webnovel

Musuh Selalu Bertemu

Editor: Wave Literature

Mulut Jiang Li terbuka lebar. "Maksudmu... Niannian?!"

Niannian bisa berenang? Kenapa dia tidak tahu hal itu?

Setelah Ye Wangchuan melepas jaketnya dan memberikan kepada Qiao Nian, dia hanya mengenakan sweater berpotongan leher rendah berwarna hitam di dalam yang membuat garis leher rendah sweaternya memamerkan kulitnya yang seputih salju. Tulang selangkanya kelihatan seksi, dan matanya yang dalam sudah cukup untuk membuatnya mencolok di antara kerumunan.

"Leher Qiao Nian tergores karena Chenchen. Aku berencana untuk membawanya ke rumah sakit."

Melihat luka di leher Qiao Nian, Jiang Li merasa khawatir yang membuat dia berkata tanpa ragu, "Aku ikut denganmu! Aku yang akan mengemudikan mobil!"

Qiao Nian, yang tidak ingin pergi ke rumah sakit, "..."

Namun tidak ada yang meminta pendapatnya?

----------------------------------------------

Rumah Sakit Kota Rao selalu penuh sesak. Orang-orang yang terdaftar di Unit Gawat Darurat sering berbaris dari meja depan sampai ke koridor luar. Karena Ye Wangchuan mengenal orang-orang dari rumah sakit kota, dia langsung membawa Qiao Nian ke Nanyuan tanpa pergi ke departemen rawat jalan.

Nanyuan adalah area VIP. Di masa lalu, Qiao Chen sering datang ke Nanyuan untuk menemui dokter. Biaya di sini lebih mahal daripada yang ada di klinik rawat jalan.

Mereka langsung pergi ke lantai pertama.

Sementara Jiang Li keluar untuk menelepon.

Salah satu staf rumah sakit bergegas dan mengatakan sesuatu kepada Ye Wangchuan. Kemudian, Ye Wangchuan berbalik dan berkata, "Tunggu aku di sini, aku akan segera kembali."

Qiao Nian tidak terlalu peduli dan hanya mengangguk dengan santai. Dia menemukan tempat di sudut dengan sedikit orang lalu dia mengambil pamflet pengetahuan medis umum yang ada di rak, dan dengan santai membaliknya untuk menghabiskan waktu.

Dia tidak memperhatikan bahwa Fu Ge, Qiao Chen, Zhao Jingwei, dan yang lainnya sedang menuruni tangga.

Dengan mata yang tajam Zhao Jingwei dari kejauhan melihat Qiao Nian yang berdiri di sudut aula. Dia langsung menunjuk ke arahnya, dan berkata dengan sengaja, "Hei, bukankah itu Qiao Nian?"

Qiao Chen yang baru saja di bawa oleh Fu Ge ke dokter yang biasa mengurusnya. Dia secara simbolis meresepkannya obat penenang untuknya.

Kulitnya yang awalnya kemerahan berubah menjadi abu-abu ketika dia melihat Qiao Nian. Dia tanpa sadar meraih lengan Fu Ge dan berbisik, "Mengapa kakakku di sini juga?"

Fu Ge juga melihat gadis yang ada di sudut sedang melihat brosur. Matahari membuat wajahnya terlihat semakin menonjol dengan rambutnya yang halus, dan pergelangan tangan kurus dengan kulit putih sedang memegang brosur. Lehernya yang ramping sedikit menunduk, dan bahkan dari jauh masih terlihat bulu matanya yang seperti kipas…

Kecantikan Qiao Nian sangat indah dan mencolok!

Berbeda dengan kelemahan Qiao Chen yang mampu menggerakkan hati orang untuk melindunginya.

Kecantikan Qiao Nian nampak begitu kuat!

Dia merasakan sentakan yang tak terkendali yang tiba-tiba dari dalam hatinya, meskipun hanya sesuatu yang samar.

Melihat perhatian Fu Ge pada Qiao Nian, Qiao Chen mengerutkan bibirnya dengan erat. Kulitnya yang awalnya berwarna kemerahan berubah menjadi gelap, lalu dia mencubit jari-jarinya, dan berkata dengan cemas, "Mungkinkah anak itu tidak selamat?"

Zhao Jingwei ikut berkomentar di sisinya. "Aku pikir kondisi anak itu mungkin semakin memburuk setelah kita pergi. Aku sudah mengatakan bahwa Qiao Nian tidak boleh melakukan hal itu!. Aku sudah ke rumahmu berkali-kali, tapi sejak kapan dia tahu akupuntur? Itu hanya keberuntungan saja bahwa anak itu berhasil bangun. Dia secara asal melakukan akupuntur, dan mengira itu dapat menyelamatkannya."

Qiao Chen juga berpikiran hal yang sama, tapi dia lebih pintar dari Zhao Jingwei, dan berpura-pura membela Qiao Nian. "...Mungkin kakakku benar-benar menyelamatkan anak itu?"

"Dia?"

Zhao Jingwei mencibir.

Dia berbicara dengan sungguh-sungguh, dan segera membujuknya, "Chenchen, jangan terlalu baik. Kamu hanya akan menderita!"

"Qiao Nian jelas berusaha menjadi pahlawan hari ini. Begitu banyak orang di jalan melihat anak itu jatuh ke sungai, semua orang sudah menelepon ambulans,dan menunggu polisi datang. Tapi dia pamer untuk melompat ke arus yang deras. Jika sesuatu terjadi, dia pikir berita akan benar-benar memuji keberaniannya? Orang tua anak itu bahkan mungkin menyalahkannya!"

Próximo capítulo