webnovel

A Love That Branches Out.

Autor: Iem_Aivlis
Urbano
Contínuo · 12.7K Modos de exibição
  • 8 Chs
    Conteúdo
  • Avaliações
  • N/A
    APOIO
Sinopse

Bagaimana bisa, seorang Zoey Greyson mencintai dua orang pria sekaligus dalam waktu yang bersamaan. Kedua pria itu memiliki cara mereka masing-masing yang dapat membuat seorang Zoey Greyson jatuh cinta. Kelebihan dan kekurangan dua orang pria itu, juga selalu membuat Zee merindukan akan kehadiran mereka. "Zee, kita tidak bisa terus-terusan seperti ini. Kau harus bisa memilih satu diantara kami." Daniel bertanya kepada ku sambil melirik pria yang berada di sampingnya. "Kau pilih dia atau aku." Sambung pria yang berada di sebelah Daniel. "Apakah ada alat yang bisa meleburkan kalian berdua? Agar kalian bisa menjadi satu, jadi aku dapat memiliki kalian berdua." Tanyaku sambil menatap kearah mereka berdua secara bergantian. Dapatkah Zee menentukan pilihannya secara tepat?

Tags
3 tags
Chapter 1Chapters One: Dating

"Bener nih, kalian akan mengenalkan Vee (read: Vi) sama dia?" Vee (read: Vi) bertanya kepada Ree (read: Ri) dan Dee (read: Di).

"Tentu saja, kau coba saja dulu mana tahu kalian cocok." Dee berkata memberikan semangat kepada Vee.

"Hai." Ucap seorang pria menyapa Vee.

"Kau yakin pria itu tidak akan macam-macam kepada Vee?" Sambil berbisik di telinga Dee, Ree bertanya.

"Tenang saja, dia adalah pria yang baik. Dia tidak mungkin akan macam-macam kepada Vee." Dee berbalik berbisik ke telinga Ree.

"Jadi kapan kita bisa melakukannya?" Pertanyaan itu yang terlontar dari mulut pria yang sedang bersama Vee.

"Bagaimana kalau besok malam." Vee mengatakannya sambil tersenyum.

"Baiklah, boleh aku meminta nomor handphone mu?" Sambil mengeluarkan ponsel dari sakunya, lalu pria itu menyodorkannya kepada Vee.

Vee mengetikan sesuatu pada layar ponsel pria itu. Setelah selesai Vee mengembalikan ponsel itu kepada pemiliknya. Pria itu menyentuh layar ponselnya, seketika suara dering dari ponsel Vee berbunyi.

"Itu nomor ponselku. Kalau begitu, sampai ketemu besok malam. Bye." Pria itu lalu pergi.

Vee tersenyum lebar setelah kepergian pria itu. Vee pasti tidak sabar untuk menunggu besok malam.

"Sudah? Ayo kita ke kantin! Aku sudah lapar." Kataku sambil merangkul ketiga orang yang sedang berjejer di depan ku.

"Kau dari tadi ke mana? Kenapa aku tak melihatmu?" Ree melirikku melalui ekor matanya.

"Bukannya dari tadi Zee (read:Zi) disini bersama kalian?" Vee berucap sambil membetulkan posisi kacamatanya.

"Vee sayang maksud Ree itu menyindir Zee, karena dia dari tadi tidak bicara." Dee menjelaskan sambil mengusap kepala Vee.

"Oh." Mulut Vee membentuk huruf O.

"Tuh kan Dee, aku khawatir sama Vee. Gimana kalau nanti laki-laki itu akan berbuat kasar pada Vee. Cuma kita yang bisa memahami betapa tulalitnya Vee." Ree menaruh kedua tangannya pada bahu Vee.

Dee hanya tersenyum mendengar omongan Ree. Sementara aku hanya menggelengkan kepalaku. Vee (read: vi) yang lemot, Ree (read: Ri) yang dramatis, dan Dee (read: Di) yang macho kalau di hadapan orang-orang, tapi kalau bersama kami Dee akan berubah menjadi manja dan kekanakan. Mereka bertiga adalah sahabatku.

"Zoey Greyson, tolong datang ke ruangan saya." Seorang wanita berambut pendek memanggilku.

"Yah, gak jadi makan dong. Kalian sih, lama banget ke kantinnya. Kalau tahu akan begini, sebaiknya tadi aku ke kantin duluan saja." Sambil memegang perutku, aku berjalan meninggalkan mereka yang masih merasa bersalah.

"Tenang saja Zee (read: Zi), nanti aku bawakan burger ke ruangannya." Ree berteriak.

