Namun saat kakinya melangkah ke tempat yang ia tuju, apa yang ia pikirkan justru sama sekali tak sama dengan apa yang kini ia lihat. Zaskia terperangah mendapati Djaka yang kini tengah duduk di sebuah kursi dan menatap sebuah laptop dan tampak sibuk mengerjakan sesuatu. 'Apakah penjual Bakso seperti ini? Sudah seperti orangg kantoran saja.' Batin Zaskia yang merasa heran.
"Joko… aku sudah menyelesaikan tugas yang kau berikan. Sekarang berikan kuncinya aku mau istrahat!"
Djaka menoleh ke arah sumber suara dan terkejut melihat Zaskia yang tak mengenakan hijabnya. "Kau, Di mana kerudungmu?"
"Aku melepasnya. Panas Joko… aku berkeringat. Aku tak bisa bersih-bersih dengan mengenakan atribut serba tertutup seperti itu. Ini saja aku sudah tak tahan, aku ingin mandi dan berganti pakaian." Keluh Zaskia sambil mengibas-ngibaskan tangannya berharap ada angin yang tercipta dari gerakannya tersebut.
"Baiklah tunggu sebentar!" Djaka menyimpan file yang ia kerjakan dan mematikan laptopnya. Pria itu berdiri dan meraih sebuah kantung keresek berwarna merah di dekatnya dan berjalan mendekati Zaskia.
"Kau mau apa?" tanya perempuan itu yang merasa heran.
Tanpa di duga Djaka membuka lebar kantung keresek berwarna merah dengan ukuran yang cukup besar tersebut dan menutupkannya ke kepala Zaskia.
"Djaka apa yang kau lakukan? Jangan gila deh Joko..!!" teriak Zaskia sambil meronta dan menolak dengan apa yang Djaka lakukan terhadapnya. Zaskia yang merasa tak terima berusaha melepaskan kantung keresek itu dari kepalanya sementara Djaka sendiri masih berusaha untuk mempertahankan apa yang ia lakukan.
"Kau harus menutup rambutmu. Disini ada banyak orang, malu jika kau tampil seperti ini." Ujar Djaka yang masih bersikukuh agar Zaskia menutupi area kepala dan rambutnya.
"Malu? Kau bilang kau malu? Justru apa yang kau lakukan ini yang memalukan. Aku ini istrimu dan kau melakukan hal seperti ini kepadaku? Di depan semua karyawanmu?"
"SStt.. DIamlah!!"
Kini Djaka menarik tangan Zaskia dan mengajaknya untuk naik ke lantai atas agar tak membuat kegaduhan di area dapur yang akan terdengar oleh para pengunjung di kedai baksonya.
"Lepaskan aku! Aku bisa jalan sendiri. Dan lepaskan dulu keresek sialan ini dari kepalaku. Kau ingin aku melewati tangga dengan menutupi kepalaku dengan benda ini? Iyuhh.. sorry ya," ucap Zaskia sambil berusaha untuk merampas kantung keresek berwarna merah tersebut.
Djaka yang juga masih mempertahankannya kini justru terlibat saling Tarik dengan Zaskia yang menolak untuk menutup kepalanya dengan kantung tersebut. Namun sekeras dan sekuat apapun Zaskia menccoba untuk melawan Djaka tentu saja ia tetap kalah tenaga dan kalah cepat dari Djaka. Kini Djakalah yang mengusai kantung keresek tersebut.
Tanpa diduga kini Djaka yang sebelumnya hanya menutupi Zaskia di area rambut kini justru bertindak lebih dari itu. Djaka menutup seluruh kepala Zaskia hingga ke bagian leher sambil menyeretnya menuju ke tangga dan melewatinya dengan cepat.
"Jokooooo… joko apa yang kau lakukan? Kau gila…" teriak Zaskia di dalam kantung keresek berukuran besar tersebut sambil meronta. Namun Djaka sama sekali tak mengindahkan teriakan sang istri. Ia justru semakin mempercepat gerakan langkahnya menaiki tangga.
Tak hanya para pegawai Djaka yang merasa heran dengan pamandangan yang terlihat beberapa pengunjung yang mendengar suara gaduh serta melihat Djaka menyeret Zaskia sambil memasukkan kepala Zaskia ke dalam kantung keresek tersebut tentu saja merasa heran. Apa yang di lakukan Djaka benar-benar out of the box.
