Tidak ada hal yang memilukn dalam hidup seorang Amanda Patrisia manakala ia harus dihadapkan dalam pilihan yang sangat pahit. Gadis berusia 17 tahun itu terpaksa harus pindah sekolah tatkala masalah keluarga berhasil menghancurkan perasaannya. Keluarga yang retak dan masa depan yang seolah mengabu membuat Amanda Patrisia dipaksa menjadi gadis yang kuat dan harus siap melewati setiap ujian dalam hidupnya saat usia muda. Di tengah-tengah huru-hara yang menimpa hidupnya, Amanda dipertemukan dengan seorang pria yang bernam Roy Saputra di lingkungan sekolahnya. Alih-alih meringankan beban hidup Amanda, nyatanya Roy malah semakin menambah kekacauan dalam catatan harian Amanda dengan sikapnya yang sombong, jail dan angkuh. bagaimana dengan kelanjutan hidup Amanda? mampukah ia bertahan dengan masalahnya atau malah menyerah dengan keadaan? adakah seorang pangeran yang mampu membawanya menuju kebahagiaan?
Hari ini, Amanda bangun sangat awal, pagi yang akan membawanya ke sekolah barunya. Gadis itu berharap sekolah barunya sekarang bisa membuatnya nyaman. Sekarang pukul enam pagi, dia sudah bersiap-siap kesekolah barunya yaitu SMA MEKAR.
Setelah memastikan semuanya rapi, Amanda pun segera keluar dari kamarnya dan segera berkumpul sarapan bareng bersama Mama, Papah, Adik, dan Kakanya.
"Hari ini kamu sudah bisa pindah sekolah di SMA MEKAR, papa sudah mengurus semuanya, "kata Mama tanpa memandang Amanda sambil mengoles selei roti untuk tika.
"Iya, Ma." Jawab Amanda. Di sisi lain Amanda senang karena pindah sekolah, itu artinya dia tidak akan melihat mereka yang sudah berbuat jahat padanya.
"Ma! Sebaiknya gak usah pindahin Amanda, deh. Kan di sana udah banyak temannya kalau dia pindah sekolah pasti susah beradaptasi," ujar kak Raka.
"Kamu tidak usah ikut campur biarkan saja anak itu jauh-jauh dari adik kamu, nanti kebawa sial lagi " tegas Nining.
"Tapi, kan, Amanda juga adik aku, kenapa Mama pilih kasih toh mereka sama-sama lahir dari rahim Mama. "Ucap kak Raka dengan suara agak meninggi.
"Dia bukan adik kamu! Bentak Mama.
"Maksud mama apa sih? Jelas-jelas Amanda anak Mama. kesalahan itu enggak besar sampai Mama gak mengakuinya sebagai anak!" Tegas kak Raka.
Amanda menunduk, tidak tahan melihat perdebatan itu. Tapi mendengar kata Mamanya mengatakan bahwa dia bukan anak kandung dari keluarga tersebut membuat hati Amanda tertusuk. Amanda yang tidak tahan dengan semuanya dan langsung melampiaskan. "Apa, sih, salah aku, Ma? Dulu kalian enggak kaya gini, tapi mengapa semenjak itu kalian berubah sama aku? Kalian salah paham bukan aku yang sengaja dengan kejadian tersebut," ujar Amanda tidak sengaja suaranya meninggi.
Amanda kemudian keluar sambil mengambil tasnya.
"Kenapa, sih mereka kayak gini sama aku? Apa sebesar itu kesalahan aku?
Aku rindu Mamah dan Papah yang dulu bukan yang sekarang." Amanda kembali menangis di luar rumah. Di saat seperti ini dia butuh orang untuk dia peluk. Dulu ada Nenek mira, tapi dia berada di bandung. Amanda tidak mau menceritakan kejadian ini, dia takuk Nenek marah sama Mama Papa dan membuat mereka semakin benci padanya.
Setelah menangis cukup lama, Amanda lupa kalau hari ini adalah hari pertamnaya masuk sekolah, dia melihat penampilanny sekarang snagatlah berantakan. Akhirnya, dia memutuskan dan pergi ke tempat yang selalu dia datangi setiap punya masalah. Hanya satu orang yang tahu tempat itu, orang yng slalu baik kepadanya di kala dia sedang sedih.
Masih ada sepuluh menit sebelum upacara dimulai, Roy masih punya waktu agar tidak masuk deretan siswa yang terlambat. Setelah motor sudah terparkir sempurna, Roy menuju kelasnya. Roy saputra adalah ketua kelas di kelasnya, dia begitu di gemari cewek-cewek karena memang dari segi fisik dia terlihat sempurna. Seperti sekarang, Roy melihat beberapa cewek sudah menatap dia secara terang-terangan tanpa rasa malu.
