Hening. Gisel hanya diam dengan mulut tertutup rapat. Sejak dia memasuki ruang pertemuan di mana suaminya berada, tidak sepatah kata pun keluar dari mulutnya. Jemarinya juga sibuk memainkan ujung gaun, mencoba menghilangkan perasaan canggung yang tiba-tiba saja dia rasakan. Selain itu, dia juga merasa tidak enak hati karena sudah mencurigai suaminya. Padahal jelas jika pria itu tidak mendua sama sekali darinya. Dalam hati pun dia terus menutupi kesalahannya yang berpikir macam-macam.
Seharusnya aku lebih percaya dengannya, batin Gisel dengan raut wajah masam. Dia tidak marah dengan dia hanya marah dengan diri sendiri karena dirinya yang sulit sekali untuk berpikir positif. Hingga Kenzo yang sejak tadi memperhatikan mulai menindak sayur di depannya dan meletakkan di piring istrinya berada, membuat Gisel menghentikan lamunan.
"Kamu tidak suka dengan menunya, Gisel?" tanya Tian.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com