webnovel

Bab 183

"iren, apa kamu melihat moon young, kemana dia pagi pagi sekali" tanyaku dengan penasaran sambil memakan sarapanku.

"nyonya sudah pulang lebih dulu, dia tau nona dal dal akan datang jadi dia tidak ingin di lihat olehnya, untuk sementara dia ingin hubungan tuan muda dengan nyonya juga di rahasiakan dan pelayan ini dilarang memanggilnya nyonya di depan orang lain" jawab iren dengan sopan.

"kalo begitu lakukan saja sesuai keinginannya"

"baik tuan muda, setelah sarapan kita masih punya waktu untuk berlatih beberapa jam sebelum nona dal dal datang, tuan muda harus membiasakan diri dengan lubang pantat pelayan ini" kata iren dengan sopan.

"baiklah, kamu persiapkan saja dulu"

"baiklah tuan muda"

__________________________________

saat jam 9 pagi, dal dal akhirnya datang.

seperti biasa dia langsung mencium ku dengan agresif.

setelah itu kita mulai ke ruang bawah tanah dan mulai berlatih.

setelah latihan yg keras, dal dal sudah berbaring di lantai dengan penuh keringat.

"latihan fisik ini benar benar melelahkan, apa dengan berlari dengan alat ini benar benar dapat meningkatkan kecepatan ku" kata dal dal yg masih terkapar di lantai sambil menatap langit langit.

"tentu saja, sekarang saat nya kamu mandi obat untuk memaksimalkan hasil latihan mu" kataku sambil membawa nya ke bak mandi di kamar ku.

dengan cepat aku membuka bajunya dan memasukannya ke dalam bak mandi.

"kamu pergi dari sini jangan melihat ku terus" kata dal dal dengan nada mengusir

"kenapa aku harus pergi, aku juga belum mandi, jadi mari kita mandi bersama" saat itu langsung melepaskan pakaian ku dan masuk ke bak mandi bersama dal dal.

"Nero jangan main main" kata dal dal dengan panik

"aku tidak pernah main main, aku selalu serius dengan mu" saat itu aku membawa dal dal ke dalam pelukan ku.

"Nero aku belum siap, aku merasakan benda di bawah sudah menegang" kata dal dal yg semakin panik

"bukan kah kamu mengatakan kemarin tidak peduli dengan yg lain selama aku tidak meninggalkan mu" kata ku dengan nada main main.

"tapi aku belum siap untuk yg ini, Nero itu aaccckk, sakit, kamu memasukannya Nero, aku bilang aku belum siap" dan dari panik berubah menjadi kesal.

"ya sudah terlanjur masuk, jadi mari kita nikmati saja" saat itu aku mulai memompa pantatku secara perlahan.

"sial kamu Nero, jangan sampai kamu meninggal kan ku setelah bosan dengan ku, aku akan membunuh mu" kata dal dal dengan kesal

"kenapa aku harus meninggalkanmu, aku tidak akan pernah bosan menikmati tubuh mu" saat itu aku memompanya lebih cepat lagi.

"Nero ternyata kamu pria seperti itu, kamu pria penuh nafsu" kata dal dal sambil memukul dada ku.

"bukankah aku sudah memperingatkan mu, tapi kamu sendiri yg tidak mau mendengarkan ku, jadi sekarang kamu sudah tidak ada jalan kembali, terima saja nasib mu" kataku dengan nada main main.

"sial sial sial" teriak dal dal dengan kesal sambil ikut memompa pantatnya.

setelah 30 menit.

"Nero kamu kamu kenapa di keluarkan di dalam, apa kamu tidak belajar biologi, aku akan hamil jika kamu menguatkannya di dalam" kata dal dal dengan wajah ketakutan

"maka kamu akan hamil, jika belum aku akan terus memasukannya di dalam hingga kamu benar benar hamil" kataku dengan nada main main dan mulai memompanya lagi.

"Nero jangan Nero, kita masih sekolah, jangan seperti ini" kata dal dal dengan panik.

"dal dal aku tidak tahan, ini benar benar nikmat, mari kita lakukan sampai malam"

"Nero kamu binatang" teriak dal dal demgan kesal, tapi pantat nya masih memompa dengan gila mengimbangi permainan ku

___________________________________

di depan rumah ku, dal dal menatapku sambil mengembunkan pipinya dengan wajah kesal.

"sial perawan ku hilang begitu saja, awas jika kamu berani meninggalkanku" kata dal dal dengan nada mengancam

"tenang saja, bahkan jika aku pergi aku akan membawamu" lalu aku memeluk nya lagi dan mencium bibirnya.

"huh benar benar murah untuk mu" kata dal dal dengan kesal lalu berbalik dan pergi dengan cepat sambil bersenandung ria.

"ada apa dengan wanita itu, bukankah dia baru saja kesal, kenapa bisa berubah begitu cepat" gumam ku sambil memandang dal dal

_____________________________________________

hari pun berlalu dengan cepat dan entah sejak kapan moon young menganggap rumah ku seperti rumahnya.

kecuali dal dal akan datang, dia akan akan selalu ada di rumah ku.

bahkan iren dan moon young jika berkumpul seperti ibu ibu arisan yg sedang bergosip.

_______________________________

di ruang klub taekwondo kami bertiga sedang duduk bersama untuk beristirahat setelah berlatih.

"moon young, dal dal jika kalian punya waktu jenguk lah adik adik jaegu dan bantu hubungan antara jaegu dan ratu" kataku dengan santai

"eeehh bagaimana kamu tahu bahwa ratu menyukai jaegu" seru moon young.

"jangan tanya hal hal yg sudah jelas, ratu hanya tidak bisa menyampaikan perasaannya, kamu sebagai temannya harus membantu dan sepertinya jaegu baru baru ini menemui masalah, bisakah kalian membantunya juga"

"tentu saja aku akan membantu, apa lagi ini permintaan dari mu" kata moon young sambil menyandarkan kepalanya di bahuku.

"aku juga akan membantu, aku tidak akan kalah dengan piggie ini" kata dal dal dengan kesal.

"tentu saja dal dal yg terbaik, benarkan moon young"

"mm benar benar, dal dal yg paling hebat" saat itu moon young memeluk lenganku dan memasukan tangan ku ke selangkangannya sambil menggosoknya perlahan.

"akhirnya kalian menyadarinya, kalo begitu aku akan segera ganti baju dulu, lalu mengikuti jaegu mari kita lihat siapa yg sampai lebih dulu di rumahnya" kata dal dal dengan sombong sambil mengangkat wajahnya dan segera berlari keruang ganti.

"he he dia mudah di tipu, ayo bantu aku ke kamar mandi" bisik moon young

"apa kamu belum puas tadi malam" tanyaku dengan heran

"tadi malam adalah tadi malam, sekarang adalah sekarang, kenapa begitu repot, kamu hanya tinggal memasukannya dan menekannya terus menerus, bukankah kamu juga menikmatinya, ayo cepat waktu kita terbatas" jawab moon young dengan kesal.

"baiklah kalo begitu"

dan kami pun bermain liar di kamar mandi wanita.

agar tidak ketahuan kami hanya bermain lembut tanpa mengeluarkan suara apapun.

Próximo capítulo