webnovel

Chapter 12

Menit berlalu, Dae Joon telah resmi keluar dari "ruang berpikir" nya. Ia melirik ke temannya itu yang sedang mondar-mandir memasuki ruangan-ruangan yang ada di koridor tersebut. "Ini sudah terlalu lama, seharusnya Haeri sudah muncul di sini sejak tadi" kata Kyo Seung sembari menghampiri Dae Joon. "Dae Joon, kau sudah tahu tentang apa terjadi di koridor ini?"

Dae Joon menggelengkan kepalanya. "Aku membutuhkan petunjuk lagi untuk bisa menyimpulkan hipotesis yang mendekati fakta"

Kyo Seung tak terlalu memahami apa yang temannya katakan itu, namun ia tidak peduli. "Bagaimana kalau kita membuat perkiraan-perkiraan seperti dulu saat kita masih di Sekolah Menengah Atas?"

"Kau mau kita membuat teori-teori liar yang melenceng dari fakta seperti dulu?"

Kyo Seung menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Bukan, kita perkirakan dulu dengan apa yang ada. Kau dulu juga sering mengerjakan kasus dengan cara itu, bukan?"

"Cara itu hanya akan membuat patokan baru dan mempersulit untuk berpikir lebih luas"

Kyo Seung sebenarnya setuju dengan temannya itu. "Aku penasaran, setiap kali mereka gagal mendapatkan flashdisk-mu, kamu akan terbangun di mana?"

"Di sebuah tempat yang penuh dengan sampah anorganik"

"Hmm, bagaimana perkiraan awalmu?"

Dae Joon melipat kedua tangannya, satu tangan ia keluarkan untuk menopang dagu. "Kita tahu bahwa Dae Joon, Kyo Seung, dan Haeri palsu ini mengincar barang-barang bukti yang terkait dengan kasus Jang Sooya, dan kita akan 'terbangun' setiap kali orang-orang palsu itu gagal mendapatkan apa yang mereka incar. Awalnya kukira aku akan selalu terbangun di tempat yang sama dengan koridor yang sama, namun nyatanya tidak. Tempat aku terbangun merupakan memang tempat yang sama seperti sebelumnya aku tertidur. Namun, koridornya tidak "

Kyo Seung mendekat ke Dae Joon untuk mendengar penjelasan temannya dengan lebih jelas. "Koridornya...lebih dari satu?"

"Ya, dan kamu pernah menempati koridor yang ditempati olehku"

"Maksudmu... koridor yang di dindingnya ada coretan cat semprot bertuliskan 'D' itu kamu?"

"Ya, dan saat kulihat catatan tentang coretan cat semprot berwarna ungu yang bertuliskan huruf 'H' pada dinding, sepertinya Haeri juga melakukan hal yang sama denganku. Itu berarti Haeri sedang berada di koridor yang berbeda dengan kita"

"Kalau begitu kita harus tetap bersama jika tidak mau bertemu dengan versi lain teman-teman kita di loop yang berbeda"

Dae Joon mengiyakan. "Namun, masalahnya adalah: jika di loop ini kita bertemu dengan Haeri yang palsu dan dia membuat kita tertidur—tepat setelah ia tahu bahwa kita adalah Dae Joon dan Kyo Seung yang asli, apakah kita akan dipisahkan ke koridor yang berbeda?"

"Pusing" keluh Kyo Seung sembari melihat ke sekeliling. "Kalau Haeri sudah muncul, kita tidak boleh sampai tertembak olehnya"

"Tertembak? Kamu ditidurkan dengan cara ditembak?"

"Iya, berkali-kali dan yang menembakku selalu Haeri palsu. Kalau kamu bagaimana?"

"Sama"

"Aneh sekali. Seakan-akan revolver itu menembakkan sesuatu yang mempengaruhi isi kepala kita"

"Isi kepala..." Dae Joon mulai bergumam tidak jelas. "Kamu terbangun di tempat yang seperti apa?"

"Entahlah, semacam tempat pembuangan mesin dan alat"

Dae Joon langsung menyentikan jarinya. "Aku punya rencana".

