webnovel

S2-39 ANOTHER SIDE

"Because you are the only one. And I really am nothing without you."

[ANGELIC DEVIL: The Crown]

Bohong jika Apo tidak merasa sedikit takut. Bagaimana pun tamu-tamu undangan bisnis banyak yang sama. Tentu karena relasi dan lain-lain. Mereka pasti pernah menghadiri resepsi pernikahan Mile dengan dirinya di Denmark, tapi kini semuanya berbeda. Mile melenggang hebat dengan Nazha dan putera imut mereka. Sementara Paing berjalan bersamanya di belakang.

Belakang, tapi akhirnya duduk di paling depan. Para wartawan dunia bisnis sampai melotot melihat fakta tersebut dan berebut shoot moment perdana teramat langka. Sebab memang ada kabar Mile menjalin hubungan dengan pewaris Green Star Zeneca, tapi soal Apo benar-benar luput dari telinga. Apalagi seorang Paing Takhon yang tampil dengan senyumnya. Alpha itu langsung jadi sorotan seperti mentari, tapi hanya mengangguk sopan ketika digerebek kamera sosialita. Dia tidak menjawab pertanyaan apapun dan langsung menuju ke depan, sementara Apo fokus pada binar matanya yang bangga.

Ada setitik keheranan bagi Apo selama berjalan bersama sang senior. Sebab bisikan-bisikan ricuh langsung mengudara.

"Eh, pasangan itu sudah bercerai? Cepat sekali. Jadi, sekarang Tuan Romsaithong dengan si Puteri cantik? Wah, wah, wah ... benar-benar di luar imajinasiku."

DEG

"Sial. Kami belum bercerai, Nona!

Tapi sepertinya semua orang sudah salah paham," batin Apo saat tak sengaja me-notice. Omega meremas lengan Paing semakin kuat. Apalagi bisikan-bisikan jadi semakin panas.

"Tapi Tuan Takhon dan Tuan Natta yang lebih tidak kusangka. Gila! Sejak kapan? Padahal berita beliau dengan Bie Hsu sempat santer sekali. Terus Tuan Fang bagaimana? Jangan sampai jantungan melihat mereka."

Deg ... deg ... deg ... deg ... deg ...

"Ah, iya. Benar sih. Ya ampun, pangeranku tiba-tiba menggandeng saja. Jaman sekarang yang janda-janda memang saingan berat--ha ha ha ... tapi Tuan Natta memang cantik sekali. Sial--dulu semua orang mengira dia Alpha kan ya. Sekarang aura-nya makin berubah. He's such a beautiful flower."

"Mereka serasi juga, sih ... kubilang."

"Tapi otakku rasanya terobrak-abrik. Soalnya aku pernah membayangkan Tuan Takhon dengan Nona Luhiang loh, sumpah."

"Ha ha ha, kalau itu sih kau yang gila, ya. Nona kan Alpha. Lagipula sekarang beliau dekat dengan Omega lelaki. Siapa itu namanya--Joong Archen? Mereka dengar-dengar akan punya baby."

DEG

Apa kata mereka barusan?! Archen Aydin penyanyi dan penari utama grup OXQ itu? Apo sendiri baru dengar kabarnya, mungkin karena terlalu lama di dalam rumah. Tapi, sumpah?! Luhiang dengan Omega lelaki? Umur Archen baru 21 pula. Berani taruhan, artis yang sedang di puncak karir itu pasti segera pensiun karena hamil anak pengusaha. (*)

(*) Joong Archen nama panggung. Archen Aydin nama asli.

"See? Ada banyak gosip di sekitar kita meski menghindarinya," bisik Paing saat Apo terheran-heran. "Bukan hanya kau dan aku, Apo. Semua juga dibahas mereka. Jadi, tenang saja. Orang punya masalahnya masing-masing."

Deg ... deg ... deg ... deg ... deg ....