Aku mendengar suara Vee bertanya, apakah mereka boleh membawa makanan ke ruangan wanita yang berambut pendek itu. Dan tentunya Ree dan Dee akan berusaha menahan agar Vee tidak benar-benar melakukan itu.

***********

******

****

Akhirnya aku keluar juga dari ruangan ini. Aku membuka pintu ruangan ini. Ternyata ada seorang pria yang memakai kacamata tebal sudah berdiri di depan ku. Dia sepertinya hendak masuk ke ruangan ini. Dia membawa beberapa buku ditangannya. Tumpukan buku itu hampir menutupi wajahnya. Aku berjalan ke sisi kanannya. Tapi dia juga berada di sisi yang sama denganku. Lalu aku mengganti arah, dan dia juga melakukan hal yang sama. Kalau terus-terusan begini kapan aku bisa makan.

"Silahkan kamu jalan duluan!" Aku menyingkir dari hadapannya.

Dia hanya berjalan tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Paling tidak dia kan bisa mengucapkan kata maaf atau terima kasih. Aku kan sudah mengalah padanya. Seketika perutku berbunyi. Lebih baik aku segera menuju kantin.

"Zee kenapa kau sendirian? Kemana perginya teman-teman mu?" Ibu kantin mengantarkan pesanan makanan ku sambil bertanya.

"Oh, mereka masih ada kelas, bu. Lagi pula setelah ini aku akan pulang karena sudah tidak ada kelas." Aku berbicara sambil menyantap makanan ku.

Ibu kantin ini sudah mengenal kami berempat dengan baik. Itu, karena kami berempat sering menghabiskan waktu di sini bila sedang tidak ada kelas, tapi untuk waktu saat ini aku tidak bisa. Aku bekerja part time di sebuah restoran. Lumayan, bisa membantu biaya kuliah ku. Kalau uang jajan ku, aku dapatkan dari upah menjaga perpustakaan. Makanya tadi aku melewatkan makan siang ku, karena waktu ku menjaga perpustakaan itu sudah di tetapkan.

"Terima kasih, bu!" Ku sodorkan dua lembar uang kertas pada ibu kantin ini.

Segera aku berjalan keluar menuju gerbang keluar Universitas ini. Aku mulai mencari kendaraan umum untuk menuju tempat ku bekerja. Setelah sampai di restoran aku mulai menuju ruang ganti.

"Anda ingin memesan apa?" Ku letakkan daftar menu di atas meja yang bertuliskan angka dua puluh satu.

"Ada lagi yang lain?" Tanyaku setelah mencatat beberapa pesanan tamu ini.

Setelah beberapa jam, akhirnya restoran ini tutup juga. Hari ini cukup banyak pengunjung yang datang. Beruntungnya tadi aku masih bisa menyempatkan diri untuk makan di dapur. Karena restoran ini beroperasi sampai malam, maka kami para staffnya disediakan makanan disini. Aku berjalan keluar setelah salah seorang pegawai restoran mengunci pintunya dari luar. Seorang pria datang menghampiriku.

"Hai, cantik. Kau terlihat kelelahan." Pria tampan ini mengecup pipiku.

"Yah, begitulah. Kenapa kau datang menjemput ku, sayang? Kau pasti jauh lebih lelah sehabis bekerja." Aku menggandeng tangannya menuju parkiran.

"Tidak apa-apa. Aku juga rindu padamu. Sudah tiga hari kita tidak bertemu." Pria yang bernama Daniel membukakan pintu mobilnya setelah kami sampai di parkiran.

Daniel adalah pria yang romantis. Aku bahagia sekali bisa menjadi kekasihnya. Walaupun hubungan kami baru terjalin selama lima bulan, tapi Daniel belum pernah berbuat kasar padaku. Dia selalu memperlakukan ku dengan lembut dan penuh kasih. Dering ponsel Daniel menyadarkan ku dari lamunan ku.

"Hallo." Daniel menyuruhku untuk menunggu di dalam mobil sementara dia masih berbicara melalui ponselnya.

Daniel adalah orang yang sangat sibuk. Setiap kali bersamaku ponselnya pasti akan berbunyi. Dia bekerja di sebuah perusahaan kecil katanya. Aku belum mengetahui banyak soal pekerjaannya. Bagi ku yang terpenting adalah di sela kesibukannya dia masih menyempatkan waktu untuk mengabariku.

"Sayang, seperti kita tidak bisa makan malam bersama. Bagaimana kalau aku membelikan makanan untukmu dan kau memakannya sendirian di tempat kost mu?" Daniel memasangkan safety belt padaku.

"Apa kau tergesa-gesa? Aku bisa pulang sendiri." Ku tatap wajahnya sambil menunggu jawaban darinya.

