webnovel

S2-108 A DISCUSSION

"A memory ...."

[ANGELIC DEVIL: The Crown]

"Hei, mereka berdua kenapa?" Luhiang menyilangkan tangan. Dia melempar putung rokok lalu menginjaknya. Tampak menganalisa situasi. "Apa menurutmu habis berkelahi?"

"Mungkin?" kata Paing. "Tapi sekarang sudah baikan."

"Hmm ...." gumam Luhiang. Ada benarnya sih, Pikirnya. Sebab Mile dan Amaara datang satu motor, berboncengan. Tapi Amaara tetap tidak mau berpegangan. Dia berjalan terpisah setelah turun. Lalu melirik ke Paing yang memperhatikan lewat rooftop. "Ei, ei, ei--bro? Jangan bilang dia mau menantangmu lagi?"

Namun, Paing justru mendengus pelan. "Tidak akan," katanya. "Amaara tak setolol itu sampai mengamuk di sini ...."

Toh mereka circle Alpha dominan. Tapi Luhiang tetap antipati saat bertemu Amaara. "Oke, semua. Duduk, duduk. Kita santai karena kalian aman. Toh tempat ini steril sejak kemarin," katanya kepada gerombolan tersebut.

Jeff, bodyguard, dan para cluster Paing juga ikut datang di sana. Mereka mengenakan pakaian santai semua. Dan Amaara diam seolah berada di kandang musuh. "Apa kau baik-baik saja?" tanya Paing. "Kami takkan menggigitmu jika kau bersikap baik."

Amaara ternyata hanya diam saja. Dia aware dengan sekitarnya, mungkin karena ingat masa dirantai begitu lama. Omega itu menatap orang-orang duduk memenuhi meja. Lalu ke Luhiang yang memimpin obrolan.

"Oke, guys! Sambil menunggu rekanku Bretha, biar kuperkenalkan diri dahulu. Aku Luhiang Achara, Presdir dari Esme Rosexury. Dan sebelahku adalah Paing Takhon, Presdir dari Rachrood Dynamics Thailand," kata sang wanita Alpha. Dia berdiri di tengah dengan gaya yang menarik. Auranya juga beda dari ketika bekerja. "Kalian pasti paham kenapa dikumpulkan. Karena kita sudah menyelidikinya selama ini. Tentang kecelakaan, penyalahgunaan obat-obatan, rombak ulang Omegaverse ... jadi sekarang kami menghadirkan seseorang yang pernah terlibat di Oslo."

Amaara tampak kesal ketika ditatap semua orang.

"Namanya adalah Kim Ae Ri, saudara kembar Kim Ah Yeon ... setidaknya itulah nama asli yang pernah kudengar," kata Luhiang sambil tersenyum. "Tapi, biar mudah ... mari kita sebut mereka Amaara-Ameera saja mulai sekarang. So, jangan bingung jika Bretha membawa satunya lagi. Cukup ingat kalau mereka beda karakter untuk mengenali."

Orang-orang di sekitar Luhiang pun mengangguk pelan. "Baik, Nona."

Luhiang mendekat untuk menepuk bahu Amaara. "Lagipula yang ini sudah sangat kebal Alpha. Tapi saudarinya bisa ditundukkan secara alami," katanya. "Semua karena obat ilegalnya. Sangat bahaya, terutama kalau dibiarkan beredar tidak selektif."

Mereka tampak memperhatikan teliti. Karena omongan Luhiang adalah bekal bagi tiap orang menjalankan misi. "...."

"Karena itulah, aku berharap kita bisa mengarahkan produksinya ke OKOD. Biar mereka menentukan mana obat yang bisa diolah. Atau izin pemakaiannya harus bagaimana," kata Luhiang. "Karena kalau kulihat-lihat ... data dari Jeff kemarin menunjukkan efek yang tidak semua buruk. Malahan obat itu ada manfaatnya juga." (*)

(*) OKOD (Organisasi Kesehatan Omegaverse Dunia)

"...."

"Pertama, Omega kebal bisa melindungi diri dari para Alpha. Atau marking paksa bisa dihilangkan lebih cepat ...." kata Luhiang. "Tapi, aku tak setuju obatnya dibiarkan tidak berlisensi. Apalagi asal dicampurkan dengan obat umum resmi. Karena itu bisa menimbulkan beberapa korban."

"...."

Luhiang kini menerima berkas dari Jeff. Dia menunjukkan dua foto kepada mereka, dan wajah-wajah itu ternyata sangat familiar. "Beliau adalah Presdir Apo Nattawin dari Claire Erson Company. Dan kedua Win Metawin seorang Kabag Rekam Medis," jelasnya satu per satu. "Bukti valid menunjukkan suppressant mereka tak sama, padahal dalam satu botol ada obat dari pemerintah juga--ha ha, bukankah berarti ini bahaya? Pelaku mencampur sampel dalam pengedaran umum. Sangat halus. Kutebak demi praktik lapangan juga."

"...."

"Tapi lihat ...." kata Luhiang sambil menenteng sebuah botol. "Bentuk, warna, aroma, dan berat obat ini mirip dengan milik kita. Jadi wajar kalau keduanya tidak memperhatikan."

DEG

Seketika, Mile pun ingat momen bertemunya dengan Apo di Bandara Kingsford Smith. Dia akui hal itu memang ajaib. Sebab heat Apo bereaksi ketika dirinya dekat. Mungkin karena sang Omega menghirup aroma favoritnya.

Jadi, itu sebenarnya hanya salah guna obat-obat saja ....

