Tak ada akhir yang menyenangkan bagi Haes-sal. Malaikat itu meringis kesakitan untuk kesekian kalinya. Luka bakar di tubuhnya berhasil menelan seluruh kesenangannya bertemu dengan Hee Young.
"Masih sakit?" Jemari lentik mengusap punggungnya lembut. Tempat di mana sayapnya yang terluka parah mendapat bebatan perban di sana-sini.
Segala dialog yang dihafalnya tentang sentuhan sang kekasih dapat menghilangkan rasa sakit adalah omong kosong belaka. Berkali-kali disentuh Hee Young, tetap saja pedihnya luka tak berkurang. Justru bertambah dengan nyeri lain yang berpusat di pangkal pahanya.
Tubuh sialan! Haes-sal memaki diri sendiri. Di situasi tak kondusif seperti sekarang, bisa-bisanya dia bergairah pada sentuhan si mungil ini.
"Panas," keluhnya pendek. Punggung tangannya mengusap keringat di pelipis. Otaknya berusaha memunculkan citra seluruh sepupu lelakinya dalam balutan kostum perempuan. Setidaknya hal itu berhasil mengurangi gairah yang serasa hendak meletus.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com