webnovel

PENYELIDIKAN

"Huuu. . huu. . huu. . jangan lakukan itu Kirana, sudah cukup, jangan menambah siksaanmu nanti" kata ibu itu sambil menangis.

 

Ella yang telah dirasuki Kirana pun akhirnya tersadar, Hendra yang tadi sempet mundur mundur pun sekarang menghampiri Ella dan membantunya untuk duduk.

 

"Ada apa ini kak, kenapa tubuh saya terasa sangat lemas ?" tanya Ella sambil memegangi kepala nya.

 

"Tadi arwah kakak adik masuk ke dalam tubuh adik" kata Hendra sambil duduk di samping Ella.

 

"Jadi kakak Kirana benar benar telah meninggal, huuuu.. .huuuu. . ibuuuuuk, kakak buuuuk" kata Ella sambil berlari ke arah ibuknya dengan tubuh yang lemas.

 

"Sudah sudah El, kita do'a kan agar arwah Kirana bisa pergi dengan tenang, ibuk juga sangat terpukul mendengar semua ini" kata ibuk Kirana menenangkan anaknya Ella.

 

Anak dan ibu itu pun saling berpelukan, menangisi Kirana yang telah pergi, Kirana adalah sosok yang sangat di cintai bagi mereka, Jainal dan Hendra pun ikut meneteskan air mata melihat ibu dan anak tersebut.

 

"Buk, tadi jenazah Kirana di bawa kerumah sakit oleh ambulan, mungkin sebentar lagi mereka akan mengabari ibuk" kata Jainal dengan nada yang pelan.

 

"Oh iya nak, terima kasih sudah memberi tahu ibuk, tapi saya boleh minta tolong pada kalian berdua ?" tanya ibu itu sambil menangis dan masih memeluk anaknya.

 

"Insya'allah buk, kalau saya bisa bantu akan membantu ibuk" kata Jainal.

 

"Tolong hentikan Kirana menuntut balas nya, biarkan tuhan yang membalas semua perbuatan laki laki biadab itu" kata ibuknya Kirana.

 

Jainal pun menyanggupinya karena melihat permintaan dari seorang ibuk yang sangat mencintai putrinya, dia pun tak tega melihat ibu dan anaknya yang sedang dirundung kesedih an.

 

"Baik buk, akan saya bantu menghentikan Kirana" jawab Jainal sambil memegang pundak ibu itu.

 

"Bro beneran ini, kita akan menghentikan Kirana, tapi gimana caranya" tanya Hendra berbisik pada Jainal.

 

"Kita pikirkan nanti aja Bang, saya tak tega melihat mereka" saut Jainal berbisik balik pada Hendra.

 

"Terimakasih nak, saya sangat berterimakasih pada kalaian kalau kalian membantu ibuk, semoga allah akan melancarkannya" kata ibu yang menatap pada Jainal dan Hendra.

 

AMIIIIIN. .

 

Jainal dan Hendra pun bertanya pada ibuknya dimana Kirana bekerja dan lalu mereka berpamitan untuk segera menghentikan Kirana yang menuntut balas.

 

"Sekarang kita kemana bro ?" tanya Hendra sambil menaiki motor nya.

 

"Kita ke tempat kerja Kirana mas" jawab Jainal yang sudah siap menjalankan motor nya.

 

"Okelah, kita terlanjur berjanji pada ibu tadi, gas gas" saut Hendra sambil menjalankan motor nya.

 

Mereka pun pergi ketempat kerja Kirana yang berada di jalan kadiri, setibanya di tempat terlihat sebuah restoran yang sangat besar dan terkenal di kota itu.

 

"Bro sekalian kita makan aja yuk bro" kata Hendra yang sudah lapar.

 

"Siap Bang, tapi traktir ya Bang, kan aku baru masuk kerja jadi belum gajian" saut Jainal dengan tersenyum.

 

"Kamu ini bro, seharusnya kamu yang traktir aku, kan kamu baru kerja, itung itung syukuran" saut Hendra melirik kearah Jainal.

 

"Tapi kan aku belum gajian" jawab Jainal sambil cengingisan.

 

"Okelah, tapi inget nanti kalo gajian ganti kamu yang traktir lo bro" kata Hendra agak nyesel ngajak makan Jainal.

 

"Siaaaaap" saut Jainal dengan senang.

 

Mereka pun akhirnya masuk ke dalam restoran itu, ketika mereka masuk terlihat tempat yang sangat mewah dan pelayan yang sangat cantik cantik dengan baju dan rok mini berwarna coklat, Hendra pun terpelongo melihat pelayan pelayan yang sangat cantik cantik seksi.

 

Hendra dan Jainal pun duduk di meja no. 87, seketika terlihat pelayan dengan tubuh seksi, rambutnya sebahu dan lipstik marah merona menghampiri mereka.

