webnovel

Bukan Benci Jadi Cinta

Livros e literatura
Contínuo · 11.1K Modos de exibição
  • 14 Chs
    Conteúdo
  • Avaliações
  • NO.200+
    APOIO
Sinopse

Renata Anastasyia telah menjalin hubungan selama empat tahun dengan seorang laki-laki bertubuh athletis bernama Aditya Ikram. Ia bertemu dengannya ketika semasa kuliah, Ikram yang saat itu masih semester 6 terkesima dengan adik tingkatnya yang masih semester 4. Mereka melakukan pendekatan cukup singkat dikarenakan Renata dan Ikram sudah merasa satu frekuensi. Ikram dengan hobbinya bermain bola basket dan gym, tiada henti-hentinya dikagumi banyak wanita di lingkungan kampusnya. Namun, semua itu tidak mampu mengalahkan kepercayaan Renata padanya. Waktu berlalu sangat cepat, sampailah pada saat dimana Renata datang pada wisuda sarjana Ikram. Renata cantik dengan kesederhanaanya, dan Ikram yang gagah dengan badan kekarnya. Sebuah kesempurnaan yang lengkap. Sesaat setelah itu, sebuah notifikasi muncul dilaya handphone Renata sebuah foto-foto tak pantas terkirim dan laki-laki yang ada difoto itu adalah kekasihnya sendiri bersama beberapa wanita yang berbeda-beda. Kemudian, Renata pun mencari tahu siapa yang mengirim foto-foto itu dan apa tujuannya. Karena Renata masih yakin dengan cintanya kepada Ikram. Sosok seperti apa Ikram ini sebenarnya dan apakah Ikram selama dua ini beneran tulus mencintainya?

Chapter 1Prolog

Siapa bilang perempuan tomboy tidak disukai para lelaki? Siapa bilang perempuan tomboy tidak mampu menaklukan hati seorang pria yang banyak dikagumi oleh kaum perempuan dikampusnya? Ya, dialah Renata Anastasyia. Mereka biasanya menyebutnya dengan panggilan Rere.

Rere, Perempuan sederhana yang memiliki hampir sedikit jiwa lelaki. Ia, merupakan seorang mahasiswi jurusan Ekonomi tingkat 2 pada salah satu universitas swasta di Kota Padang. Jiwanya yang pemberani dan tegas, membuat teman-teman sekelasnya menjadikannya sebagai ketua kelas. Bahkan ia tidak segan untuk memporak porandakan pria yang mencoba menggodanya. Meskipun begitu, Rere memiliki paras wajah asia timur. Banyak orang beranggapan ia adalah girlband dari Korea Selatan.

" Uda, kenapa uda enggak masuk kemarin?" tanyanya pada salah satu rekan satu timnya.

( uda adalah panggilan abang untuk saudara laki-laki diminang )

" aduh.. maaf dek, uda ketiduran habisnya jadwal sama ibu ini pagi. Adek tau sendiri uda pulang kerja tengah malam jadi untuk bangun pagi uda susah banget." keluhnya pada Rere.

" Ketua kelas! kedepan!" hardik ibu Mega selaku dosen matematika bisnis.

Rere dengan langkah malu ia menghadap ibu Mega yang saat ini menampilkan wajah seriusnya.

" siapa nyuruh kamu berbicara dibelakang re, hm?" tanya Ibu mega yang sedang mengguliti penggaris ditangannya.

" maaf bu.. tadi uda Sonny numpang curhat sama Rere." balasnya dengan malu.

" wah enak yaaa dijam pelajaran saya, kamu dengerin teman kamu curhat!" sindir bu Mega.

" ya, maaf bu.. enggak akan saya ulangi lagi." lantangnya.

" baiklah.. ini pelajaran untuk kalian semua jika ada yang seperti Rere ini berbicara saat saya mengajar, saya akan mengurangi point kelakuannya 10 point paham?" ancam Bu Mega.

Rere masih menunduk malu. Ia menggigit bibir berulang kali.