"Joko… lepasin gue!! Tolong… seseorang tolong aku …!" teriak Zaskia di dalam belenggu kantung keresek.
Perlahan namun pasti kini keduanya sudah sampai di lantai dua dan kini Djaka langsung membuka kantung keresek yang sedari tadi membuat Zaskia meronta. Saat benda itu dilepaskan dari kepala Zaskia, tampak sekali keringat membasahi wajah dan rambutnya. Bahkan rambutnya yang tampak berantakan itu menepel Sebagian di wajah cantik Zaskia yang basah karena keringat.
"Joko… apa kau ini gila? Kau sudah tidak waras, haa? Kau sudah kehilangan akal sehatmu? Apa yang kau lakukan tadi? Kau pikir kepalaku ini apa? Sampah? Seenaknya kau membungkus kepalaku ke dalam kantung keresek!" maki Zaskia kepada pria yang merupakan suaminya.
"Kan sudah ku bilang, pakai hijabmu!" jawab Djaka dengan santainya seolah sama sekali tak melakukan sebuah dosa.
"Hah? Jadi hanya karena itu? Hanya karena itu kau sampai tega membungkus istrimu sendiri?" Zaskia benar-benar tercengang mendengarkan jawaban yang di lontarkan Djaka. Ia benar-benar tak habis pikir bagaimana bisa ada sosok manusia seperti Djaka yang melakukan hal di luar nalar seperti itu di depan banyak orang.
"Ya.. karena jika aku hanya menutupinya Sebagian dan wajahnya masih terlihat maka kau akan lebih malu di lihat pengunjung kedai, tapi jika aku menutup semuanya maka mereka tak akan mengenalimu dan kau tak akan malu."
Mendengar penjelasan Djaka, Zaskia semakin terperangah tak percaya jika yang bicara seperti itu adalah suaminya ia mencengkeram roknya sendiri dengan gemas. "Fix, lo memang gila." Sindir Zaskia yang merasa kesal. "Sekarang berikan kuncinya aku lelah dan mau istirahat, aku juga merasa gerah dan mau mandi. Cepat berikan kuncinya!" paksa Zaskia yang sudah tak sabar lagi.
Bukannya segera menyerahkan kunci kamar tersebut kepada Zaskia kini Djaka justru mengurai helaian rambut yang menempel di kening dan pelipis Zaskia, ia menyingkirkan rambut itu yang menghalangi paras cantik istrinya.
"Apa yang kau lakukan?"
"Hanya menyingkirkan sesuatu yanag menganggu pemandangan."
"Apa??"
"Eumm… maksud ku, lain kali kau harus memakiai hijabmu jika ada di depan banya orang. Lihatlah penampilanmu ini, tidak rapi sama sekali." Ralat Djaka yang terkesan menutupi apa yang ia katakan sebelumnya.
"Itu karena salahmu sendiri, siapa suruh memintaku untuk bersih-bersih. Huh, kau ini memang sangat amat menjengkelkan. Sekarang lebih baik cepat serahkan kunci itu kepadaku!" Zaskia menengadahkan tangannya kepada Djaka meminta sesuatu dari suaminya seperti yang sudah di janjikan sebelumnya.
"Tak semudah itu, tentu saja aku harus melihat hasil kerjamu terlebih dahulu."
Kembali Zaskia harus terbelalak mendangar jawaban pria di hadapannya, rasanya ia begitu tersiksa di awal pernikahannya. Mungkinkan ia akan bisa bertahan melalui hari-hatinya jika memiliki suami yang super menyebalkan seperti Djaka?
Djaka berkeliling memeriksa hasil kerja Zaskia untuk membersihkan kekacauan di lantai atas. Menurut Djaka ini sudah jauh lebih baik dari sebelumnya, bahkan bisa di bilang ini cukup baik mengingat Zaskia yang memang tak pernah bersih-bersih sebelumnya.
"Oke baiklah, ini lumayan untuk hari pertama. Kau bisa melanjutkannya lagi besok."
"Kau pikir aku sedang ospek? Sekarang berikan kuncinya!"
Djaka memberikan kunci kamar tersebut kepada Zaskia sesuai dengan apa yang ia janjikan sebelumnya. Zaskia begitu girang saat mendapatkannya. Dengan bergegas ia masuk kedalam kamar tersebut dan segera menutupnya dengan kasar. Tak lupa Zaskia juga menguncinya kembai dan membuang kuncinya ke atas tempat tidur dengan asal.