 

"Selamat pagi, mau pesan apa mas" kata Risma yang berdiri di samping mereka berdua sambil memberikan daftar menu.

 

Hendra pun terdiam dengan mata yang tak berkedip, mulut yang terbuka dengan air liur yang menetes melihat pelayan itu.

 

"Hoi Bang, di tanyain itu lo, malah diem aja" teriak Jainal sambil menendang kaki Hendra.

 

"Hehe mbak nya cantik banget ya bro" saut Hendra dengan cengingisan.

 

Pelayan itu pun tersenyum mendengar itu.

 

"Saya mau pesan menu utama di restoran ini mbak, yang paling enak, tapi kenalan dulu mbak nama ku Hendra..hehe" kata Hendra sok kaya agar di lirik pelayan itu.

 

Pelayan itu pun tersenyum dan memberi tahu namanya, Jainal yang melirik ke daftar menu sontak terpelongo karena menu utama harganya 5 juta, sedangkan Hendra hanya memandangi pelayan itu tanpa melihat menu, Jainal pun mencoba memberi tahu Hendra kalau menu utamanya harganya sangat mahal tapi karena Hendra yang terlihat sudah klepek klepek dengan kecantikan pelayan itu, dia pun tak mendengar nya.

 

"Baik mas saya ambil kan pesanannya dulu ya" kata Risma pelayan itu.

 

"Iya mbak Risma cantik, cepat balik ya..hehehe" jawab Hendra.

 

Risma pun kebelakang untuk mengambil pesanannya dan mata Hendra masih tak mau ber paling melihat kearah Risma.

 

"Rismaaa. . oh Risma. . " kata Hendra yang tersenyum senyum sendiri sambil memandangi nya dari kejauhan.

 

Jainal pun jengkel yang dari tadi di abaikan oleh Hendra, Jainal pun menendang kaki Hendra dengan sekuat tenaga, dan menjeritlah Hendra, seketika semua yang ada di restoran itu melihatnya.

 

"Apa sih bro, gara gara kamu semua orang melihat ke arah ku, membuat malu aku saja kamu itu" teriak Hendra ke Jainal dengan bisik bisik.

 

"Salah sendiri dari tadi aku di cuekin, padahal aku mau memberi tahu bahwa harga makanan menu utama di sini itu 5 juta Bang" kata Jainal dengan jengkel.

 

APAAAAAAAAAAAAA. . . .

 

Teriak Hendra yang syok, mendengar semua itu, seketika semua orang di situ memandangi Hendra lagi, dan tak lama kemudian Risma datang mengantar kan pesanan mereka.

 

"Ini mas pesanannya" kata Risma setiba di meja mereka.

 

"Eh mbak Rismaaa. . kok cepet banget mbak" kata Hendra dengan senyum kecut.

 

"Katanya tadi suruh cepet mas, silahkan di nikmati menu andalan restoran ini mas" kata Risma yang menaruh makanan di meja mereka dan kembali kebelakang untuk melayani pelanggan lainnya.

 

"Oh iya ya. . hehe" kata Hendra senyum senyum.

 

"Bro gimana ini bro, uang gajian ngalamat ludes ini" tanya Hendra sambil garuk garuk kepala.

 

"Makanya kalo ada cewek matanya itu jangan jelalatan" saut Jainal.

 

"La ceweknya cantik banget bro" kata Hendra.

 

"Ya udah, anggap aja tadi agak pamer ke cewek itu, barang kali nanti dia klepek klepek" saut Jainal.

 

"Yaudah lah bro" saut Hendra pasrah.

 

Tiba tiba laki laki berusia sekitar 35 tahunan, dengan jas hitam dan wajah yang tampan keluar dari sebuah ruangan, dan semua karyawan kepala nya nunduk ketika dia lewat, menandakan mereka menghormatinya, laki laki itu berjalan mengarah ke arah Jainal dan Hendra.

 

"Wah pelanggan baru ya ini, seleranya tinggi dan bagus, memilih menu utama di restoran saya, selamat menikmati ya, semoga suka dengan menu andalan restoran saya" kata laki laki itu sambil memegang pundak kentung.

 

"Bapak pemilik restoran ini ya ?" tanya Jainal.

 

"Betul, perkenalkan nama saya Burhan, pemilik restoran ini" kata Burhan dengan senyumannya.

 

Akhirnya Burhan pun pergi keluar meninggalkan restoran itu, dan Jainal mengejar Burhan berniat untuk memperingatinya.

 

TUNGGU

Hadiah anda adalah motivasi untuk kreasi saya. Beri aku lebih banyak motivasi!

BANG_JAI_ANIMATIONcreators' thoughts
Próximo capítulo