" paham bu!" jawab serentak dari para mahasiswa dan mahasiswi yang ada di ruangan tersebut.

" dek.. maaf uda yaa hehe ." sahut Sonny dengan cengengesan.

" huss diam !" jawab Rere dengan pelan.

Mereka melanjutkan kembali mendengarkan ibu Mega yang sedang mengajari rumus tentang fungsi konsumsi.

**

Rere diminta mengumpulkan tugas teman-temannya pukul 1 siang. Di semester 4 ini Rere harus fokus bidang apa yang diambil untuk semester 5 nanti. Rere sangat tidak menyukai mata kuliah keuangan, yang pastinya ia tidak akan mengambil konsentrasi keuangan. Sisanya hanya dua pemasaran atau sumber daya manusia.

Ia terus berjalan melewati satu persatu kelas hingga sampai pada ruangan yang kata seniornya ruangan yang penuh dengan kesunyian kalau lagi pemeriksaan skripsi. Namun, itu tidak membuat Rere takut ia menjadi penasaran dan tidak sabar untuk segera mengerjakan skripsi.

" permisi bu, ruangan ibu Mega dimana ya bu?" tanyanya kepada salah satu dosen disana.

" disana nak." balasnya sambil menujuk ruangan tertulis nama dekan Fekon dan bisnis Ibu Mega Haryati.

" terima kasih ibu ." balasnya sopan lalu berjalan menuju ruangan ibu Mega.

Ia meletakkan tugas teman-temannya diatas meja. Tidak ada bu Mega diruangan itu, hanya beberapa dokumen dan lembaran skripsi yang belum diperiksa oleh dosen yang dikenal killer tersebut.

" semoga suatu hari nanti bukan ibu Mega dosen pembimbingku." monolognya sambil menatap bingkai foto bu Mega yang sedang tersenyum sambil menggendong putra kesayangannya.

" Eh re! " panggil seorang laki-laki dari ruangan sebelah.

" eh pak Tora, apa kabar pak? sehat?" tanyanya sembari menyalami pak Tora.

Pak Tora ialah dosen terfavorit Rere. Semenjak ia semester 1 - 3 pak Tora selalu diamanahkan menjadi dosen yang mengajari ilmu ekonomi di kelasnya. Hanya saja di semester 4 ini, pak Tora tidak mengajar dikelasnya dan digantikan dengan dosen yang baru mengajar di semester ini.

" Alhamdulillah bapak sehat re... rere apa kabar? masih jadi ketua kelas?" tanya pak Tora.

" Alhamdulillah sehat pak, wah masih dong pak! anak teladan ini!" sahutnya dengan semangat.

" habis ngapain kamu ke meja bu Mega?" tanya pak Tora tampak penuh selidik padanya.

" biasa pak ngumpulin tugas." singkatnya.

"kalau gitu saya pamit dulu pak, mau shalat zuhur dulu." tambahnya.

" oke re! hati-hati ya!" sahut pak Tora.

Rere melambaikan tangannya kepada dosen favoritnya. Pak Tora sudah dia anggap sebagai orangtua kedua setelah mama dan papanya.

Jam dua nanti ia akan melanjutkan jadwal kuliahnya pada mata kuliah agribisnis. Kali ini lebih membosankan dibandingkan yang mata kuliah pagi tadi. Dosennya selalu membaca materi lewat slide yang ada di power pointnya tanpa pernah menjabarkan maksud dari istilah yang sama sekali tidak rere ketahui. Rere pernah mengadukan dosen yang hampir sama cara mengajarnya dengan dosen agribisnisnya ini, ia mengadu ke bagian kemahasiswaan namun sayangnya pas Ujian Akhir Semester nilai mata kuliah yang ia sendiri kadukan mendapatkan nilai C. Semenjak saat itu Rere lebih memilih bungkam daripada ia harus mengulang dan memperkaya tempat kuliahnya saat ini.

" Re... duduk sebelah sini ajaa.." sahut uda Sonny.

" males gue duduk disebelah loe uda.. mending gue didepan.", kesalnya.

