"NES!" Diikuti dengan gedoran heboh di pintu kamar.
"Gue nggak ikut lari ke kompleks, Mas!"
Minggu pagi. Aneska lelah dengan rutinitas mereka. Apalagi Papa dan Mama ada di rumah, tentu saja mereka wajib lari ke taman kompleks. Kewajiban yang sangat dibenci Aneska.
"Bangun, Nes. Ada yang nyari lo di depan."
"Siapa?"
"Bangun dulu. Lihat sendiri."
"Ogah!"
"Yee, buruan. Nyesel lo nggak mau bangun." Kinan mengancam.
"Halah, paling juga-"
"Reygan di depan."
Aneska membuka matanya sekejap. Dia bangun, menyibak selimut tebal yang membungkus tubuhnya. Dengan sedikit panik mencari ponselnya yang entah jatuh di mana.
"Mas, bohong, kan? Orangnya bilang sendiri nggak pulang minggu ini, kok." Aneska masih mencari ponselnya yang kalau sedang dicari dan dibutuhkan mendadak hilang.
"Nggak bohong gue."
Aneska akhirnya menemukan ponselnya di dekat kaki ranjang. Dia membuka layar dengan cepat dan kosong, tidak ada riwayat panggilan tidak terjawab atau pesan yang masuk.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com