Terlihat, bulir bening kembali luruh di pipi Carol saat mendengar cibiran dari Sindi. Sepertinya Carol menyesali perbuatannya namun semua itu telah terlambat.
"Saya mau bicara sama kamu!" Wili tampak emosi.
Carol tak bisa lari kamana-mana. Dia kemudian duduk pasrah dengan kepala menunduk saja. Sesekali ia menelan salivanya begitu berat. Ia tak bisa berkata-kata di saat Wili dan Sindi menatapnya sinis.
Wili yang enggan untuk duduk seperti Sindi dan Jeni, ia memilih berdiri sambil menggantungkan kedua tangannya di atas pinggang.
"Kamu telah berani memfitnah, Jeni. Kamu juga berani membawa uang perusahaan yang sangat banyak. Kenapa kamu melakukan itu semua dengan kezi? Carol!" Wili berbicara dengan hardiknya. Ia tak bisa lagi membendung rasa murka di dalam dadanya kepada Carol.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com