Seketika bulu kuduk Aluna meremang saat mendengar ucapan yang keluar dari mulut Zaedan. Suara yang keluar sangat pelan dengan nada yang sensasional. Meski pelan, Aluna masih bisa mendengarkannya dengan jelas. Pasalnya jarak antara mulut Zaedan dan telinga Aluna sangat dekat. Bahkan gadis itu bisa merasakan embusan nafas yang keluar dari hidung lancip milik Zaedan.
Tapi yang jadi masalah adalah inti dari kalimat itu. Sebuah kalimat permintaan namun disampaikan seolah-olah permintaan itu tak dapat ditolak. Sungguh Aluna tak habis pikir bagaimana bisa seorang Zaedan yang berasal dari keluarga terpandang dan pria dengan pendidikan tinggi bisa memiliki cara licik seperti saat ini.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com