidak tahu," kata Mile. "Bukankah kau sudah berhubungan dengan Amaara? Dia pasti cerita banyak."
Paing pun tak menyentuhnya samasekali. "Kau jangan macam-macam pada Apo soal ini."
"Oh, ya? Bahkan meski kuizinkan bayi kalian lahir dahulu?" tanya Mile. "Itu harga yang pantas, Takhon. Karena kita bisa bonding dua Alpha, tapi Apo akan infertil setelah itu."
DEG
"APA KATAMU BARUSAN?!"
Tidak tahan lagi, Paing seketika berdiri dari sofa-nya.
"Kenapa?" kata Mile. Tetap tenang dan hanya mendongak kepada Paing. "Bukankah aku sudah melihat bayiku. Dan kau pun kuberi kesempatan melihat bayimu. Impas bukan?"
Kepalan Paing pun gemetar hingga otot-ototnya. "Kau ...." desisnya. "Mau sejauh apa merusaknya, Romsaithong? Aku benar-benar tidak mengerti."
Mile kini juga ikut berdiri. "Oh, ya? Padahal harusnya kau tahu aku masih bermurah hati," katanya. "Jadi tentukanlah waktu pertemuannya sendiri. Aku siap untuk dipanggil kapan pun itu. Tapi asal tahu saja ...."
"...."
"Jika kau memang sanggup merebut posisiku. Buktikan itu dengan hukum jelas, tapi jangan menangis kalau aku melaporkan perkara agar orang-orang mengetahui aib keluargamu."
DEG
SRAAAAAAAAAAAAKKHHH!
BRAAAAKKKHHH!
"BRENGSEK KAU KEPARAT GILA!"
BUAGHHHHH!!
"HRRRRGGGHHH!! HRRRGHHH!"
Seketika, Mile pun terjembab ke sofa saat diterjang Paing. Alpha itu menendang meja yang sudah porak poranda. Lalu menggampar tepat di muka.
PLAAAARRRRRR!
BUAGHHHH!
Paing pun membalasnya dengan tinjuan. Tidak ada ampun lagi dalam darahnya. Namun Mile langsung menendang balik.
JDUGHHH!
BRAKHH!!!
Paing pun mundur selangkah. Alpha itu diterjang Mile hingga gantian terjembab. Tapi Paing sudah memiting tangannya saat meninju.
BUAGHHH!
KRATAAAKHH!
"ARRRGGGGGGHHHH!" teriak Mile.
JDUGHHH!
"KEMARI KAU!" teriak Paing sembari menendang Mile ke meja. Dia menjambak kerah lawannya sambil meninju. Namun, para cluster tentunya tak tinggal diam.
BUAGHHH! BUAGHHH! BUAGH!
BUAGHHH! BUAGHH! BUAGGH!
"TUAN TAKHON! TUAN TAKHON!"
"TUAN TAKHON! TUAN TAKHON!"
"DIAM KALIAN!" bentak Paing. Sambil terus meninju. Dia bahkan membenturkan Mile ke meja tiap kali mau bangun. Tak peduli suara kokangan senjata di belakang sana.
KACRAK! KACRAK! KACRAK!
KACRAK! KACRAK! KACRAK!
"TUAN TAKHON! BERHENTI!"
"DIAM!"
BUAGHHH!
"BEDEBAH BRENGSEK!" teriak Mile yang akhirnya balas membanting. Paing pun terguling jatuh ke karpet. Balas ditinju, tapi para cluster jelas bingung cara menembak salah satunya. Mereka mengawasi pergulatan itu sebaik mungkin. Tapi Mile dan Paing sama-sama agresif. Keduanya saling bekuk dan berguling-guling. Bahkan Mile bisa bangun lagi meski Paing sempat mencekiknya dengan lengan dari belakang.
"ARRRGGGGGGHHHH!!" teriak Mile yang punggungnya diduduki.
PRAAAANGGG!
