Namaku Naila Azafa,aku sejak kecil hidup dan tinggal bersama Kakek dan Nenekku bahkan akupun tidak mengetahui siapa orang tuaku.Setiap kali sekolah aku selalu dikucilkan oleh teman temanku jadi sejak kecil aku sama sekali tidak memiliki teman,aku kadang bermimpi bahwa aku pergi ke suatu tempat yang aneh disanalah aku bisa bertemu orang tuaku walaupun hanya dalam mimpi. bertahun-tahun lamanya dan kini aku telah tumbuh dewasa kini usiaku 17 Tahun nah pada usia inilah berbagai misteri yang disembunyikan oleh Kakek dan nenek perlahan mulai terbongkar mereka memberi tahuku tentang diriku dan keluargaku saat hari ulang tahunku awalnya aku kaget dan tertekan karena ternyata aku bukan berasal dari sini aku malah berasal dari Negeri Es dimanakah itu akupun tidak tahu.Beberapa hari kemudian aku merasa ada yang aneh ketika aku bercermin dikaca tiba tiba muncul gelombang seperti air lalu ada yang coba menarik tanganku kedalam rasa seperti sedang berada didalam air yang dingin disitulah portal menuju Negeri Es dan Api berada.Akankah aku bisa menemukan jati diriku yang sebenarnya dan siapakah aku ini? Ikuti perjalanan Naila Azafa didunia Es dan Api untuk menemukan siapa dia.
Continuation of synopsis(◠‿◕)
aku sedang bersiap siap untuk ke sekolah tapi saat aku sedang bercermin aku merasa aneh karena tiba-tiba dicermin itu muncul Gelombang seperti air yang mengalir,aku mengucek mataku lalu aku membuka mataku kembali dan dicermin itu masih saja ada gelombang itu "ini bukan mimpi kan kenapa tiba-tiba ada gelombang seperti ini".lalu aku tanganku ditarik oleh seseorang aku mencoba melawan tarikannya itu tiba-tiba Wussssss aku tertarik ke dalam cermin dan jatuh didalam pelukan seorang laki-laki yang tampan, menawan, rambutnya berwarna putih dan tubuhnya tinggi awal aku melamun ketika melihatnya selama beberapa saat karena ketampanannya.Lalu aku tersadar dimana ini dan tempat apa ini pikirku dalam batin lalu aku berdiri karena menimpatubuh dari tubuh laki laki itu."maaf aku ti...ti... tidak sengaja,dimana ini apa kau tahu". ucapku ."hahahaha kau lupa dengan tempat ini kau memang lucu". ucap Laki laki itu."kenapa kau tertawa seperti itu aku bahkan tidak tahu tentang tempat ini sekarang katakan dimana ini". ucapku."baik baik ternyata calon istriku ini pemarah juga,ini adalah Negeri Es tempatmu berasal kau dulu dibawa pergi oleh nenek dan kakekmu untuk menyelamatkan nyawamu dari incaran iblis yang jahat". ucap Laki laki itu."apa calon istrimu apa kau bergurau bagaimana mungkin aku bisa menjadi istrimu mengenalmu saja aku tidak pernah.Oh ya ini namanya Negeri Es dimanakah letaknya apa ini masih berada di bumi dan apakah aku berasal dari sini".tanyaku."Kau memang calon istriku kita sudah dijodohkan sejak kecil oleh orang tua kita, walaupun kau pergi ke bumi aku tetap akan menikahimu sekarang usiamu sudah 17 tahun kan dan sudah saatnya kau kembali ke dunia ini.Letak tempat ini berada di planet yang berbeda dari bumi namanya Planet Es dan kau sebenarnya juga berasal dari sini kau pergi dari sini saat usiamu 7 tahun."aku mengerti sekarang memang sejak kecil aku merasa ada sesuatu yang aneh pada diriku ini, kalau boleh tahu siapa namamu namaku Naila Azafa". ucapku."hahaha kau tidak mengingat namaku apa kau sedang tidak sadar". ucap Laki laki itu."ihhh kau mengerjai ku lagi aku sangat kesal padamu, sekarang katakan kau siapa". ucapku dengan wajah kesal."baik akanku katakan aku adalah seorang pangeran Mahkota dari kerajaan ini, suamimu dan sahabat dekatmu saat kau masih disini namaku adalah Adrian Lee."hahaha namamu Adrian Lee nama yang aneh aku tidak pernah mendengar nama itu,kau bilang kau seorang Pangeran Mahkota tapi kenapa kau tidak sopan sekali langsung menarik tanganku dan membawaku sampai di sini". ucapku sambil tertawa terbahak-bahak tiba-tiba dia langsung memeluk pinggangku dari belakang seketika aku langsung berhenti tertawa"Pangeran lepaskan aku aku mohon". ucapku sambil merasa tidak nyaman karena baru pertama kalinya dipeluk oleh seorang laki-laki yang bukan Kakeknya tapi walaupun aku sudah mengatakan itu dia tidak mau melepaskan pelukannya malah dia semakin erat memelukku.