***

Kyo Seung berjalan dari lorong sempit menuju ke koridor yang memisah ke dua arah untuk kesebelas kalinya. Ia tak berbasa-basi lagi menengok ke kanan dan kiri koridor—ia langsung memilih koridor sebelah kanan. Ia melihat ke setiap isi ruangan yang ada di koridor sebelah kanan, lalu ia berlalu ke koridor sebelah kiri dan melihat juga ke setiap isi ruangan yang ada di sana. Isi setiap ruangan tidak berubah setiap loop terjadi. Koridor di sebelah kiri dan kanan masing-masing memiliki tiga ruangan, beberapa ruangan terhubung dengan tiga lorong yang masing-masing dilewati oleh Kyo Seung dan kedua temannya sebelum mereka mendapati dirinya berada di suatu tempat pembuangan mesin dan alat. Di dalam setiap ruangan, ada ruangan untuk latihan bela diri, ruang bekerja, dan gudang. Di gudang, barang yang disimpan kebanyakan adalah perkakas dan komponen-komponen mekanik yang dicap memiliki harga mahal oleh para mekanik. Sejujurnya, Kyo Seung ingin mengambil barang-barang yang ada di gudang itu dan memberikannya ke Gom-Hong sebagai sumbangan bahan-bahan untuk pembuatan device di lingkup komunitas vigilante. Mungkin saja jika ia menyumbangkan komponen-komponen mekanik yang mahal, ia akan dimaafkan karena secara tidak sengaja menyeret nama komunitas ke dalam kasus mutilasi Jang Sooya. "Ah, bukan saatnya untuk memikirkan itu" Kyo Seung menampar pelan pipinya sendiri, ia berdiri di antara kedua koridor dan menyandarkan tubuhnya ke dinding.

"Kyo Seung!" sosok yang telah ditunggu-tunggu, muncul dengan sendirinya. Haeri datang dari koridor sebelah kiri, berlari menghampiri Kyo Seung. "Akhirnya aku menemukanmu! Aku sempat tersesat—"

"Hentikan saja omong kosongmu itu, Haeri" Kyo Seung melipat kedua tangannya, melirik tajam ke Haeri. "Aku tahu kau bukan Haeri yang asli"

"Aku tidak mengerti apa maksudmu"

"Apakah aku harus selalu mengatakan hal ini di setiap loop? Aku bosan mengatakan bahwa aku tahu kau bukan temanku yang asli. Ayolah, mengaku saja dan katakan apa yang sebenarnya terjadi di tempat ini"

Haeri yang diduga palsu oleh Kyo Seung itu mematung di tempat. Seperti yang telah diperkirakan oleh Kyo Seung, Haeri palsu itu langsung mengeluarkan revolver dari sakunya. "Gagal—"

BRAK! Dae Joon muncul dari belakang Haeri. Ia langsung menahan kedua lengan Haeri dan melepaskan genggaman Haeri yang memegang revolver. Revolver itu terlempar tak jauh ke lantai, dan Kyo Seung langsung mengambil revolver tersebut sebelum Haeri dapat melepaskan diri dari Dae Joon dan merebut kembali revolvernya.

"Apakah kita harus membunuhnya?" tanya Kyo Seung ke temannya yang sedang sibuk menahan Haeri. Dae Joon memborgol kedua tangan Haeri ke belakang, lalu mengikatkan tali ke kedua kaki Haeri dengan tali tambang yang ia dapatkan dari gudang di koridor sebelah kanan. Ia membiarkan Haeri palsu menggeliat di lantai.

"Kau ragu-ragu untuk membunuhnya?" Dae Joon bertanya balik.

"Bagaimana kalau ternyata dia Haeri yang asli?"

"Dia mengatakan kata 'gagal', dan dia barusan mau menembakmu dengan revolver. Tentunya, Haeri yang asli tidak akan melakukan hal itu"

"Baiklah, sebaiknya kita interogasi dia" Kyo Seung menghampiri Haeri yang sedang dalam posisi menempel pada permukaan lantai. Haeri palsu itu tidak mengatakan apa pun sejak ia diikat oleh Dae Joon. "Jadi kau tahu apa yang sedang terjadi di tempat ini?"

"Lepaskan aku" tukas Haeri palsu itu sembari menatap tajam ke Kyo Seung.

"Apakah kamu Haeri yang asli?"

"Lepaskan aku!"

"Kau akan terus menanyakan pertanyaan bodoh itu sampai kapan?" cela Dae Joon sembari menyambar revolver dari tangan Kyo Seung.

"Bisa saja ia akan menjawabnya dengan jujur" balas Kyo Seung sambil tercengir. Dae Joon memutar bola matanya, heran dengan kelakuan temannya yang bodoh itu.

