webnovel

Bidadari bertaring : Bagian 2

"I-Instruktur Militer?! Maksudnya yang itu?!" tanya Willy sembari membatu.

"Benar. Aku melatih para sersan dan di atasnya. Untuk karirku ... Aku berhasil menjalani 32 Misi tingkat Sersan, 12 Misi Tingkat Kolonel dan 7 Misi Tingkat Jenderal. Ah, jika mengingat masa-masa itu, aku merindukannya. Meski banyak anggotaku yang gugur," ungkap Amy sembari tersenyum tipis dan membayangkan kenangan masa lalu.

"Dia menceritakan momen itu dengan mudahnya sembari tersenyum?! Sebenarnya apa saja yang sudah terjadi di medan perang?!" tanya salah satu siswa yang membawa makanan.

Sembari menikmati makanan, Amy menatap Ard dan menanyakan kabar Ayah. Ard mengungkapkan, bahwa dia dalam keadaan baik dan sedang ada di Kota Exalgar.

"He~ begitu. Sayang sekali," ujar Amy sembari memegang mangkuk di kedua sisi.

Dengan porsi bubur ayam yang masih banyak, Amy mengangkat mangkuk tersebut dan meneguknya  hingga habis. Seketika, mereka kecuali Ard terkejut hebat karena cara makan Amy yang tak biasa. Dengan ekspresi kesal, Willy menanyakan Ard perihal cara makan yang bertolak belakang dengan kepribadian Amy. Dengan ekspresi lugu, Ard mengungkapkan bahwa cara makan Amy saat ini, tidaklah seberapa ketika dia meneguk mie rebus yang ada di wajan saat sedang kemah.

"Hah?! Yang benar saja! Apa kau tak membawa mangkuk atau semacamnya ketika kemah?! Dan lagi bagaimana dengan lidahnya?!" tanya Willy semakin kesal.

Sembari tertawa halus dan menggaruk kecil belakang kepala, Amy mengungkapkan bahwa kala itu terdapat beruang yang berlari ke arah mereka. Amy yang tak ingin makanannya terbuang, membawa wajan yang berisi mie dan meneguknya sembari berlari hingga habis.

"Motto kami adalah 'Habiskan makanan, sebelum datang bencana'," ujar Ard dan Amy sembari tersenyum lebar dan mengangkat ibu jari.

"Mereka ... bukan manusia," ujar seluruh murid dalam hati.

Ketika sedang berbincang, Ard melihat Xion yang membawa makanan dan langsung memanggilnya. Xion yang dipanggil, mendapati tatapan dari sekitar, karena diduga ikut berhubungan dengan Ard dan Willy.

[Kuhabisi kau.]

Seketika, Ard mendapati merinding seusai memanggil Xion. Kala itu, nafsu makan Xion langsung hancur seusai Ard memanggilnya. Kemudian, Xion memutuskan untuk beranjak dari kursi sembari membawa makanannya. Secara tak terduga, Ard, Amy dan Willy terkejut karena Xion menghampiri mereka. Sembari tersenyum lebar, Ard mempersilahkan Xion untuk duduk. Dengan ekspresi kesal, Xion membantah asumsi Ard dan mengungkapkan, bahwa ia tidak berniat untuk makan bersama.

Lalu, Xion menatap Amy dan mengungkapkan, bahwa ia berniat memberikan makanan miliknya. Seketika, Amy terkejut dan heran dengan maksud Xion. Xion lanjut mengungkapkan, bahwa ia tak sengaja memesan dikala perutnya masih kenyang. Dengan ekspresi lugu, Amy tak memiliki pilihan selain menghargai kebaikannya. Dengan perasaan senang hati, Amy menikmati potongan daging ayam dan telur rebus yang diberikan Xion.

Seusai merasa kenyang, bel masuk pun berbunyi. Sembari tersenyum tipis, Amy meminta Ard dan Willy untuk bergegas masuk ke kelas, serta menegur untuk tidak membolos. Seketika, Ard tertawa kecil dan meyakinkan Amy, bahwa ia sudah menjadi anak baik. Willy yang mendengar kalimat Ard, menatap sinis dan hanya mempercayainya sebagai bualan.

Sebelum berpisah, Amy meminta Ard akan sesuatu. Amy pun berbisik dalam menyampaikan beberapa hal, hingga membuat Ard terkejut. Dengan rasa tak percaya, Ard menanyakan keseriusan Amy perihal permintaannya. Sembari menatap kesal dan bertolak pinggang, Amy menegaskan Ard bahwa ia benar-benar serius.

Seusai mendengar keseriusan Amy, Ard menerimanya dan berpamitan untuk pergi ke kelas. Willy yang penasaran dengan hal rahasia tersebut, terpaksa mengubur ego-nya demi menjaga perasaan Ard. Di jam berikutnya, pelajaran yang akan dimulai adalah Olahraga. Kala itu, Ard kembali panik karena tak membawa Seragam Trainning. Sembari mempersiapkan diri dikala sudah berkumpul, Guru Olahraga mempertanyakan Seragam Trainning milik Ard.

Ketika dipertanyakan, Ard tertawa kecil dan mengungkapkan bahwa ia lupa membawanya. Melihat Ard yang memiliki sifat ceroboh, murid lain menjadi ragu jika Ard saat ini tidak tampak seperti yang ada di masa lalu. Sembari menatap heran, Guru Olahraga kembali menanyakan Ard, perihal ia yang tidak meminjam ke kelas lain.

"Sayangnya itu tak diperlukan," ujar Amy dari luar pagar sembari membidik Ard dengan Bazooka.

Ketika melihat momen tersebut, Amy menekan pelatuk dari Bazooka dan menembakan sesuatu dari dalamnya. Seusai mengenai kepala hingga membuat terjatuh, sang guru dan murid lain terkejut dengan yang baru saja terjadi. Begitu tersadar, Ard mendapati Seragam Trainning miliknya. Ketika teringat dengan asal laju tembakan, murid lain melihat ke arah Amy yang berada di luar pagar, melambaikan tangan sembari tersenyum lebar dan berpamitan.

"Sungguh kakak yang luar biasa. Aku ingin menikahinya," ujar salah satu siswa.

Dengan segera, Ard izin berganti pakaian, sedangkan Guru Olahraga memulai pelajaran bersama murid lain.

Próximo capítulo