webnovel

Bab 191 tiga lawan satu

tomoya, Megumi dan utaha kasumi sedikit terkejut melihat eriri yg duduk di pangkuan ku sambil membaca sebuah manga hentai yg dia buat.

tapi dia segera melompat dengan panik seperti anak kucing saat saat melihat kedatangan Megumi dan yang lainnya. lalu dengan kesal dia melemparkan komik itu ke wajah ku. "bodoh" tentu saja aku dengan mudah menangkap manga yg dia lemparkan.

melihat eriri yg sudah pergi dari pangkuanku, Megumi dengan polosnya duduk di pangkuan ku menggantikan eriri. "apa kemah musim panas nya menyenangkan." aku segera menggelengkan kepalaku. "sesuatu tiba tiba terjadi di tengah malam dan organisasi pemerintah juga turun tangan. seperti yg di katakan bibi sawamura, situasi Jepang sangat berbahaya jadi kalian juga harus hati hati."

saat itu bibi sakura juga datang membawakan minuman dan makanan ringan. "setidaknya bibi yakin bahwa putri bibi akan aman bersama mu."

"tenang bibi, tidak akan ada yg bisa menyakiti eriri."

"lalu aku" tanya Megumi sambil menunjuk ke dirinya sendiri dan aku tanpa basa basi mencium bibir Megumi yg membuat tomoya melebarkan matanya dengan expresi terkejut. "apa yg kamu lakukan." tapi kami berdua mengabaikan seruan tomoya dan fokus menikmati ciuman kami.

"jangan tanyakan hal hal yg jawabannya sudah kamu ketahui." Megumi berlahan menyandarkan kepalanya di bahu ku. "aku hanya ingin jawaban yg lebih romantis. misalanya aku akan mempertaruhkan nyawa ku untuk melindungi mu atau cinta kita pasti bisa menghancurkan segala bahaya yg akan datang." aku memainkan hidung Megumi dengan jari telunjuk ku. "bahkan dewa tidak berani menyakiti mu setelah bersama ku" saat itu Megumi dengan cepat mencium bibir ku. "itu terdengar lebih meyakinkan karena dewa memang tidak menyakiti manusia."

"he he he" aku hanya tertawa kecil mendengar perkataan Megumi dan saat itu tomoya yg sudah menunjukan expresi marah mulai berkata. "kato, apa maksud semua ini. apa kalian berdua berpacaran."

aku dan Megumi saling memandang untuk beberapa detik, lalu Megumi menggelengkan kepalanya. "aku tidak menganggap Harry sebagai pacar ku"

"lalu kenapa kamu duduk di pangkuannya dan saling berciuman." amarah tomoya perlahan mulai meningkat dan Megumi yg masih dengan wajah polosnya menjawab dengan pertanyaan. "apa ada yg salah bagi ku untuk duduk di pangkuan calon suami ku sendiri dan menciumnya." wajah tomoya langsung memucat mendengar perkataan Megumi dan dia benar benar tak bisa berkata kata.

"kalo begitu bibi akan kebawah dulu" saat itu bibi sakura memberi ku senyum main main sebelum keluar dari kamar eriri.

"ini naskah yg aku buat untuk mu, jika ingin ada revisi lakukan saja sendiri. karena mulai sekarang aku keluar dari klub ini." utaha langsung memberikan naskah itu pada tomoya yg menambah pukulan berat bagi nya.

lalu utaha berbaring di tempat tidur sambil mengedipkan matanya pada ku dan menepuk ruang kosong di tempat tidur. melihat ini, aku segera berbisik di pada Megumi. "ayo bersantai di tempat tidur." Megumi mengangguk lembut dan kami berdua pindah di tempat tidur.

"tempat tidur ini terasa hangat dan ada sedikit bau keringat. apa kamu sempat berolahraga di tempat tidur." tanya utaha pada eriri dengan nada main main yg membuat wajahnya langsung memerah.

"aku mengambil keperawanan eriri jam 4 pagi dan kami berhubungan sex hingga jam 8 pagi, karena itu kakinya agak sedikit bermasalah." sebelum eriri sempat menjawab, aku langsung mendahului eriri.

wajah eriri langsung menjadi pucat dan dia menatap ku dengan kesal. "jangan bicara omong kosong Harry." tapi saat itu utaha mengeluarkan 1 kotak kondom yg masih belum terbuka. "lalu kenapa kotak kondom ini masih utuh."

