webnovel

II. Another Side

Hari Senin, waktu yang paling dia benci di masa lalu, maupun di masa sekarang. Tidak perlu bertanya mengapa, karena semuanya sudah jelas.

Elias bangkit dari tempat tidurnya, sebelum berolahraga pagi rutin seperti yang biasa dia lakukan untuk tetap bugar dan kuat. Entah di dunia lain ataupun di dunia ini, yang lemah tidak akan bertahan hidup—kecuali jika kau punya kenalan orang hebat seperti beberapa bangsawan sombong yang pernah dia beri pelajaran.

Dengan mentalitas inilah, Elias mampu bertahan hidup di dunia dengan makhluk yang tidak bisa diserang dengan objek fisik dan bahkan membunuh makhluk dengan eksistensi paralelnya.

Ngomong-ngomong, setelah menyelesaikan olahraga rutin Elias mengambil handuk dan mandi tanpa banyak masalah besar.

Sarapan. Itu harus bernutrisi, enak, dan mengenyangkan.

Di masa lalu, dia tidak akan peduli dengan hal itu, karena pelayannya yang membuatnya. Dia memang bisa memanggilnya, tapi terlalu merepotkan dan dia belum menemukan cara untuk menyembunyikannya dari penguasa dunia ini. Di Bumi asalnya, makanan berat di pagi hari adalah kewajiban saat itu, dan karena dia tidak menemukan bahan makanan yang tepat di dunia lain, dia tidak bisa mencoba beberapa makanan seperti rendang dan nasi pecel.

Tapi dia akan membuat yang simpel kali ini. Sarapan bergaya Jepang yang kaya nutrisi, dengan sup miso, ikan, dan telur, serta nasi putih hangat. Nasi itu wajib! Jadi makanlah dengan nasi.

Sarapan paginya yang diiringi dengan beberapa acara televisi berjalan dengan tenang tanpa masalah.

"Selamat pagi, Mei." Elias berjalan mengiringi langkah kaki gadis muda di sampingnya yang mengenakan seragam coklat khas Akademi Senba.

"Selamat pagi juga, … Elias-kun." Raiden Mei menjawab sopan pada pemuda bermata merah tua di sampingnya, walaupun dia masih gugup ketika melihatnya bisa melakukan apapun kepadanya saat itu.

Elias mengangguk padanya. "Aku menantikan untuk melihat kelasku, kuharap akan satu kelas denganmu."

"Itu… aku pikir sebaiknya kamu di kelas yang berbeda."

Mei membalas, sebelum kembali berbicara, "Di Akademi Senba, ada peraturan tidak tertulis untuk menjauhi Raiden Mei—menjauhiku, dan lebih baik menjauh saja daripada terkena masalah yang membuatmu kerepotan! Jika orang-orang tahu kamu punya kemampuan spesial, para ilmuwan akan…"

"Terima kasih sudah mengingatkanku, tapi aku sudah tahu tentang hal-hal seperti itu. Aku selalu mencari informasi mengenai sekolah yang akan kugunakan, entah dari masyarakat di dalamnya maupun di luarnya. Jadi tidak perlu khawatir" Elias menggelengkan kepalanya pada kebaikan hati Raiden Mei.

Itu adalah kekacauan terburuk yang bisa terjadi. Satu sekolah merundung satu siswa, guru membiarkannya, bahkan menjadi sebuah norma umum… bukannya dia bias karena Mei adalah salah satu karakter favoritnya di masa lalu ataupun karena dia tahu kepribadiannya yang lembut, tapi karena siapapun itu, akan berbahaya dalam berbagai hal.

Bukanlah hal yang aneh jika gadis seperti itu mengalami gangguan mental dan penyakit DID[1]-nya kambuh yang menyebabkan kekacauan untuk satu kota.

Dia juga ingat ada satu orang gadis yang secara tidak beruntung entah dalam pergaulan dan keluarganya sendiri menjadi Herrscher yang tidak sempurna dan dibunuh oleh seorang Loli tua.

Elias menghela nafas perlahan tanpa siapapun sadar, dia baru ingat kalau dunia ini adalah dunia yang bisa mengacaukan setiap rencanamu dengan omong kosong konyol seperti fosil hidup atau dewa itu sendiri…

Akademi Senba. Sekolah terkenal bergengsi tinggi diantara sekolah lain di kota Nagazora. Elias yang berasal dari luar negara merasa cukup beruntung bisa pindah di sekolah ini—begitulah latar ceritanya.

Tidak perlu yang repot-repot, seperti ada hubungannya dengan organisasi tertentu, dia hanya perlu membuat latar belakang sederhana lalu gunakan sihir dan bom! Jadi.

