Sore yang mendung, beberapa hari ini hujan mulai sering turun mengguyur kota tempat Kaisar dan Felicia tinggal. Sudah seharian ini Kaisar mendiamkan Felicia, bahkan tak meminta jatah seperti biasanya. Meski pun mulutnya telah berkata tak lagi marah dan memaafkan Cia, nyatanya hati Kaisar masih lbelum mampu tenang.
Hatinya masih bergemuruh bak ombak ganas di lepas samudera. Menggelora, penuh dengan kekesalan. Kaisar harus menahan dirinya untuk tidak pergi ke perusahaan Dirgantara dan menghajar bajingan yang berani menyentuh istrinya karena larangan Cia.
Bagi Cia yang tak tahu siapa Kaisar sebenarnya, tentu saja ia akan melarang warga miskin seperti mereka terlibat cekcok dengan orang kaya seperti Reyhan. Bukan tanpa alasan Cia begini, dia takut Reyhan menuntut Kaisar atas penyerangan. Sudah pasti Cia tak akan mampu membayar pengacara untuk membebaskan Kaisar dari tuntutan. Bisa-bisa justru Kaisar dipenjara karena emosi sesaatnya itu.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com