Dae Joon melihat-lihat struktur dan bentuk dari revolver yang ia bawa itu. Ia melihat slot tempat pelurunya dan senyum miring pun terlukis di wajahnya. Peluru revolver tersebut adalah obat bius. "Sudah kuduga. Ia menggunakan obat bius untuk menidurkanku dan Kyo Seung, lalu ketika kami tertidur, ia akan memindahkan tubuh kamu ke tempat pembuangan mesin dan alat. Aku mengerti sekarang" batin Dae Joon sembari menutup tempat slot peluru. "Kyo Seung, bunuh dia"

"Kau yakin?" tanya Kyo Seung memastikan suruhan temannya itu. Ia mulai bersiap mengeluarkan pistolnya dari utility belt-nya.

Dae Joon mengangguk. Tanpa basa-basi lagi, Kyo Seung langsung menembak Haeri tepat di jantungnya.

DOR!

Alangkah terkejutnya Kyo Seung ketika ia menduga tubuh Haeri akan mengalami pendarahan pada bagian jantung, ternyata malah menembus tubuh Haeri. Tubuh Haeri palsu itu mengalami glitch. Kyo Seung mengatupkan mulutnya rapat-rapat, mulai mencerna hal yang baru saja ia lihat.

"Dia...hologram?" Kyo Seung bercangkung, lalu menggenggam pergelangan tangan Haeri. "..tapi aku bisa menyentuhnya"

"Yang menjadi masalah bukanlah hologram yang berpura-pura menjadi kita, melainkan tempat ini" Dae Joon menyalakan jam ponselnya, sebuah layar hologram muncul dari jam tersebut dan membuka beberapa tab berita dan aplikasi pencari sinyal.

"Apa maksudmu?"

"Tempat ini merupakan lingkup percobaan mesin sekaligus simulasi dari salah satu dimensi buatan untuk penyesuaian objek dalam dimensi sekarang dengan dimensi yang berada di atas tingkatan dimensi sekarang"

Kyo Seung melongo memikirkan kalimat yang diucapkan oleh temannya itu.

"Kita berada di ruang simulasi dimensi 4D, dan semua yang ada di sini adalah palsu"

"Ooh" Kyo Seung mengangguk-angguk cepat. "Hah? Dimensi 4D?"

Dae Joon mengeluarkan tab yang berisi artikel salah satu berita di kota Daegam, ia memindahkan tab hologram itu ke hadapan Kyo Seung. "Tiga hari yang lalu, salah satu dari perusahaan alat dan mesin canggih di kota Daegam mencoba untuk mendirikan sebuah mesin ruang untuk menyesuaikan objek dalam dimensi kita dengan dimensi 4D. Perusahaan itu telah mengeluarkan banyak dana untuk mesin ruang itu, namun proyek itu harus dihentikan atas perintah langsung dari pemerintah kota Daegam karena dapat mempengaruhi struktur dimensi kita saat ini yang disebut dimensi 3D"

"Oh, jadi sekarang kita berada di dimensi 3D? Lalu kenapa susah-susah membuat mesin untuk berada di dimensi 4D?"

"Karena kita tidak bisa pergi ke dimensi yang ada di atas kita"

"Maksudnya?"

Dae Joon melipat tangannya. Ia meraba dagunya, sembari memikirkan cara untuk menjelaskan dengan bahasa yang dapat dimengerti orang bodoh seperti Kyo Seung. "Seorang ilmuwan di bidang ilmu dimensi dan multi semesta mengatakan, 'kita tidak akan tahu keberadaan dimensi yang ada di atas tingkatan kita, namun kita akan tahu dimensi yang berada di bawah tingkatan kita karena kita berada di atas tingkatan dimensi mereka', seperti contohnya dimensi 2D dengan dimensi 3D. Dimensi 2D hanya bisa bergerak ke kiri, kanan, atas, dan bawah—sedangkan 3D dapat bergerak ke kiri, kanan, atas, bawah, maju, dan mundur. Objek dimensi 3D dapat mengetahui keberadaan dan dapat menempati dimensi 2D karena objek 3D dapat bergerak ke atas, bawah, kanan, dan kiri. Namun sebaliknya, objek 2D tidak dapat menempati dan mengetahui keberadaan dimensi 3D karena ia tidak dapat bergerak maju dan mundur"

Kyo Seung mengangguk-angguk, menunjukkan bahwa ia paham. "Cukup tahu" ucapnya. "Intinya, kita adalah objek percobaan untuk masuk ke ruang mesin dimensi 4D?"

"Semacam itu" Dae Joon melirik ke Haeri palsu. "Sebaiknya sekarang kita mencari celah untuk keluar dari ruang mesin ini"

Kyo Seung langsung mengeluarkan kapaknya yang entah dari mana, senyum nakal terukir di wajahnya. "Jadi kita akan menghancurkan tempat ini?"

Dae Joon mengangguk.

Próximo capítulo