Sepanjang jalan menuju rumah Nur yang searah dengan rumahnya, Hening berpapasan dengan para warga dan menyapa mereka seperti biasa. Tapi sekarang ada yang beda, tatapan dan senyum warga agak gimana gitu, buat Hening salah tingkah.
Sapaan mereka pun udah pake embel-embel, kaya calon suaminya mana? Kok sendiri? Gak diantarin calon juragan tuan? Dan masih banyak lagi. Hening cuma bisa senyum kambing menanggapi pertanyaan-pertanyaan itu.
Mau apa lagi coba?
Rumah Nur agak belok gang dikit, orangnya ada diteras lagi bebenah. Nur ini emang calon istri berkwalitas, apalagi kalo jadi ibu rumah tangga yang duduk diam dirumah, juaranya.
"Assaamu'alaikum anak rajin." Sapa Hening dengan senyum sumringah.
"Walaikumussalam siswi teladan." Balas Nur karena Hening masih pakai seragam.
Hening duduk didipan sambil menyodorkan rantang, "bagi tiga, yang adil ya!" gadis itu mengingatkan.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com