```
Tidak lama setelah Kathleen pergi dengan taksi, Lamborghini Shawn muncul dan parkir di jalan masuk rumah.
"Apa yang terjadi di sini?" tanya Shawn saat melihat Tuan Wallace berdiri di samping mobil ibunya.
"Ini Nyonya dan gadis muda dari Keluarga Beazell."
"Saya tahu itu ibu saya, saya bisa mengenali mobilnya," kata Shawn kesal, "tapi untuk apa mereka kesini di waktu seperti ini?"
"Saya kira mereka datang kesini untuk membuat masalah untuk si nona muda. Baru saja dia terhuyung keluar dari rumah dengan koper-kopernya dan naik taksi di gerbang. Dia tampaknya tidak dalam kondisi yang baik."
"Saya mengerti…"
Tuan Wallace, ".....?"
Shawn tidak bertanya lebih lanjut dan langsung berjalan masuk ke rumah.
"Bukankah kamu sudah dengar bahwa kamu tidak boleh muncul di depanku lagi, pelacur kotor? Kenapa kamu kembali?" bentak Joanne, mengira Kathleen yang baru masuk.
"Ibu, kenapa Ibu di sini?" tanya Shawn dengan singkat.
"Oh itu kamu. Saya kira itu si selingkuhan itu."
Seolah-olah tiba-tiba ingat pertanyaan Shawn dan langsung marah.
"Apa lagi yang kamu pikirkan kenapa saya datang kemari? Tentu saja saya datang untuk mengusir wanita kesalahan itu yang kamu sebut istri Anda. Mulai hari ini dia tidak lagi menjadi bagian dari keluarga ini. Tunggu, apa yang bahkan saya katakan? Dia sama sekali tidak pernah menjadi bagian dari keluarga ini. Saya sudah memperingatkan kamu tapi kamu tidak mau mendengar. Syukurlah dia sudah terbongkar siapa dia sebenarnya. Sekarang kamu siap-siap saja untuk segera menikah dengan Linda.
Setelah mendengar ucapan Joanne, Linda yang memiliki gelar PHD dalam berpura-pura, tersenyum malu-malu, suaranya lembut dan manja, "Bibi, apa yang Anda katakan. Meskipun saya mencintai Shawn, dia masih seorang pria yang sudah menikah, dan saya tidak ingin menjadi orang yang menghancurkan sebuah rumah tangga."
Joanne sangat terharu dan langsung berkata, "kamu lihat, Linda di sini adalah pilihan terbaik untukmu. Dia sudah dengan sabar menunggu kamu bertahun-tahun."
"Ibu, ini urusan pribadi saya, tidak ada hubungannya dengan Ibu. Selain itu saya masih menikah dengan Kathleen dan tidak dalam suasana hati untuk pernikahan yang disebut Ibu tadi itu."
"Ini pasti ada hubungannya dengan saya. Saya Ibu kamu Shawn dan tidak bisa duduk diam dan membiarkan hidupmu diolok-olok oleh orang tak dikenal. Segera cerai dengan jalang itu sekarang juga." perintah Joanne dengan marah yang penuh ketulusan.
Shawn tahu dia tidak akan menang dalam argumen melawan Joanne jadi dia hanya mengabaikannya dan pergi ke kamarnya.
...…
Cuaca di LA ternyata jauh lebih baik dibandingkan dengan Baltimore. Setiba di sana, mereka segera check-in ke hotel yang diatur oleh perusahaan untuk beristirahat sejenak sebelum rapat yang dijadwalkan jam 6 sore hari itu.
Meskipun Kathleen sudah mengantisipasi bahwa konferensi akan melelahkan, ternyata hal itu merupakan pernyataan yang meremehkan karena dari saat konferensi dimulai hingga berakhir, hampir tidak ada waktu istirahat sama sekali.
Mereka menghabiskan seluruh minggu menghadiri seminar demi seminar dengan waktu rehat yang sangat sedikit di antaranya, dan Kathleen tidak sabar menunggu konferensi berakhir. Sore itu, akhirnya konferensi tersebut berakhir.
Pesta makan malam akan berlangsung malam itu, tetapi dia tidak sabar karena butuh segera kembali ke Baltimore untuk menyelesaikan masalah perceraian yang tertunda dengan Shawn.
Beruntung bosnya memberikan izin untuk pulang lebih awal setelah dia menjelaskan situasinya, walaupun tidak detail.
Segera dia memesan tiket penerbangan ke Baltimore. Beruntung, masih ada dua kursi yang tersisa, jadi dia mendapatkan satu.
Tepat pukul 12:45 siang, penerbangan mereka berangkat dari bandara.
Dengan niat untuk tidur sepanjang penerbangan, dia menyesuaikan kursinya, dan langsung tertidur begitu pesawat lepas landas.
Tiga jam masuk ke penerbangan, pesawat tiba-tiba berguncang keras saat angin kencang mendorongnya. Pesawat sedikit bergoyang ke sana kemari.
"Ada apa ini?" bingung Kathleen yang terbangun tiba-tiba dari tidurnya.
Sama seperti yang lain mencoba memahami apa yang salah, interkom berbunyi.
"Para Penumpang yang terhormat, kami sedang mengalami sedikit turbulensi jadi tolong ikatkan sabuk pengaman anda segera. Terima kasih," pengumuman kapten terdengar melalui interkom.
Semua orang: "....?"
Kathleen segera mengikat sabuk pengamannya segera setelah pengumuman itu.
Sementara itu, co-pilot yang telah terlelap di kabin langsung terbangun, "Apa-apaan?!," dia berteriak dan bangkit hendak menuju ke kokpit.
Karena dia bangun dengan begitu cepat, dia langsung merasa pusing, kehilangan keseimbangan dan tanpa sadar menabrak tuas yang biasanya berada di bawah penutup kaca kubah.
Hampir seketika, hidung pesawat terjun tegak lurus ke bawah dan tiba-tiba kehilangan ketinggian.
"... sialan!!!" sumpah kapten yang memahami bahaya yang segera terjadi.
Suar-suara tajam dan tangisan dimana-mana saat semua penumpang yang belum mengikat sabuk pengaman mereka segera terlempar dengan keras ke sisi-sisi pesawat, beberapa terbentur ke langit-langit sementara lainnya terpencar ke berbagai arah.
Penumpang di bagian belakang, baris paling belakang, yang paling dekat dengan ekor merupakan yang paling terpengaruh karena goncangan dan ayunan lebih terasa di bagian pesawat itu.
Kathleen merapatkan genggaman pada lengan kursinya saat keringat dingin segera mengalir di dahinya.
'Seolah hidup saya sudah tidak cukup kacau, saya juga harus menghadapi situasi ini.'
Dia bingung dan sekaligus takut. Dia tidak bisa memahami bagaimana turbulensi yang seharusnya tidak menjadi masalah besar tiba-tiba bisa menjadi situasi yang mengerikan.
Sambil masih tenggelam dalam pikirannya, dia melihat sebuah sosok berjalan ke arahnya dari baris lain.
Sebuah rasa dingin segera menjalar di tulang belakangnya saat dia menyadari itu adalah wanita paruh baya yang dia berinteraksi singkat sebelum naik pesawat.
Wanita tersebut kehilangan boarding pass-nya, beruntung, Kathleen menemukannya dan memberikannya kepadanya sebelum pengumuman untuk naik pesawat. Sejak itu dia merasa senang kepada Kathleen dan ingin duduk bersama dia tetapi penumpang di sebelah Kathleen menolak untuk memberikan kursinya, jadi wanita itu dengan terpaksa kembali ke kursinya di baris yang berlawanan.
```