"Sebentar ...." kata seorang cluster yang mengangkat tangan. "Apa aku boleh menanyakan sesuatu dulu? Karena menurutku ada yang janggal di sini."

"Ya?" sahut Luhiang mempersilahkan. "Go on ...."

Sadar jadi pusat perhatian, cluster itu pun menaikkan oktaf suara. "Kenapa korbannya hanya mereka?" tanyanya. "Apalagi Anda bilang obat itu diedarkan luas kan? Dan maaf--spekulasiku justru keduanya menjadi incaran. Jadi, memang pelakunya ingin mereka mendapat dampaknya."

Luhiang pun tersenyum tipis. "Oke, pertanyaan yang bagus sekali," katanya sambil menjentikkan jari. "Soal itu sudah coba Jeff pastikan. Karena Presdir Natta punya seorang dokter pribadi--namanya Min, dan orang ini mengawasi suppressant-nya semenjak kecil," katanya sambil melirik Mile Phakpum. "Tapi penyebabnya privasi, yang pasti si dokter tidak tahu Oslo sama sekali."

"Benar," kata Jeff ikut menyambung suara. "Aku kerjasama dengan Nodt beberapa Minggu ini. Dan dia mendatangkan rekan psikolog untuk mengecek Dokter Min. Dia bilang, orang ini tidak ada tanda-tanda bohong. Jadi, aku yakin memang tak ada sangkut pautnya lagi."

"Yups," kata Luhiang. "So, Min hanya menerima obat dari atasan. Jalur biasa. Lalu menakar resepnya untuk beliau."

"Itu terjadi begitu lama. Belasan tahun, mungkin sejak Tuan Natta baru umur 14," kata Jeff. "Jadi, masuk akal jika Min tidak berbohong. Karena dia memasok dari tempat yang sama, tapi kenapa kejadiannya baru tahun lalu?"

"Kecuali memang diedarkan luas. Dan atasan pun tidak tahu tentang semua ini," kata Mile yang mendadak ikut bicara. Alpha itu segan, tapi sangat vokal. Karena dia tak tahan Apo dibahas berlama-lama (Apalagi menjurus pada hari dia menghamili sang Omega). "Sekarang untuk Win Metawin. Kenapa kalian yakin dia tak ikut terlibat. Jangan sampai cluster ini bertanya lagi karena dia terlalu kepo."

Seketika, Mile dan cluster muda itu pun adu feromon. Keduanya tampak kesal satu sama lain, tapi Luhiang justru tertawa keras.

"HA HA HA HA HA! Oke ... kalau untuk Kabag Win," katanya. "Beliau adalah kebalikan Presdir Natta. Jarang pakai suppressant karena punya seorang Alpha, tapi justru bereaksi sejak dia mulai intensif memakai obat."

"...."

"Bukankah itu aneh sekali? Setelah dia mendapat pasokan resmi. Tapi atasan lagi-lagi bingung soal kejadian ini," kata Luhiang. "Nah, Nona Ran akhirnya meneliti masalahnya. Menguji banyak responden. Lalu meluncurkan pil KXX agar bisa menanggulangi efeknya."

"Dan kalau kalian tidak percaya, coba saja tundukkan Omega itu. Lawan dia, itu pun kalau ingin babak belur juga sepertiku," sahut Mile. Dia dan Amaara pun saling menatap. Ingat bagaimana tadi bergulat setelah bicara di rumah Jeffsatur.

"Cih ...." kata Amaara sembari memutar mata. Dia tak peduli dengan pipi lebam Mile. Bibir lukanya, atau di tempat yang lain juga. Toh Alpha itu membalasnya sama. Cukup chaos. Apalagi mereka tadi saling banting sampai berguling-guling ke aspal. "Tapi boleh, lakukan saja. Siapa pun. Aku masih bisa meladeni kalian di sini. Salah-salah yang terjadi bukannya perkelahian, tapi semuanya malah mendadak ingin berkawin," katanya. "Karena aku tetap bisa menarik seorang Alpha. Hanya saja kalian tidak bisa menundukkan aku untuk melayani. Kira-kira seperti itu."

DEG

Wah ....

Semua Alpha pun langsung ketar-ketir. Karena kemampuan mereka dibalik. Jadilah Omega seperti Amaara memang sangat-sangat berbahaya.

"Tidak perlu, tidak perlu ... jangan," kekeh Paing, yang sejak tadi terdiam saja. "Cukup aku yang merasakan kasarnya dia. Versus solo, karena Amaara akan beda jika dipegangi senjata. Ha ha ha ...." imbuhnya seolah bercanda. "So, jangan ada yang ikut ditembak. Bocor paru. Lalu keluar masuk operasi hanya karena penasaran melawannya."

Amaara pun semakin tampak emosi. Ekspresi julid, tapi Paing tahu dia sebenarnya senang disanjung.

"So, dariku terima kasih sudah ikut hadir. Setidaknya mereka percaya masalah ini sungguh serius," kata Paing. Alpha itu tiba-tiba beranjak. Memasang rekaman. Lalu meletakkan ponselnya di dekat Amaara. "Sekaranglah katakanlah semua yang kau tau. Tentang Nadech, dan kenapa kau sepercaya itu padanya."

Amaara pun menatap sang Alpha sengit. "Sekarang?" tanyanya. Karena dia benar-benar ingat potret Nadech yang periang. Sehingga Omega itu menolak semua berita yang ada.

"Ya, sekarang ...." tegas Paing. "Biar statement-mu bisa kami cari. Dan kau mendapatkan bukti yang selama ini ingin diketahui."