Paing pun mundur saat Mile meraih vas beling di karpet. Memecahnya. Lalu bangkit sambil mengayunkan benda tersebut.
BUAAGHH! PRAKHHH!
"SUDAH CUKUP DENGAN YANG SATU INI!" kata Paing saat hampir ditusuk ketajaman belingnya. Dia menampik lengan Mile hingga senjata itu terlempar. Karena luka-luka di tubuhnya masih sakit dan cukup meningkatkan kewaspadaan.
JDUGHHH!
PLARRRRRRR!!
Namun, bukan Mile jika tak menggunakan sembarang cara. Dia pun membenturkan kepala ke kening Paing. Menggampar telinga. Lalu menjambak baju demi melemparnya ke perabotan.
BRAAAAAKKKKHHHH!!
PRANNNNNG!
"TUAN TAKHON!"
"ARRRRRRRGHHH!" raung Paing karena bahu kanannya tembus hingga memecahkan kaca lemari.
"KEMARI KATAMU?! KAU YANG KEMARI!" teriak Mile dari belakang. Dia menjambak kerah Paing agar tak lama-lama di sana. Menerima tinjuan di dada. Tapi kemudian membanting Paing ke lantai.
BRAAAAAAKHHHH!!
"Hahhhh ... hahh ... hahh ... UHUKH! UHOOOKHHH!! CUH!"
Mile mengusap bibirnya saat melihat Paing muntah darah. Alpha itu pun mendengus kesenangan. Lalu mendatangi dengan langkah-langkah tegas. "Hei, BANGUN!" bentaknya. "Kita masih jauh dari kata selesai ...."
BUAGHHHH!
Tak terima, Paing pun langsung berdiri sambil meninju meski napasnya terengah-engah. Alpha itu menekan Mile dengan ketajaman aroma yang makin berat. Mendesaknya. Lalu menerjang ke dinding disertai hantaman siku di punggung.
BUAGH! BUAGH! BUAGH! BUAGH!
"ARRRRRRRGHH! FUCK!" teriak Mile karena kesulitan mendorong di posisi itu. Kepalanya pun turun untuk menyeruduk perut Paing kasar. Dan dia membuat Paing mundur cepat karena kuncian lengan di pinggang.
BRAKKKHHHH!
Paing pun terbanting lagi karena kakinya terantuk sofa. Dia nyaris menyerempet kaki Apo yang berebah lelap. Sama sekali tidak tahu dua Alpha itu bergulat di sekitarnya.
KACRAK!
DORRR!! DORRR!! DORRRR!!
"BERHENTI! JANGAN TEMBAK!" teriak Paing saat ada peluru melesat ke sebelahnya. "BIAR KUURUS YANG SATU INI!"
DEG
"AH! MAAF, TUAN!" teriak seorang cluster yang paling panik. Dia benci salah sasaran karena tak tega. Apalagi darah Paing berceceran karena muntah untuk kedua kali.
"UHOOOKKKKHH!"
BUAGHHHH!
PLARRRRRRR!!
"MATI KAU TAKHON!"
"HRRRRRRGGHHH! HRRRRGHH! HRRRRGHH! HRRRRGHH! " geram Paing yang sanggup mendorong, meski baru digampar. Suara Alpha itu terdengar garang, bahkan Mile kesulitan mencekik karena Paing sudah membantingnya dengan teknik kuncian lutut.
BRAAAAKKKHHH!
"HRRRRRRRRGHHHH! HRRRGHH
HRRRGHHHHH! HRRRRRGHHH!" geram Mile saat tersungkur ke depan pintu. Dia pun berdiri saat Paing mendatanginya, tapi tak ada yang berani mengganggu perkelahian setelah itu.
Biarkan Paing menjambak punggung jas Mile dan menyeretnya ke teras. Lalu melempar tubuhnya hingga menabrak mobil.
BRAAAAKKKHHHHHHHHH!
"KELUARRRRRRR!!" teriak Paing yang berdiri menjulang di hadapan Mile. "KELUAR KAU DARI SINI!"