Namun, mengingat teknologi di dunia ini yang lebih maju dari Bumi asalnya, dia tidak bisa selalu menggunakan sihir—apalagi sihir yang bisa menipu takdir, hanya untuk menciptakan identitas untuknya di dunia ini.

'Ada banyak kemungkinan yang bisa terjadi. Bahkan, bisa menjadi Semesta Alternatif. Aku tidak akan terlalu banyak mengandalkan detail dalam pengetahuanku. Akan berbahaya jika aku percaya pada detail yang berbeda.'

Untungnya, dia punya rencana di dalam rencana yang bisa Elias gunakan untuk menutupi rencana yang tidak valid, sementara untuk latar belakang, dia tidak peduli. Biarkan Otto kebingungan dengan orang yang muncul tiba-tiba dari kekosongan.

Tapi mengesampingkan pikirannya, dia sudah mencapai kelas bersama dengan sang guru—yang memiliki beberapa masalah. Elias diam-diam menghela nafas, kenapa dia harus mempengaruhi kepala sekolah untuk ditempatkan ke kelas ini.

"Kami punya siswa baru dari negara lain. Silahkan perkenalkan dirimu."

Elias menulis namanya di papan tulis dalam huruf Katakana dan huruf alfabet.

"Elias Hyde. Kalian bisa memanggilku Elias. Ini adalah pertama kalinya aku pergi ke negara ini sekaligus menuntut ilmu di sini. Aku pindah kesini untuk mengenang ibuku yang berasal dari Nagazora. Senang bertemu dengan kalian," ucap Elias dalam kebohongan dan bahasa Jepang yang fasih.

Raiden Mei melalui hari-hari dalam hidupnya seperti biasanya. Setelah kasus besar yang dilalui oleh ayahnya sang mantan CEO perusahaan Massive Electrics bulan lalu, tepatnya pada 16 November 2013, dia harus hidup dalam diskriminasi dan tekanan.

Semua properti termasuk rumah mereka harus disita oleh pihak berwenang setelah kejadian itu, semua pekerja yang pernah melayani keluarganya juga harus pergi dari sana tanpa sedikitpun uang pesangon.

Termasuk pada pembantu yang cukup dekat dengannya yang selalu menemaninya ketika ayahnya sedang sibuk dengan pekerjaannya.

… Mengingat sosok wanita itu, Mei jadi kangen dengannya sekarang. Apa yang dia lakukan? Apa pekerjaannya sekarang? Apakah keluarganya baik-baik saja?

Pikiran Mei penuh dengan pertanyaan itu.

Tapi hari ini adalah sabtu dan akhir pekan, jadi dia bisa menenangkan pikirannya tanpa perlu mengalami masalah dengan lingkungan sekolah yang menekan serta beberapa pikiran tidak menyenangkan lainnya.

Di hari yang cerah seperti ini, akan sangat bagus untuk jalan-jalan, setidaknya dengan alasan apapun yang bisa dia gunakan, tapi masih banyak yang harus Mei kerjakan sekarang… menghabiskan waktu seperti itu bukanlah hal mewah yang bisa dia dapatkan di waktu seperti ini.

Tapi kebetulan, dia ingat dia sudah kehabisan stok bahan makanan di dalam penyimpanannya, jadi Mei perlu membelinya lagi di swalayan. Setelah bersiap sebentar, dia berangkat pergi.

Dengan senyuman damai membingkai di bibirnya, dia menikmati jalanan di hari yang sempurna dengan cuaca yang cerah.

'Karena cuacanya cerah, sepertinya akan menyenangkan melewati jalan lain.' Merasa seperti sebuah rencana yang bagus, dia mengikuti kata hatinya.

Melalui jalan lain yang sedikit lebih jauh dari biasanya. Hanya untuk mendapatkan perasaan menyenangkan yang damai di hari seperti ini.

Namun, segera dia merasakan sebuah penyesalan melakukan hal itu.

"..."

Mei terpengangah, kakinya membeku di tanah saat dia terbelalak dalam keterkejutan. Baru saja berjalan beberapa puluh meter dari persimpangan yang biasa dia lalui, Mei melihat pemandangan paling tidak realistis yang bisa dia dapatkan di hari yang damai dan cerah.

"Kekuatan super…? Apa itu… sihir…?" Mei bergumam tidak percaya.

Hanya ketika dia berkedip sesaat, pulpen di tangan laki-laki itu telah jatuh dan melunturkan tinta hitamnya, memberikan Mei pandangan yang lebih jelas pada seorang pemuda rupawan yang memiliki mata merah gelap yang tajam menusuk—seolah-olah melihat menembus ke dalam dirinya.