"Tidak apa-apa. Aku masih memiliki sedikit waktu. Kita akan berhenti membeli makanan untukmu dulu, dengan begitu aku tidak merasa bersalah karena tidak menemani mu makan malam." Daniel mulai melajukan mobilnya keluar dari tempat parkiran ini.

"Kau antarkan aku ke kost saja. Aku masih kenyang. Tadi di restoran aku sudah terlalu banyak makan, sayang." Aku mengusap perutku seperti layaknya seorang wanita hamil.

"Kau yakin, sayang." Daniel mengelus-elus pipiku dengan lembut.

"Tentu saja. Kau tidak ingin punya pacar yang gendut kan, sayang?" Ku genggam tangan Daniel yang masih berada di pipiku.

"Baiklah, sebagai gantinya lusa aku akan menghabiskan waktu ku satu harian denganmu. Bagaimana, kau setuju, sayang?" Tangan Daniel sudah turun dari pipiku lalu pindah ke atas kepala ku, lalu ia mengacak rambut ku.

"Benarkah? Kau sudah berjanji, awas saja kalau tidak kau tepati. Aku akan marah padamu, sayang." Aku menatapnya sambil tersenyum.

*ToBeContinued*

Você também pode gostar

Mantan Suami Miliarderku Mengejar Aku Kembali

``` [Konten Dewasa] Arabella Donovan mengorbankan masa mudanya hanya untuk suaminya. Namun, ia menceraikannya karena Arabella tidak bisa memberinya anak, yang menyebabkan rasa sakit yang mendalam. Bella memutuskan untuk menghilang dari kehidupannya. Lima tahun kemudian, ia kembali ke negara ini dengan anak lelakinya yang menggemaskan. Kehidupan damainya mulai terganggu ketika mantan suaminya mengejarnya kembali begitu dia mengetahui bahwa Bella telah melahirkan anaknya. Tapi sekarang, dia bukanlah Bella yang sama seperti dulu. Dia adalah orang yang sangat berbeda. ***** "Bos, dia sudah kembali!" "Siapa?" Tristan Sinclair bertanya sambil menandatangani tumpukan kertas. "Istrimu—" Asisten itu ragu-ragu, mengamati Tristan dengan cermat. Ketika dia melihat alis Tristan berkerut, dia memperbaiki ucapannya. "Maaf, saya maksud mantan istrimu, Nona Donovan. Dia kembali dengan seorang anak laki-laki..." Tristan mendesah, memandangi kontrak di hadapannya. Setelah lima tahun mencari, hanya untuk mengetahui bahwa dia telah melanjutkan hidupnya, itu terasa menyakitkan. Tapi ia tidak bisa menghindarinya. Dia pantas mendapatkan kebahagiaan dengan orang lain. Dia akan menerima kekalahannya ini. "Dia pantas mendapatkan suami baru..." Tristan bergumam, memecat asistennya. "Bos, yang saya maksud adalah anak lelaki yang manis itu. Saya kira dia sekitar empat tahun—" Tristan terkejut. Kepalanya terangkat, pandangannya tajam tertuju pada asistennya. "Saya butuh Anda untuk mengatur tes DNA untuk anak itu. Dan berikan saya alamatnya!" Sinar muncul di matanya saat senyum pelan melintas di wajahnya. ______ Penulis Novel: 1. DAMN! I FALL IN LOVE WITH HIM (Selesai) 2. Pengantin Pangeran Tak Mati (Selesai) 3. Rebirth: Dancing In My Destiny (Selesai) 4. Istri Jenius Miliuner (Selesai) 5. Kebangkitan Sebagai Istri Tuhan Vampir (Selesai) 6. Mantan Suami Miliuner Mengejarku Kembali _____ Cara menghubungi saya: >> Akun Instagram: authorpurplelight >> Halaman FB: Author_Purplelight >> Bergabunglah dengan Server Discord saya: https://bit.ly/purplelightserver _____ Catatan: Sampul buku adalah hak milik penulis. Tolong jangan digunakan kembali! ```

PurpleLight · Urbano
Classificações insuficientes
573 Chs

Lolos dari Mantan, Diculik oleh Saingannya