"HARRRRRGGGGHHHH!!!"
BUAAAAGHHHH! PLARRRRR!
"..... shit!"
"KELUAR?!" balas Mile yang masih sanggup maju menghajar. "AKU YANG AKAN MEMBUAT NYAWAMU KELUAR!" bentaknya. Lalu balas menjambak baju Paing dengan amarah. Alpha itu pun menyeret lawannya dengan raungan. Lalu membanting Paing ke kaca depan mobilnya.
BRAAAAAAKKHHHHHHH!!!
"ARRRRRRRGHHH!"
JDUAAAKKHH!
BUGGHHH!
Paing pun berguling sebelum dihajar lagi. Dia menendang Mile hingga terjengkang jatuh, tapi jujur pening setelah tubuhnya bertumbuk dengan kaca depan mobil hingga retak.
"HRRRGHHHHH!! HRRRRGHH!!
MILE!"
BRAAAAKHHHHHH!!
Dia pun menerjang Mile selagi lawannya belum berdiri tegak. Membuat kepala dan punggungnya menggurat paving di halaman.
SRAAAAAAAKH!
BUAGHHHH!
"ARRRGHHH! HRRRGGH!" teriak Mile kesakitan. Wajahnya terpaling karena dihajar dengan serbuan tinju. Dan Paing pun membuatnya muntah darah juga.
BUAGHHH! BUAGGH! BUAAGH!
BUAAAGHHH! BUAGGH! BUAGH!
"UHOOOKKKKHH! Uhuk! Uhuk! ARRRGHHHHH!! BEDEBAH--"
BUAGHHH!
"DIAM!"
"FUCK--"
BUAGHHH!
"DIAM DAN RASAKAN KAU PUN MENGHAJAR APO WAKTU ITU!"
"HEI--!"
BUAGGHH! BUAGGH! BUAGGH!
BUAGH!! BUAGHH! BUAGHH!
Ngiiiiiiiiiiiinggggg!
"Hahh ... hah ... hahh ... Hahh ... hahh ... hahh ... hahh ...."
Saat pening menyerang balik Mile Phakphum, keduanya pun berhenti sesaat. Mereka lelah dan bercucuran keringat. Sementara Mile menyeringai meskipun dia berada di bawah.
"HA HA HA HA HA HA HA HA HA HA HA!" tawa Mile dengan mulut yang mandi warna merah. "Apa sampai di sini saja, Takhon? Padahal aku menunggu yang lain lagi ...." katanya tampak sangat-sangat puas. "Aku pasti membunuhmu setelah ini ... hahh ... hahh ... hah ... keluargamu juga, paham? Itu pun kalau kau tidak---"
BUAAAGHHHH!
"BERISIK!" bentak Paing, lalu menambahi tinjuannya sekali lagi.
Dia pun membuat pandangan Mile mendadak kabur. Gelap gulita, tahu-tahu Paing berdiri setelah kemampuan penglihatannya kembali.
"TUAN TAKHON!"
Alpha itu terhuyung dan mundur-mundur. Dia tampaknya begitu rusak, tidak mendengar suara apapun. Karena kali ini hidungnya bahkan ikut mimisan.
"Ahh ...." desah Paing saat mengusap darah itu ke telapak tangan. Alisnya berkerut karena ngilu dadanya kembali. Dan itu membuat bumi berputar di sekitarnya.
BRUGHHH!!!
"TUAN TAKHON! TUAN TAKHON!"
"TUAN TAKHON! TUAN TAKHON!"
Teriakan para cluster pun terdengar menghambur dari belakang. Mereka segera menghampiri tubuh sang Alpha.Sementara Mile yang masih terbaring mengangkat tangan saat dikerubuti moncong senjata.
KACRAK! KACRAK! KACRAK!
KACRAK! KACRAK! KACRAK!
"ANGKAT TANGANMU DAN JANGAN BERGERAK!"