_ _ _ _ _
"Cuy, lho liat noo bunga kampus". Ucap pria dengan baju yang bisa kategorikan baju favorit anak jalanan yang sedang terlantar.
"mlMana?". Celengak celenguk pria yang rambutnya gondrong mencari sosok yang dibicarakan.
"Itu lho, yg pake baju putih. Ah, gue juga nggak tau tu jenis bajunya apaan, yg jelas pake rok abu-abu". Pria sebelumnya menjelaskan kembali.
"Mana sih bro, banyak kalik yang pake baju putih dasar cunguk"..Si gondrong kesal sambil mentoel kepala pria sebelumnya.
"Itu lho, yang lagi ngobrol dengan anak-anak, dekat kantin bu Juju. Cewek yang berdiri di dekat Mita itu lho". Pria lain menjawab rasa penasaran si gondrong sambil menghisap VAPE yang di tangan.
"Oh itu, emang nya kanapa?, eh sebentar-sebentar, tadi lho bilang bunga kampus, tapi perasaan kok gue baru liat muka dia ya?, kalo maba (mahasiswa baru) masak udah akrab dengan angkatan kita". Si gondrong heran.
"Emang dia bukan anak kampus sini, dia anak kampus kedokteran". Pria pertama menjelaskan.
"Loh, kok bisa ke sini?, apa hubungannya kedokteran sama teknik?". Si gondrong makin heran setelah dijelaskan.
"Dia itu temannya Mita, gue sering liat dia pergi bareng sama Mita, kek belanja gitu, tapi biasanya mereka berdua itu kalo lagi akhir pekan aja". Pria sebelumnya menjelaskan sambil mengikat rambut ikal miliknya. Dia mengangkat sedikit bibirnya dan kembali berkata. "Dia itu kembang kampus kedokteran di universitas ini".
"Kayaknya ada yang lagi jadi bucin ni bray bray semua". Salah satu personil dari perkumpulan pria itu nyeletuk pembicaraan temannya.
"Hehehehe, tau aja luu". Dan pria berambut ikal terikat cuma bisa nyengir.
"Emang cantik si, manis dan putih lagi". Yang lain menambahkan suara.
"Lho kira eskrim rasa vanila? atau susu putih?". Suara si gondrong terdengar seperti mengejek.
"HAHAHAHA". Tawa pun keluar dari setiap mulut pria di lingkaran tersebut. Beradu dengan angin.
"Dia emang cantik, dan yang paling mengagumkan dia itu baik, pinter masak, pinter bersih-bersih, uuuhhh.. istri idaman bangett coyy sumpah gue mah". Pria pertama antusias membicarakan si kembang kampus.
"Dan satu lagi, dia pinter co. Calon dokter, peraih medali emas di PKM 7 bulan yang lalu, penerimaan beasiswa Akbara's Scholarship, haduhh ngga tau lagi deh gue mendeskripsikan dia seperti apa lagi. Yang jelas benar-benar mengagumkan". Binar di wajah pria pertama tampak jelas.
"Wah wah wah, benar-benar bucin stadium akhir, kckkckckck". Si penghisap VAPE terkekeh.
"Lho tau dari mana semua tentang dia?, psikopat lho ya, atau penguntit. Ihh.., ngeri gue dengernya". Si gondrong berbicara dengan bergidik ngeri.
"Apaan si lho padak, ngga jelas semuanya. Gue tau dia soalnya kos-an gue nggak jauh dari tempat dia tinggal, dan gue sering ke sana kalo siang hari. Kadang dia sering nyuci-in baju gue lagi, gimana serem ngga tu, hehehehe". Pria pertama menampakkan barisan giginya.
"Wihhh.., jauh ni bro perjalanan lho sampai baju dicucuiin segalak". Salah satu personil bersuara.
"Lagi ikhtiar pokoknya". Balas pria pertama tanpa mengalihkan pandangan ke arah kembang kampus kedokteran.
"Siapa namanya bro?". Personil lain ikut nimbrung.
"Ada deh rahasia, gue takut ntar ada biawak darat atau bahkan hiu darat lagi yang berusaha jadiin dia mangsa". Tutur pria berambut ikal dengan hidung mancung bertengger di wajah.
"HAHAHA". Dan lagi-lagi semua personil tertawa.
"Tapi, gue juga heran sama sikapnya. Terkadang dia perhatian sama gue, bahkan kalo gue bersikap manis kepadanya dia nggak nolak. Tapi, setiap gue nyatain isi hati gue, dia selalu sedikit menjauh dan selalu menolak tawaran gue buat memiliki hubungan lebih". Pria pertama kembali menjelaskan kegundahan hati.