Roy yang mempunyai sifat jail dan pede pun melambaikan tangan pada mereka dan membuat semuanya terpesona. Karena terlalu menikmati, Roy tidak sadar kalau di depannya ada gadis yang juga tidak melihat ke arah berlawanan.
Mereka berdua pun tidak sengaja bertabrakan, Roy yang hendak marah pun tidak jadi karena melihat siapa yang ada di depannya. seorang gadis yang sangat cantik di mata Roy saat keduanya bertatapan, yang satu menatap marah dan yang satunya menatap kagum, "hatiku seolah mengatakan kalau dia tulang rusukku kerjain dikit, deh, batin Roy hiperbol sekali.
"Woi, kalau jalan pakai mata, dong!" Sinis roy melancarkan aksinya.
"Heh, dasar bego! Jalan tuh pakai kaki, bukan pakai mata!" Balasnya ketus.
"Lo jalan memang pakai kaki, tapi bantuannya? Pakai mata, kan, supaya lo lihat jalan."
"Heh, lo yang bilang jalan pake mata tadi,"
Roy memajukan wajah sesikit sehingga tersisa sedikit jarak diantara mereka. Cowok itu agar terlihat mau menciumnya. Sesuai dugaan, gadis itu memejamkan mata saat Roy semakin maju.
Nah... Kena, kan, lo?" Tanya Roy tersenyum.
Roy bisa melihat jika wajah gadis itu memerah menahan malu dan kesal karena diperlakukan seperti itu. Roy hendak meminta maaf, namun gadis itu terlanjur mengumpat sehingga Roy kembali melanjutkan aksinya.
"Dasar cowok gila" umpat gadis itu.
"Apa lo bilang?
"Cowok nyebelin awas aja lo kalau ketemu gue lagi, bakal gue habisi"
"Siapa juga yang mau ketemu sama lo nanti? Amit-amit dasar cewek bodoh!!"
"Apa lo bilang? Bodoh? lo tuh yang bodoh!"
"dasar lo bodoh! Kan kalau jalan pake mata!"
"lo yang bodoh.
"lo."
"lo."
"lo yang bodoh dasar cowok aneh ngeselin !!!" Terik cewek itu lalu mengntak-entakan kaki meni ggalkannya.
"Cantik tapi galak," guman Roy menatap gadis itu hingga menghilang.
Roy melangkahkan kaki lalu masuk kelas, di sana dia sudah melihat Riko padli ditempat duduknya sambil menikmati harta karun di bawah laci Roy.
"Woi, tumben lo telat?" Tanya padli.
"Iya nih, kenapa muka lo kaya orang tahan buang air?" Lanjut riko tengah menikmati bekal.
"Habis ketemu bidadari yang membuat gue terpesona pada pandangan pertama," jawab Roy tersenyum sendiri membayangkan wajah gadi itu.
lo lebay banget," ejek Riko.
"Eh aku tadi dapat info, katanya ada murid pindahan di kelas kita," ujar fadli.
"Wah, cantik, enggak? Kalau cantik, sih, gue mau tuh," ujar Riko antusias.
"gue sih, tadi gak sengaja dengar guru ngomong pas gue kumpulin tugas,"
"Yang penting bukan cewek yang barusan ketemu sama gue "kata Roy.
"Memang cewek yang lo maksud kaya apaan?" Tanya fadli. "Pokonya cantik tapi galak. Kalau sampai bener dia murid pindahan itu, gue berdoa dia tidak di tempatin di kelas ini," lanjutnya sambil tertawa ringan, membuat Riko dan fadli bingung.
"Dasar buaya darat ," sindir Riko.
"Tapi dia tadi kok, enggak terpesona sama gue, ya? Soalnya, kan, lo tahu semua cewek di sekolah kita pada klepek-klepek sama gue, tapi yang ini beda karen dia sama sekali nggak terpengaruh gitu sama ketampanan gue ini," pikir Rio menerawang ekspresi gadis itu.
"Pede amat lo gantengan juga gue, " ujar Riko.
Fadli dan Rio menyemburkan tawa," halu lo itu kurang ajar," kata Rio.
Jam pelajaran telah tiba, semua murid SMA MEKAR kini sedang menunggu guru di kelasnya masing-masing, begitu pun dengan kelas XII IPA I.
"Selamat pagi, anak-anak,"
"Pagi, buuuuu!!!" Jawab semua murid kompk.
"Hari ini kalian kerjakan tugas bahasa inggris halaman dua ratus, lanjutkan materi minggu lalu."
Ketik semuanya mulai belajar tiba-tiba ada yang mengetuk pintu. Semua murid di kelas itu teralihkan, kecuali Roy yang tetap menulis dan dan tidak sadar jika ada seseorang yang membuat semua temannya teralihkan.
rambutnya yang terurai panjang bola matanya yang belo, kulitnya yang putih, membuat semua murid memandangnya.