" elehhh sok males, emang loe bakalan paham sama materi bapak Yasim? " tantangnya.

" paham dong . kan sudah duduk didepan!" ucap Rere balas menantang.

" oke gue lihat nanti seberapa besar kromosom loe memahami setiap kata yang dilontarkan pak Yasim." tantang Uda Sonny.

" oke! gue terima tantangan loe uda!" balasnya.

" permisi, disebelah loe ada yang duduk gak?" tanya seorang laki-laki berbadan kekar padanya.

" oh enggak ada. duduk saja!" ujarnya dengan dingin.

" terima kasih." balasnya.

Rere tidak membalas ucapan laki-laki tersebut, ia lebih sibuk membaca materi minggu kemarin yang dikirim pak Yasmi lewat grup chat. Baginya, ia harus menyelesaikan tantangan yang diberikan uda Sonny padanya.

" maaf kak, kenapa duduk dideretan laki-laki ya?" tanya laki-laki yang duduk disampingnya dengan heran.

Ia menghentikan hafalannya, dan melirik secara perlahan serta tajam ke arah lawan bicaranya.

" emang salah? selagi gue duduk di deretan manusia tidak ada yang salah bukan?' sanggahnya.

laki-laki itu diam dan tak berkutik lagi. Baginya melawan seorang perempuan bicara akan semakin memperpanjang masalah.

" kakak semester berapa ya?" tanya laki-laki itu lagi.

Rere semakin sulit untuk berkonsentrasi. Laki-laki itu membuyarkan hafalannya seketika.

" 4 ." balasnya dengan judes.

laki-laki itu ber-oh ria. sembari berkata, " kenalin gue Aditya Ikram, biasa dipanggil Ikram. gue semester 6."

Dengan tatapan malasnya, ia menjawab " oh! gue enggak nanya ."

" bentar-bentar nama loe keram ya? hahaa lucu banget sih namanya." sindirnya.

" iya nama gue lucu.. loe cantik kalau sedang tertawa. " balas Ikram dengan memuji.

Tiba-tiba muka Rere berubah berwarna merah jambu. Ia menutup mukanya karena baru kali ini ia dipuji dan malu. biasanya sekali ada laki-laki yang menggodanya, habislah laki-laki itu ditangannya.

" woy pak yasmi masuk! " sorak Jenner yang enggak kalah hebohnya kalau dikelas.

Mereka semua duduk dengan tertib dan tenang ketika pak Yasmi mengajar didepan layar tancap.

**

" gimana gue hebat kan?" tanyanya kepada uda Sonny.

" iyaya gue akui loe hebat re." jawabnya dengan lesu.

" tenang uda, meskipun tugas loe banyak dari pak Yasmi akan dedek bantu." kata Rere sembari merangkul uda Sonny yang tingginya tidak jauh beda dari Rere.

" makasih loh yaa re.. baik banget adek gue." ucapnya sambil mencubit pipi rere yang berisi.

" re, ini buku catatan loe udah selesai gue pinjam." ucap Ikram dengan ramah.

" oh ya! cepat amat ya. gak apa-apa deh gue pun juga bisa menghafal lagi untuk mimggu besok." balas rere mengambil buku catatannya.

" makasih ya re." kata Ikram.

" yoi bro!" balas Rere dengan santai kemudian ia berjalan beriringan dengan uda Sonny.

***

" hy re! kita ketemu lagi." sapa Ikram dengan senyum lebar dan menampakkan susunan gigi yang rapi dan putihnya.

" eh uda ikram. " balasnya dengan datar.

" uda? mashaAllah baru kali ini ada yang manggil uda." ucapnya dengan terharu.