"Iya, Phi," kata Apo sembari mengangguk kecil. Dan suasana di sekitar semakin heboh karena Luhiang benar-benar muncul di belakang tidak lama kemudian. Wanita Alpha itu tampak menakutkan saat melangkah masuk, tapi anehnya bisa senyum saat Archen menggandeng lengannya percaya diri. Mereka serentak menapaki karpet merah dengan elegan. Langsung jadi matahari juga karena Archen merupakan selebriti.

CKREK! CKREK! CKREK!

Namun, ranah bisnis itu beda dengan entertaiment. Pola relationship takkan pernah mengalahkan pamor prestasi. Sehingga yang rank tinggi tetap paling diperhatikan.

Apo pun menahan napas ketika duduk di sebelah Paing Takhon. Dia dan baby Er disoroti kamera realitas berkali-kali. Bahkan kemungkinan dipajang dalam majalah tokoh media. Namun daripada itu, Apo lebih menaruh perhatian pada Luhiang yang menyapa dengan kerlingan. Dia seperti berkata: "Hei, Takhon! Omega manis-mu sungguhan terjerat? Wah!" Lalu dikenalkan dengan Archen yang amat belia. Demi apa? Sumpah ini lebih seperti ajang pamer Omega diantara jajaran eksekutif.

"Astaga ... padahal ini resepsi pernikahan lho! Pernikahan!" batin Apo. Pengantin utamanya sampai kurang perhatian sangking banyaknya yang unjuk gigi (Tentu karena ini acara keluarga Takhon. Lagipula, siapa yang mau menyia-nyiakan kesempatan? Hadir dalam teritori old money akan membuatmu tampak naik kelas. Sekalian mencari relasi pekerjaan kalau beruntung). "Tapi kenapa jadi begini?"

"Coba sekarang fokus ke depan? Acara sumpah sucinya sudah dimulai," kata Paing mengingatkan.

Apo pun menegang, lalu mengalihkan mata dari sekitar. "Oh, iya ...." Omega itu menatap Wen dan Yuzu yang sama-sama memakai gaun putih. Keduanya cantik seperti ratu dan puteri. Lalu diberkati biksu dulu dengan doa serta kalung bunga.

Persis seperti dirinya dan Mile dahulu. Namun, entahlah. Apo mati rasa melihat adegan tersebut. Matanya sempat berkaca-kaca, tapi hanya sesaat. Tanpa tahu ekspresi itu diperhatikan Mile Phakphum.

Oh, bisa kau katakan itu takdir atau kutukan. Sebab barisan kursi Mile urutan kedua. Dan tidak jauh dari sang istri. Alpha itu sempat melirik bagaimana Apo tampak tenang. Sesekali menanggapi obrolan Archen dengan senyum tipis. Lalu tertawa dengan cantiknya.

"Ha ha ha ha."

Terdengar halus diantara suasana pemberkatan. Hingga berganti dengan acara penyerahan pengantin.

"Apo ...."

DEG

"Ah, iya Phi?" tanya Apo. Refleks menoleh kepada sang Alpha. Dia juga tidak tahu kenapa mudah akrab dengan Archen, sampai-sampai lupa memberikan perhatian untuk lelaki itu.

"Aku ke sana dulu untuk menyerahkan Yuzu," kata Paing yang berdiri sambil merapikan jasnya. Dia benar-benar tampak gagah dengan penampilan itu, walau Apo sulit membayangkan jika masih dengan rambut panjang.

"Rasanya ... bagus juga waktu itu Phi patah hati," batin Apo diam-diam bangga. "Dia semakin tampan dan bersih kalau begini."

"Oke. Hati-hati."

"Good."

Entah dirasuki apa, Paing tersenyum kelewat cerah saat mereka saling bertatapan. Alpha itu juga mengecup baby Er terang-terangan sebelum pergi. Seolah sedang menunjukkan kepada Pa dan Ma-nya yang baru keluar. Bahwa, "Lihat aku sudah memilih Omega-ku. Dan kalian akan kujadikan keluarga suatu hari nanti."

BRUGHHHHHH!!!

"DADDYYYY! Kue!" jerit Alan yang berlari entah dari mana. Bocah lelaki itu muncul dengan senyum lebarnya. Memeluk kaki Mile. Lalu mendusel dengan imutnya. "Mam! Mam!"