"Dia seperti merpati, jinak tapi susah ditangkap, kckkckckck". Pengonsumsi VAPE kembali terkekeh.
"Iya merpati yang tangguh, wanita kuat yang bisa membagi waktunya meskipun sibuk dengan kuliah dan pekerjaan". Pria pertama berbicara lirih hampir tidak kedengaran oleh sekitarnya.
_ _ _ _ _
"Sebentar". Terdengar suara dari dalam.
cklek...
"Assalamualaikum". Tampak seorang gadis dengan rambut panjang hingga pinggang.
"Waalaikum salam wr wb, eh Nel tumben pulang cepet". Ini suara Aluna.
"Iya gue hari ini ngga kerja. Biasa la.., terus tadi ke kampus cuma ada 1 matkul doang". Ujar Nela sembari melangkah menuju sofa hitam di samping kanan dari pintu utama.
"Lah terus kenapa baru pulang sekarang kalo matkul nya cuma 1 dan ngga kerja?". Aluna bertanya kembali.
"Hehehehe, biasa nongki-nongki cantik dulu Lun. Lagi pun tadi matkul ku diundur pertemuannya Lun. Harusnya jam 9 pagi, eh dosennya ganti jadi jam 2 siang". Nela menjelaskan.
"Oh, seperti itu toh". Aluna menyudahi percakapan dan kembali ke dapur.
"Huhh.., lelahnya". Nela merebahkan diri di sofa ruang utama.
Selama berkuliah di Jakarta, Aluna memang menyewa sebuah rumah bersama 3 orang gadis lainnya. Rumah seluas 49 meter persegi itu terletak sekitar 2 km dari universitas tempat Aluna dan Mita kuliah dan 1 km dari Universitas tempat Nela dan Nadine berkuliah. Rumah terdiri dari 2 kamar, Aluna dan Mita satu kamar sedangkan kamar lain ditempati Nela dan Nadine. Terdapat 1 ruang utama, 1 dapur, 1 rest room/toilet, dan 1 kamar mandi.
Aluna, Rosmita Herman, dan Shafanela Salsabila merupakan gadis yang berasal dari Bandung. mereka bersekolah di SMA yang sama ketika di Bandung, Aluna dan Mita tinggal di daerah yang sama, sedangkan Nela di daerah lain di kota Bandung. Mereka bertiga mendapatkan beasiswa Akbara's Scholarship saat mereka SMA.
"Nel, udah makan belom?". Mita, gadis dengan potongan rambut sebahu keluar dengan handuk di tangan.
"Udah tadi di kampus". Balas Nela sambil memainkan handphone.
"Oke deh, aku ke kamar dulu ya". Ujar Mita sambil berlalu.
"Hemm..,". Nela tidak mengalihkan fokusnya. Namun setelah melihat penampilan Aluna, ia bertanya. "Eh Lun, kamu mau kemana?".
"Oh ini aku mau kerja, aku udah dapet kerja Nel di toko kue kakak sepupu teman ku". Jelas Aluna.
"Sejak kapan?". Tanya Nela.
"Baru mulai hari ini, udah dulu ya nanyanya nnti malem aja, aku buru-buru oke". Ujar Aluna sambil berlalu.
"Oke good luck untuk hari pertama kerja". Teriak Nela.
"Oke makasih". Aluna tak mau kalah, ia juga berteriak.
cklek...,
"Hehehehe, lupa assalamualaikum wr wb Nel". Pintu terbuka kembali, terlihat kepala Aluna muncul dari balik daun pintu.
"Hmm.., iya waalaikum salam". Nela hanya menggelengkan kepala.
Aluna pun mempercepat langkahnya karena telah ditunggu tukang ojek yang dipesannya melalui salah satu aplikasi ojek online.
tok..tok..tok
"iya sebentar". Nela menghampiri pintu.
cklek...
"Eh Din, lho dari mana aja?, kok gue nggak liat lho di kampus? lho juga nggak masuk tadi?". Cecar Nela setelah melihat teman yang ia cari sedari tadi.
Ttadi gue ada kerjaan, lho ngga ada ada job hari ini?. Tanya Nadine.
"Nggak". Hanya ini yang keluar dari mulut Nela.
"Oke,gue ke kamar dulu ya". Nadine berjalan masuk, melewati Nela.
"Iya..". Dan Nela kembali merebahkan tubuhnya di sofa.
***
Author butuh support ini, caranya gampang
1. Jangan Lupa sedekah batu kuasa nya setiap hari
2. Kasih author gift
3. Komentar positif dan membangun
Cerita ini tidak akan berkembang tanpa dukungan kalian semua....