Marcel melepaskan jasnya, menggulung lengan kemejanya, kemudian turun dari mobil. Ia menghampiri seorang wanita bergaun merah yang berdiri di tepi jalan, memandangi lapangan kosong yang diselimuti gelapnya malam.
"Maaf, ya. Aku malah pengen ke sini, padahal kamu udah booking restorannya," desah wanita berkulit cerah, berlesung pipi, dan mengenakan sanggul modern itu.
Marcel mengerudungkan jasnya ke tubuh ramping wanita itu. Si wanita pun merapatkan jas tersebut, melindungi pundaknya yang terbuka dari dinginnya angin malam.
"Nggak apa-apa kok, Nggun." Marcel memasukkan kedua tangannya ke saku celana, ikut memandangi lapangan tersebut. "Sekalian nostalgia juga. Sayang banget pasar malemnya lagi nggak mangkal di sini."
Anggun menatap Marcel dengan sendu, kemudian berkata lirih, "Kamu beneran nggak apa-apa, Cel? Kamu kelihatan pucat, loh. Badan kamu juga kurus banget."
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com