webnovel

Ai No Koe (Suara Cinta)

Ai No Koe "Voice of Love" Okino Kaito, remaja yang kehilangan seseorang yang sangat berharga baginya. Ame (hujan) gadis yang ia temui di musim panas hari itu lenyap dari dunia ini. Walau hanya satu bulan mereka bersama, tapi cinta bisa tumbuh kapan saja. Sampai saat Ame meninggalkan dunia ini. Kaito seakan kehilangan hujan semangat nya. Dua tahun kemudian ia bertemu dengan gadis misterius yang tak mau berbicara sama sekali. Entah kenapa takdir membuat Kaito tertarik pada gadis itu. Hari demi hari Kaito lalui, mimpi mimpi aneh mulai menghantui nya. Potongan potongan mimpi itu memberi sebuah petunjuk pada Kaito. Kenapa Kaito selalu bermimpi aneh?

OkinoKazura · Adolescente
Classificações insuficientes
114 Chs

Chapter 22

-(-(-(-(-(-(-(-(-(-(-(-

Ruui

Kemarin ...

(sebelum Kaito kembali ke ruang klub, saat Kaito sedang bertemu Sakura di perpustakaan •Chpt20•)

Setelah selesai membaca naskah novel Ai, aku semakin yakin Ai memiliki perasaan pada Kaito. Lalu aku melihat Ai masuk ke ruang klub memakai seragam olahraga milik Sakura

"Loh ... yang di jahilin anak kelas 3 tadi kamu lagi?", tanyaku meletakan kembali naskah nya ke atas meja.

Saat mendengar pertanyaan ku, Ai segera duduk kembali di bangkunya yang berada di samping ku dan menulis sesuatu di buku catatan kecil nya.

"Iya, gak usah dipikir. Yang penting gimana naskah novel ku?", tulisnya dibuku catatan kecil yang ia tunjukan padaku.

"Hmm ... kamu suka sama Kaito kan?", ucapku dengan tatapan dingin.

Ai terkejut saat mendengar pertanyaan ku dan ia segera menggelengkan kepalanya dengan cepat, lalu kembali menulis sesuatu di buku catatan kecil nya.

"Enggak kok Senpai, mana mungkin", tulisnya.

"Kalo suka bilang aja", lanjutku

Aku semakin yakin karena melihat pipi nya yang memerah.

Kalo dipikir ... Kaito mungkin juga punya perasaan sama Ai, mungkin Ai bisa membuat Kaito kembali menulis.

Ahmm ... aku punya ide.

"Ai ... besok kan ada festival musim panas di kota, temenin aku mau gak?", tanyaku.

Dia hanya mengangguk dan memberikan senyuman manisnya padaku.

"Kalo gitu temui aku di stasiun depan sekolah ya besok jam 2, besok aku kabarin lagi", jelasku.

-)-)-)-)-)-)-)-)-)-)-)-

Kaito

Dengan wajah malas aku melangkah menuju stasiun yang berada di seberang sekolah ku. Saat aku sampai di stasiun, ternyata hari ini cukup padat. Mungkin karena festival tahunan yang diadakan di kota.

Aku tak bisa menemukan kak Ruui di tengah keramaian stasiun ini. Disaat yang sama saat aku mencari kak Ruui, smartphone ku berdering tanda telepon masuk.

"Oi kohai, aku gak jadi pergi aku ada urusan", ucap kak Ruui dengan nada datar nya.

"Jangan bercanda lah senpai ... aku pulang lah!", ucap ku kesal.

"Tunggu ... aku punya orang buat gantiin aku", lanjut kak Ruui.

"He?! maksudnya?", tanyaku sembari sedikit memiringkan kepala tanda penasaran.

"Cari cewe pake Yukata kuning ya ...", kata kak Ruui seraya memgakhiri telepon nya.

"He?! Yukata kuning?", kata ku sembari memasukan smartphone ku kembali dalam saku celana.

Ini kayaknya Ruui senpai ngerjain aku deh.

Aku pun menolehkan kepalaku ke kanan dan melihat Ame mengenakan Yukata kuning dan rambut pirang keemasan nya yang tertata rapi.

Eh?!, bercanda nih!

Aku pun mengedipkan mata ku berkali kali untuk memastikan apa yang ku lihat. Ternyata gadis yang ku lihat adalah Ai.

Aku hanya terpaku pada nya dan melihat Ai melangkah mendekati ku. Aku tersadar saat Ai berdiri tepat di depanku lalu menepuk pundak ku.

"Oh-eh ... kita kayaknya dikerjain Ruui senpai deh", ucapku sedikit gugup.

Saat mendengar perkataan ku, Ai segera mengeluarkan smartphone nya dan mengetikan pesan padaku. Karena sudah mengerti kebiasanya aku segera mengeluarkan smartphone dari saku celana ku.

"Trus gimana ini?", tulisnya.

"Etto ... mau sekalian pergi sama aku gak?", ajak ku sedikit gugup.

Setelah mendengar perkataanku. Ai memalingkan wajah nya dari ku karena rona merah yang mulai keluar dari kedua pipi nya.

"Eh ... kalo gak mau gapapa ... aku sekalian nyusul adik ku di sana, kalo gitu aku ...",

Ai menghentikan langkah ku dengan memegang lengan ku dengan erat. Aku pun kembali menoleh padanya.

Dia hanya mengangguk dengan senyum tipis diiringi rona merah muda yang keluar dari pipi nya.

Tu-tunggu dulu ... apa maksudnya ini?, kok aku jadi gugup gini sih?

Kami pun naik kereta menuju ke kota. Setelah 15 menit akhirnya kami sampai di stasiun pusat kota. Jam besar di stasiun menunjukan pukul 15:00.

Masih agak lama ya? ... festival mulainya jam lima sore.

Kami pun melangkah keluar dari stasiun dan berjalan menuju tempat festival yang letaknya sedikit jauh dari stasiun.

"Ano ... kamu mau kemana dulu?, festival masih lama mulainya", tanya ku ditengah langkah kami.

Aku pun ikut menghentikan langkah ku saat Ai berhenti karena mengetikan pesan di smartphone nya.

"Mau minum dulu gak? aku haus", tulis nya dalam pesan nya padaku.

"Oh ... ayo kita ke kafe itu aja dulu kamu pasti capek kan? pakaian itu rasanya berat", ucapku menunjuk ke arah kafe di seberang jalan.