****

Você também pode gostar

[Bukan] Bodyguard

Kim Yerin. Pecinta hujan yang selalu merindu akan kehangatan yang telah lama hilang menjadi buih dalam memori senja. Kehilangan orang tercinta tentu saja bukan perkara mudah bagi seorang gadis manja sepertinya. Kehilangan semangat hidup dan menjadi seorang yang sangat tertutup, mungkin adalah imbas yang paling kentara terlihat. Sudah lebih dari 5 tahun Yerin hidup sebagai lautan tanpa mentari. Ia adalah genangan dalam yang layak diselami namun selalu terhalang gulita yang menyelimuti. Sedangkan neneknya semakin menua dan tak mungkin menjalankan perusahaan seorang diri. Ia sangat membutuhkan cucu satu satunya itu sebagai penerus dan pewaris tunggal. Hingga akhirnya neneknya memutuskan untuk menghadirkan seseorang yang mungkin saja bisa membuat tawa Yerin kembali. Seseorang yang mungkin bisa membawa Yerin ke jalan dengan benderang harapan. Choi Jungkook, seorang anak pelayan dari keluarga Kim yang sudah mengabdi selama bertahun-tahun bahkan sebelum Yerin lahir. Bukan kebetulan juga bukan perencanaan, Nenek Kim sedikit menaruh harap saat ia pertama kali melihat Choi Jungkook mengunjungi ayahnya yang sedang bekerja dikediamannya. Tentu Choi Jungkook tidak pernah menolak perintah, terutama dari nenek Kim yang sudah dia anggap sebagai neneknya sendiri. Diumurnya yang ke 17 akhirnya Jungkook memenuhi permintaan nenek Kim untuk menjadi seorang bodyguard bagi seorang Kim Yerin. "Jung... Kenapa kau mau berteman denganku?"

Athena_Park · Livros e literatura
Classificações insuficientes
47 Chs

Harry Potter's Guardian Angels and The Sorcerer's Stone

Saat membaca perkamen itu ia benar – benar terkejut “Big No...... Kau pikir aku mau melakukannya?” Key hanya tersenyum meremehkan, “Hya... kau kira aku bodyguard yang selalu mengikuti Harry Potter kesana kemari – Micheoseo???” Sherly terus meluapkan kekesalannya. “Kalau begitu temui ayahku dan katakan keputusanmu” Key memasang senyuman licik membuat Sherly makin kesal, lalu sesuatu mulai terpikir di benaknya “Key.... bukankah kau seorang pangeran?” Key hanya mengerutkan dahi heran dengan arah pembicaraan Sherly jadi ia hanya diam “Jangan katakan kalau kau yang memprovokasi ayahmu.... kau pikir itu lucu hah!!!” tuduh Sherly da berteriak pada key “Tch..... lalu apa untungnya untukku?? Kau pikir aku mau repot-repot mengantar perkamen kalau bukan ayah yang menyuruhku mana mungkin aku sudi” “Percuma saja aku tidak mau dan tidak tertarik dengan tugas ini, apa kau berniat menjadikanku Bodyguard atau kau pikir aku stalker hah???” “Ahhhh...... sudah kuduga akan begini, sebenarnya sudah kubilang pada ayah agar mengurungkan niatnya menyuruhmu tapi dia tetap bersikeras, ckckckcckck Kau tau kan apa kata ramalan itu.... Pangeran Kegelapan masih ada dan tidak sulit menemukannya karena dia mengincar kehidupannya kembali dan Harry Potter....” “Lalu apa hubungannya denganku?” Ujar Sherly enteng sambil meminum segelas air untuk meredam emosinya. “Jelas sekali kau menolak menjaga Harry karena takut pada Pangeran Kegelapan kan?” “Uhuk......huk....... Mwo????” tiba – tiba Sherly tersedak begitu mendengarnya “Wae??? Kau masih tak mau mengakuinya?” “Nuguya?? Jika yang kau maksud aku, kau salah aku tidak penah takut Voldemort aku hanya.... tidak mau terlihat makin aneh” geram Sherly kesal “itu hanya alasan kan, sebenarnya kau hanya..... takut” “Terserah apa katamu, Kau hanya ingin aku terus membuntutinya kan, okey akan aku lakukan, Apa kau puas sekarang!!!” Sherly melotot dan menggebrak meja lalu pergi..

Emma_JM95 · Livros e literatura
Classificações insuficientes
22 Chs