"JANGAN MEMBENTAKKU!" balas Luna tak kalah keras, kepalanya sampai bergoyang karena mengelurkan suara yang sudah lama dia redam di dalam dirinya.
Kali pertama Luna meninggikan suaranya di depan suaminya, setelah itu napasnya memburu. Ada satu perasaan lega di benaknya ketika selesai membentak Ekal.
Luna seperti baru saja melepaskan beban di pundaknya, mungkin itu adalah sesuatu yang sudah lama ingin dia keluarkan tapi dia tak bisa karena cintanya yang terlalu besar selama ini.
Ekal berbalik ke arah tembok, lantas dia memukul dinding kamarnya yang bercat putih gading itu beberapa kali, membuat suara hantaman keras.
Dinding yang Ekal pukul terdapat bercak darah, buku-buku tangannya terluka karena Ekal melampiaskannya ke sana.
Luna melihat itu dengan jelas, matanya sedikit gamang melihat darah Ekal. Luna mengepalkan tangannya agar dirinya tetap tenang.
Dan, di saat Ekal kembali berbalik menghadap Luna. Luna mengalihkan sorot matanya ke arah lantai dengan tak tenang.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com