Selama tiga tahun terakhir, Ariana Ari Harlow telah memberikan segalanya untuk suaminya. Mereka menikah karena saudara perempuannya memilih untuk lari pada malam pernikahan, karena ia percaya rumor bahwa Nelson Corporation bangkrut. Ari mencintai Noah sejak usia 16 tahun, ia pikir ini adalah mimpi yang menjadi kenyataan. Namun, dia tidak tahu bahwa saudara perempuannya telah menggali perangkap untuknya, dan ini bukan awal kehidupan baru, melainkan neraka baru baginya. Ia terpaksa menghentikan pendidikannya sebagai dokter karena Nyonya Nelson yang terhormat tidak bisa memiliki tangannya tertutupi darah. Ari menyetujuinya. Untuk Noah, ia menjadi istri yang sempurna yang merawat mertua dan suaminya. Namun, yang menanti dia tidak lain hanyalah penghinaan, suaminya malu padanya dan ibu mertuanya berpikir bahwa saudara perempuannya, Ariel, lebih cocok untuk anaknya. Namun, Ari bertahan. Dia berpikir suatu hari dia akan dapat menghangatkan hati suaminya. Namun dia memergokinya berciuman dengan saudara perempuannya! Patah hati, Ariana memutuskan untuk bercerai dengan suaminya, tapi entah bagaimana dia malah terlibat dengan Nicolai. Musuh dan saingan suaminya. Mereka tidak ditakdirkan untuk bersama. Namun Nicolai tampaknya tidak peduli dengan rintangan yang menumpuk di hadapan mereka. Bahkan, dia bertekad untuk masuk ke dalam kehidupan Ari dan membakarnya. Dalam keadaan mabuk, suatu kali dia memegang lehernya mendekat ke dinding pub kumuh, “Kau boleh menyangkal sebanyak yang kau mau, putri, tapi kau menginginkanku.” Matanya melirik dada Ari yang naik turun dan matanya semakin gelap, merahnya tampak tak terkendali, posesif seolah dia ingin mencabik jiwa dari tubuhnya dan menyematkannya ke dalamnya sendiri. “Taruhan jika kupandang, kamu akan basah untukku.” Panas membara di pipi Ariana saat dia mendengus, “Diam.” “Buat aku,” kata Nicolai saat dia menumbukkan bibirnya di bibirnya. Ciumannya membakar jiwa Ariana, dan kehangatannya menyengat kulitnya setiap kali mereka bersentuhan. Ia berpikir bahwa kesalahan terbesarnya adalah terlibat dengan Nicolai. Namun, Ari segera menyadari dengan cara yang sulit, Secara harfiah, diinginkan oleh mimpi buruk seindah itu jauh lebih buruk daripada sebuah kesalahan. Dan situasi menjadi rumit ketika suaminya menemukan kebenaran tentang segalanya. “Temak hatiku, Ari,” kata Noah saat dia menempatkan moncong pistol di mana hatinya berada. “Karena hidup tanpa kamu adalah hidup yang tidak kuinginkan, jadi tembaklah aku atau kembalilah. Aku memohon padamu.” Sekarang Nicolai telah memberinya pilihan, akankah Ari jatuh cinta dengan dia dan melompat ke dalam kehidupan yang penuh dengan bahaya? Atau akankah dia kembali ke suaminya, Noah, yang telah ia cintai sejak ia berumur 16 tahun? Dan akankah Ariana menghindari bahaya yang mengintai dalam kegelapan, menunggu dia untuk melakukan kesalahan dan kehilangan segala sesuatu yang berharga baginya? Akankah dia menemukan kunci dari semua rahasia yang mengikat dirinya dengan Noah dan Nicolai serta takdirnya yang rumit? ******* Potongan: “Ini semua tentang uang, bukan? Ambil itu dan hilang,” Dia berteriak sambil melemparkan kartu hitam ke wajah Ariana. Ariana tidak percaya dengan telinganya ketika dia mendengar suaminya atau calon mantan suaminya menghina dia seperti ini. Tiga tahun. Ariana Harlow memberikan Noah Nelson, tiga tahun dan namun ketika dia memergokinya berciuman dengan saudara perempuannya yang lebih tua, Ariel—— ini yang dia katakan kepadanya. “Saya akan menceraikanmu,” Ari menyatakan dan pergi. Dia pergi tanpa sepeser pun tetapi Ari tersandung ke Nicolai. Musuh dan saingan suaminya, pangeran Mafia kota Lonest, bajingan terkenal karena kecenderungan kekerasannya. Pertemuan malang itu meletakkan dia di jalur Nicolai, dan begitu saja dia menatapnya. Pertama kali mereka bertemu, Nicolai memintanya untuk mengundangnya makan malam. Kedua kali mereka bertemu, dia memberinya sejuta dolar. Ketiga kali mereka bertemu, dia menyatakan, “Kamu akan terlihat bagus di pelukanku, bagaimana menurutmu putri?” ********

fairytail72 · Urbano
Classificações insuficientes
532 Chs

Avaliações

  • Taxa Geral
  • Qualidade de Escrita
  • Atualizando a estabilidade
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo
Opiniões
Uau! Você seria o primeiro revisor se você deixar seus comentários agora!

APOIO