"..."

Mei baru saja menyadarinya, matanya dan pemuda itu bertemu. Mata mereka bertemu! Mei dengan kepala yang penuh ide-ide tidak masuk akal dan tidak logis, berjalan kembali secara tidak sadar, seperti menggunakan auto-pilot penuh.

Namun, tentu saja tidak semudah itu…

Mei tidak yakin ekspresi macam apa yang dia buat, tapi dia yang pasti sangat yakin matanya tidak menipunya sama sekali.

Laki-laki itu mampu mengeluarkan huruf-huruf aneh yang memunculkan sebuah pulpen… dan pulpen itu dengan mudah hancur ketika terjatuh… sekarang, ada tembok tidak terlihat yang memberikannya mimpi buruk…

Dia mencoba mengancamnya dengan polisi, dan laki-laki itu terdiam, dia sepertinya berhasil… laki-laki itu mengajaknya berbicara!

Dan dia mendapatkan sebuah kenyataan pahit, bahwa Elias Hyde, laki-laki itu adalah siswa pindahan dari luar negeri. Hanya percakapan itu yang paling tidak dia ingat.

Setelah beberapa pembicaraan kecil, yang sudah cukup untuk membuat Mei hampir menangis, laki-laki itu akhirnya mengeluarkannya dari penghalang tidak terlihat dan membiarkannya pergi pulang.

Mencapai depan pintu tempat tinggalnya, dia membuka pintunya lalu masuk sebelum menutupnya. Kakinya segera kehilangan kekuatannya saat itu juga. Dengan ling-lung, punggung, bahu, dan kepala Mei bersandar di pintu.

'Itu manusia? Manusia super asli? Tembok tidak terlihat…? Apa yang aku lihat…'

Mei merasa dia telah melihat sebuah kebenaran dari rahasia paling besar dari dunia yang kejam ini.

Itu menyadarkannya. Dia lupa beli bahan makanan. Tapi dia tidak merasa ingin keluar lagi, hari cerah yang memiliki kesan damai di benaknya sudah hilang sekarang.

Masih dalam posisi yang sama, Mei bergumam, "Mata kita bertemu 'kan… apakah dia akan membunuhku jika aku menyebarkannya?"

Pada akhirnya, setelah melakukan pertimbangan yang dalam dan panjang, Mei akhirnya memutuskan untuk pergi ke swalayan hari itu juga.

Kali ini dia melalui jalan yang biasanya dia lalui, dia tidak mau menuruti ide-ide aneh di dalam kepalanya lagi.

Hari Minggu, seharusnya menjadi hari yang menyenangkan bagi siapapun karena libur. Namun sepertinya hal itu menjadi hari yang berat bagi Raiden Mei.

Sepertinya hari-hari biasa tidak lagi cukup untuk menyiksa mentalnya dan sekarang, takdir memberikan seorang pria aneh dengan kekuatan super!

Setelah bersiap-siap dan mengenakan pakaian yang pantas, Mei segera berangkat menuju lokasi yang sudah dibagikan oleh laki-laki itu.

Dia tidak tahu apa yang akan terjadi pada dirinya kali ini. Segalanya tergantung pada laki-laki itu. Apakah dia akan dimakan, atau diperkosa olehnya, Raiden Mei hanya bisa berharap dia tidak akan mengalami hal-hal mengerikan itu hari ini… mungkin besok atau lusa.

Namun takdir sepertinya sangat suka bermain-main dengan hidupnya. Dia adalah laki-laki yang sopan dan baik! Mei jadi merasa bersalah karena terlalu impulsif dan bias.

Dia melihat Senin yang sama seperti biasanya, tetapi kali ini dengan bumbu baru bernama Elias Hyde yang menemaninya di jalan menuju sekolah.

Karena mereka berbeda situasi, pada akhirnya mereka berpisah. Mei pergi ke kelasnya, sementara Elias pergi ke kantor guru untuk ditunjukkan kelasnya.

Dia dengan ling-lung melihat mejanya yang penuh dengan coretan-coretan yang mengejek dan mencela. Kriminal, putri penjahat, penipu. Dia hanya bisa menghela nafas panjang dalam diam, pada hidup yang sudah terasa tidak bermakna itu.

Bahkan si manusia super pun masuk ke kelasnya. Mungkin untuk memberikannya lelucon? Entahlah. Dia hanya berharap orang baik seperti Elias tidak mendapatkan masalah dari orang-orang yang mendiskriminasi dirinya.

[1]Dissociative Identity Disorder (Gangguan Kepribadian Ganda)

Skarthacreators' thoughts
Próximo capítulo