Bianca berjalan setia dengan wajah datar dan tatapan dinginnya. Telinganya masih tersumpal earphone membuatnya tak mendengar itu semua.
Matanya mengedar mencari teman-temannya. Hingga matanya berhenti disatu meja. Ia berjalan menuju meja pojok kantin.
Bianca duduk di kursi sebelah Ara, saat melihat kursi sebelah Brylian sudah terisi. "Udah pesen?" Tanya Adel pada Bianca.
Bianca menggeleng. "Enggak,"
"Loh, kenapa gak pesen?" Tanya Brylian heran.
"Gak laper."
Sepertinya, suasana hati Bianca sedang tidak baik. Terlihat dari wajahnya yang kian datar, dan tatapan dinginnya yang berubah tajam.
"Lo kenapa?" Tanya Rima hati-hati.
"Fine."
Baru saja Rima akan bertanya lagi, namun ia urungkan kala mendapat kode dari Brylian agar tak banyak tanya.
Adel berusaha mengalihkan topik. "Emm, Bi. Kenalin, ini kak Liza." Tunjuk Adel pada Liza. "Kalo yang itu, kak Vindha." Lanjutnya menunjuk gadis yang duduk disamping Rendi.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com