Baik Riko maupun Zeze sama-sama melotot, mereka kesal melihat Aluna yang justru terlihat pasrah.
["Lho kok gitu sih Lun. Suami kayak dia itu memang tidak patut ditunggu, keputusan lho buat pergi dan berpisah dengannya benar-benar tepat Lun"] ujar Zeze, masih dengan nada bicara meletup-letup.
["Iya Lun, kamu harus tegas. Tunjukkan kepada tuan muda terhormat itu jika kamu bukan gadis lemah"] Riko sebaliknya, dia lebih berbicara dengan tenang dan terus memberikan dukungan kepada sahabatnya itu.
"Iya terima kasih, aku bukannya lemah atau apa kok. Cuma sekarang fokusku lebih ke Abah dan Ambu" suara lirih terdengar di penghujung kalimat yang terucap dari bibir Aluna.
Sang sahabat mengangguk di balik layar ponsel, paham akan perasaan yang tengah dirasakan oleh Aluna. Aluna mendongakkan kepala setelah sempat tertunduk, terdapat genangan air di matanya yang jernih. Melihat itu membuat Zeze semakin sedih, ia sempat melirik ke arah lain.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com