Meski Evans awalnya menolak karena alasannya takut dengan ketinggian, dia akhirnya tetap saja menaiki wahana bianglala itu. Tentunya setelah dipaksa oleh Luna dengan begitu keras, Evans kesulitan menolak keinginan Luna jika wanita itu sudah memutuskannya.
Di atas sana mereka duduk di salah satu sangkar bianglala, duduk berhadapan dengan Luna yang tak henti mengukir senyum menatap indahnya pemandangan dari atas.
Sedangkan Evans memegangi apa saja yang bisa dia pegang, dia gamang akan jatuh. Evans tak berani melihat ke bawah karena jika dia melihat ke bawah sana. Pikirannya pasti akan kacau dan seakan jarak setinggi itu memanggil manggil dirinya untuk melompat dari atas sana.
Evans menampar pipinya karena gugup, dia harus tetap sadar agar tidak memiliki pikiran bodoh untuk melihat ke bawah.
Luna menyadari ketakutan itu, dia tampak senang senang saja. Luna tak khawatir karena dia ada di depan Evans, apa yang perlu dikhawatirkan jika mereka sudah bersama?
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com