Setelah kejadian tak mengenakan itu, dua pasangan di restoran yang dipertemukan secara tak segaja kini mulai makan dengan tenang.
Luna mendadak Luna merasa agak sesak, dia mengepalkan tangannya di bawah meja. Wajahnya mulai memerah karena oksigen tak dapat dia hirup dengan benar.
Seakan ada bongkahan batu besar yang menghalangi tenggorokannya untuk mengalirkan udara ke dalam tubuh
Mata Luna terbuka dan tertutup secara perlahan, dia tak tahan. Ingin pergi dari sana secepat mungkin, tak tau apa yang salah dengan dirinya.
Padahal sejak tadi dia baik-baik saja, wanita itu perlahan bangkit dengan susah payah.
"E––ekal...." panggil Luna lemas, namun malah Evans yang menoleh mendengar suara Luna.
Sedetik setelahnya, tubuhnya ambruk begitu saja.
Semua orang terkejut, Ekal kelimpungan. Dia mendekati Luna, memangku kepala istrinya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com