Mile pun mengambil potongan kue dari tangan si bocah. Dia juga membersihkan tangan kecil itu dengan sapu tangan. Lalu mengangkatnya ke atas pangkuan. "Krim-nya jadi tercoret semua, Alan. Kotor. Jangan sembarangan ambil kue seperti itu," katanya. Namun, si bocah malah menepuki pipinya dengan cengiran.

Plak! Plak! Plak!

"Tapi suka! Suka!" kata Alan. Si duplikat yang tampilannya sangat tampan berkat gen dari sang ibu juga. Dia lalu memeluk leher Mile, tapi Nazha segera mengambil alihnya.

"Eh, sini, Sayang. Jangan begitu kalau di luar. Daddy nanti bisa berantakan," kata Nazha. Wanita Beta itu pun memangku Alan meskipun rewel. Untung diam setelah disodori boneka Samoyed.

"Uuuuu, cuuu! Ma! Cuuu!" kata Alan. Lalu mengayun-ayunkannya senang.

"Iyaaa ...." kata Nazha. Dan wanita menoleh saat Mile tiba-tiba beranjak dari kursinya.

"Aku akan ke toilet sebentar, nanti kembali," kata Mile. Dia tersenyum saat Nazha bertanya-tanya. Lalu mengecup pipinya sebelum pergi. "Jangan pergi kemana-mana."

"Oke."

Alpha itu pun melipir diantara para tamu yang menyebar. Dia menghindari kontak mata dengan mereka agak tidak disapa, lalu menyalakan rokok setelah berada di luar gedung...

".... tetap Tuan Takhon dan Tuan Natta yang lebih tidak kusangka. Gila! Sejak kapan? Padahal berita beliau dengan Bie Hsu sempat santer sekali."

".... tapi Tuan Natta memang cantik sekali. Sial--dulu semua orang mengira dia Alpha kan ya. Sekarang aura-nya makin berubah. He's such a beautiful flower."

"Mereka serasi juga, sih ... kubilang."

Kesal, Mile pun membuang puntung rokoknya yang panjang. Lalu menyulut baru dari sakunya.

Trrrrtt ... trrtt ... trrttt ....

[Fengmian Gege]

____ Calling ....

"Ya?"

"Mile, adik sepupu masih di Bangkok? Bersamamu? Kapan dia mau pulang?" tanya Fengmian dari seberang sana.

"Dua hari sebelum kami menikah," kata Mile. Lalu menghembuskan asap ke udara. "Aku yang menyuruhnya tetap di sini. Kenapa?"

"Ck, gila ya? Cepat suruh balik besok pagi. Banyak hal yang harus diurus. Perusahaan juga tidak langsung bisa koor dengan orang baru. Belum lagi persiapan kepindahannya ke sana," kata Fengmian menasihati.

Namun, Mile tetap pada suara datarnya. "Berarti bukan salah Nazha kalau kalian bingung," katanya. "Orang baru-nya saja yang tidak mumpuni. Setuju menikah denganku berarti dia milikku. Buat apa mengatur-atur?"

"Bajingan. Mentang-mentang sudah dipilih, kau ini--"

"Dipilih apa, aku memang Ayahnya Alan. Sudah sepantasnya aku di posisi itu," kata Mile. Makin kesal. "Kalau kau iri kenapa tidak nikahi sepupumu sendiri? Itu saja kalau Nazha mau."

"Brengsek--"

Tuuuuuutssss ....

Mile pun langsung mengantungi ponselnya kembali. Dia menghela napas karena merasa sesak. Apalagi setelah itu ada pesan singkat yang lebih menjengkelkan.

[Lobi-nya gagal. Mereka kembali kepada Takhon. Dan dua projek channel sudah dihabisi kemarin lusa]

[Kutebak besok namanya sudah berganti]

___ Nadech

"Ck ...." Mile pun mengabaikan pesan itu. Lalu membuang rokoknya ke tempat sampah. "Benar-benar tidak berguna."

Aku akan mengurusnya sendiri besok pagi ....