Pagi harinya Alika terbangun dengan mata yang sembab, hidung memerah, dan hampir seluruh wajah Alika memerah. Itu karena semalaman ia menangis tak ada gunanya, entahlah ia merasa dunianya benar-benar hancur saat mendengar penuturan dari Dinda. Alika tak akan lagi percaya dengan semua perlakuan manis yang akhir-akhir ini ia terima lagi dari Alfie. Karena nyatanya semua perlakuan itu hanya bohong besar, tak ada lagi Alfie yang mencintainya.
Gadis itu menuruni tangga dengan baju santainya, hanya menggunakan kaos yang pas di tubuhnya dipadukan dengan celana hitam di atas lutut. Itulah ciri khas seorang Alika, yang selalu ingin simpel. Tidak seperti biasanya, kini ia memakai kacamata minusnya untuk menghalau Linda melihat matanya yang sembab walaupun pastinya nanti Linda akan mengetahuinya juga.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com