webnovel

Apa Aku Sangat Tua?

Editor: Wave Literature

"Aku tidak mengantuk." Jawab Xu Youyou. Dari dulu dia juga sudah menderita insomnia, jadi sudah terbiasa. 

"Oh ya, aku membuat roti telur kepiting. Apa Tuan Mo mau mencobanya?" Dia takut jika pria itu bertanya kenapa dia tidak tidur, akhirnya Xu Youyou dengan cerdik mengalihkan topik pembicaraan. 

Melihat Xu Youyou yang mengubah topik pembicaraan secara terang-terangan, Mo Shenbai memilih tidak menanggapi lalu berujar pelan, "Aku akan lari pagi."

"Oh." Xu Youyou menipiskan bibir merah mudanya. Dia tidak kecewa, hanya saja dia merasa sayang karena tidak ada orang yang memakan makanan yang telah ia buat dengan susah payah.

"Saat aku kembali nanti, aku akan mencobanya jika kamu masih belum tidur."

Tatapan sendu Xu Youyou tiba-tiba berbinar. Gadis itu menatapnya dengan binar cerah, seakan ada bintang yang berkelap-kelip di dalam matanya, kemudian tersenyum sambil berseru, "Oke!"

Mo Shenbai meninggalkan dapur untuk pergi lari pagi.

Xu Youyou tidak tidur sepanjang malam, lengannya sakit dan bahunya terasa kaku. Namun sekarang, dia mendadak merasa lelahnya berkurang dan menjadi lebih bersemangat.

Satu jam kemudian, Mo Shenbai kembali dari lari paginya dan langsung naik ke lantai atas untuk mandi. Setelah mengganti pakaian olahraga-nya dengan setelan kemeja putih, dia pun duduk di meja makan.

Begitu Xu Youyou membuka tutup panci, terlihat roti telur kepiting seukuran tangan yang masih mengepulkan uap panas, setelah itu dia meletakkan semangkuk bubur nasi di depan Mo Shenbai, "Tuan Mo, aku sudah merebus bubur ini selama tiga jam. Silahkan dicoba."

Mo Shenbai menyuapnya lalu meliriknya dari samping, "Apa kamu pandai memasak?"

Mie yang dia masak sebelumnya dan roti telur kepiting yang dia buat hari ini sama enaknya, tidak kalah dengan buatan koki profesional.

"Saat aku tinggal di desa dulu, kakek tetanggaku adalah seorang juru masak. Kabarnya, nenek moyangnya adalah juru masak kerajaan. Aku suka ikut dengannya sambil melihatnya memasak."

Alis Mo Shenbai sedikit terangkat. Dia tidak bicara lagi dan melanjutkan sarapannya dengan tenang.

Ketika Xu Youyou melihatnya mengambil roti telur kepiting, dia mengingatkannya untuk hati-hati, "Tuan Mo, roti telur kepitingnya sedikit berair dan mungkin masih agak panas. Hati-hati, jangan sampai menumpahkannya ke pakaianmu."

Mo Shenbai meletakkan sumpitnya kemudian berbalik menatapnya, "Apa aku sangat tua?"

"Ya?" Xu Youyou tidak paham apa maksudnya.

"Aku adalah teman kakakmu, seharusnya kamu juga memanggilku kakak." Ujar Mo Shenbai dengan nada dinginnya yang terdengar agak kesal.

Meskipun dirinya hampir sepuluh tahun lebih tua dari Xu Youyou, tapi karena hubungannya dengan Xu Jialu, mereka adalah teman sebaya. Dari pertemuan pertamanya dengan Xu Youyou, gadis itu selalu memanggilnya 'Tuan Mo' seolah-olah dia sudah berusia 70 atau 80 tahun-an.

Xu Youyou langsung tersedak, dia tidak menyangka jika panggilan sopannya bisa membuat pria itu kesal. Dia mengerutkan bibirnya seraya memberi penjelasan dengan sungguh-sungguh, "Aku hanya ingin menunjukkan rasa hormatku padamu. Bagaimanapun juga, Tuan—--"

Xu Youyou langsung berhenti dan tidak melanjutkan kata-katanya.

'Lagipula kamu adalah pemimpin Grup Mo dan kepala keluarga Mo, bahkan pemimpin kehidupan ekonomi di Kota Mo.'

'Terlebih lagi, aku sangat berhutang budi padamu. Tentu saja aku harus bersikap hati-hati.'

Sepertinya, Mo Shenbai juga tahu apa yang ingin dia katakan. Pria itu kembali menggerakkan bibirnya, "Jangan sungkan tinggal disini, jangan sampai kakakmu mengira aku menindasmu." 

Dia agak bingung, bagaimana bisa Xu Jialu yang brengsek itu memiliki adik perempuan yang begitu baik.

Ketika mendengar nama kakaknya disebut, senyum manis segera muncul di wajah Xu Youyou. Dia kemudian menjawab dengan suara yang tak kalah manis, "Tidak akan. Aku sudah bicara pada Kakakku. Tuan Mo sangat baik padaku, kamu…."

Mo Shenbai melirik Xu Youyou dari sudut matanya, Xu Youyou merasa merinding seketika, dia segera meralat ucapannya, "Pokoknya, aku akan memberitahunya kalau kamu merawatku dengan baik."

Mo Shenbai hanya membuka mulutnya tanpa menjawab. 'Apapun yang dia katakan, Xu Jialu juga tidak akan mempercayainya.'

Setelah sarapan, Mo Shenbai berangkat ke kantor, sedangkan Xu Youyou juga harus pergi ke kampus.

Mo Shenbai memandang tas kanvas berwarna merah muda di punggungnya. Seolah tengah mengingat sesuatu, dia bertanya, "Bagaimana kamu pergi ke kampus biasanya?" 

Sejauh yang ia tahu, tidak ada kereta bawah tanah di dekat Villa Bulan, sementara halte bus terdekat berjarak 3 kilometer.

Próximo capítulo