"aku tidak menggunakannya dan langsung mengeluarkannya di dalam agar eriri juga bisa merasakan kepuasan yg sebenarnya."

"pantas saja eriri terlihat berbeda, ternyata dia sudah menjadi wanita dewasa. selamat eriri." utaha tersenyum lembut pada eriri sambil menyandarkan kepalnya di bahuku yg sudah berbaring di sebelahnya.

saat itu aku melihat expresi polos Megumi yg berbaring di bahu kiri karena dia tiba tiba meremas pakaian ku.

"jangan asal bicara kasumi, lalu kenapa kalian tidur di tempat tidur ku" eriri dengan panik bergegas menuju utaha dengan expresi kesal. "eriri, apa Harry terlalu keras melakukannya pada mu"

"diam kamu wanita beracun"

aku mengabaikan pertengkaran mereka dan segera menarik selimut untuk menyelimuti aku dan Megumi, lalu kami berdua memulai aksi mesum kami.

"apa sebenarnya yang terjadi pada mu utaha, kenapa mendadak berhenti. ada apa dengan kalian semua." tomoya mulai berkata dengan nada bergetar dengan expresi bingung, kecewa, sedih, marah dan sakit hati yg bergabung menjadi satu.

"tidak ada, aku hanya tidak ingin membantu mu lagi. sekarang aku hanya ingin melakukan apa yg membuatku bahagia. jadi ini adalah bantuan terakhirku untuk mu, mulai sekarang jangan ganggu aku lagi." mendengar jawaban utaha yg acuh tak acuh, tubuh tomoya kembali menegang dan tiba tiba eriri juga ikut menambahkan. "aku juga tidak bisa membantu mu lagi, aku memiliki banyak hal untuk di lakukan mulai sekarang. setelah hari ini tolong jangan ganggu aku lagi."

"apa maksud kalian, bagiamana dengan game yg akan aku buat. kalian tidak bisa seperti ini." tomoya dengan expresi marah mulai berkata dengan nada membentak pada eriri dan utaha.

"itu urusan mu dan itu impian mu, kenapa aku harus repot repot membantu mu." melihat respon acuh tak acuh utaha, tomoya mulai mengepalkan kedua tangannya. "jadi ini balasan atas semua yg telah aku lakukan untuk mu."

"hmmmmff hmm hmm" tiba tiba suara desahan aneh membuat mereka langsung terdiam dan perlahan memperhatikan tempat tidur yg sedikit bergelombang.

saat itu mereka melihat Megumi yg sedang bersandar di dada ku dengan wajah yg memerah dengan selimut yg menutupi tubuh kami.

tapi yg membuat mereka terkejut adalah gerakan naik turun yg terlihat dari bagian bawah selimut kami berdua.

"maaf eriri, kamu sepertinya akan mencuci selimut mu lagi" saat itu utaha segera masuk ke dalam selimut sambil berkata dengan nada centil. "gunakan tangan mu sayang." mendengar itu aku segera memasukan tangan kanan ku kedalam celana dalamnya dan mulai memainkan lubang vagina utaha. "ssssttt hmmmmfff" utaha langsung menyandarkan kepalanya di bahu ku sambil memberi desahan menggoda di telinga ku.

"kalian seenaknya menggunakan tempat tidur ku untuk berbuat mesum." dengan teriakan kesal eriri segera masuk ke dalam selimut di sisi kiri sambil menatap ku dengan kesal. melihat ini aku juga melakukan hal yg sama seperti utaha pada eriri yg langsung membuat wajahnya memerah dan menyandarkan kepalnya di bahu kiri ku.

"apa yg kalian semua lakukan" tapi tidak ada yg mempedulikan teriakan tomoya yg membuatnya semakin geram.

melihat tidak ada yg mempedulikannya, tomoya dengan penuh amarah bergegas keluar dari ruangan. "aku akan laporkan semua ini pada bibi dan sekolah." teriak tomoya sebelum dia keluar dari kamar.

Próximo capítulo