webnovel

9. SERANGAN PERMULAAN

"Boleh, kau boleh ikut sama Ganyu. Ganyu ada dimana?",ujar sang Rosa ingin memanggil namanya sambil melihat Ganyu datang

"iya Bu?",ujar Ganyu dengan lemah lembut

"aaah, kau boleh ngajak Panji untuk pergi bertempur, tapi tolong jaga puteraku ya?",ujar Rosa dengan senang melihat Ganyu,"kau adalah keluargaku disini",tambahnya sambil pergi ke dalam kamar untuk mengambil baju untuk Panji yang sudah jadi dan digunakan berperang di medan tempur

"Mamah mau kemana?",ujar Panji dengan rauk muka kebingungan sambil pergi dan mengikutinya

Sang Ibunda Panji, Rosa pergi dengan mengambil pakaian untuk Panji namun, Rosa telah menjahit untuk Ganyu karena, sudah bosan melihat desain pakaian yang digunakan dalam memerangi musuh. Tak lama kemudian, Rosa memperlihatkan pakaian yang cocok untuk Panji dan Ganyu hingga memperlihatkan kepadanya tentang seragam yang sudah dijahit.

"ini dia Ganyu! Panji! Apakah cocok Ganyu?",ujar Rosa yang memperlihatkan seragam tempur baru dengan pakaian khas Chinanya dengan rok biru putih yang sama dengan celana rok sebelumnya bahkan, dibagian belakangnya tertutup dengan kaos hitam yang sama dengan kaos hitam yang digunakannya. kemudian, Rosa memberi pakaian Panji dengan khas batik mendung dengan tema biru di bagian dalam, putih bagian dasar serta, ditengahnya sebagai kancing yang berwarna hitam. Namun, dibagian bawahnya terdapat dasar biru yang khas dengan Ganyu gunakan membuat Panji merasa senang dengan pakaian barunya

"terimakasih Ibu",ujar Ganyu dengan pakaian baru

"sama-sama Ganyu, oh satu lagi",ujar Rosa hingga mengambil tas untuk Ganyu,"ini tas dari Ibumu, Ganyu ambilah",tambahnya

"aah, terimakasih Ibu",ucap Ganyu senang mendapatkan pakaian yang layak digunakan

"apakah bagus Kak?",ujar Panji dengan senang melihat Ganyu yang sudah memakai pakaian baru bahkan, menyimpan pakaian lamanya didalam lemari kamar Panji

"yaaah, itu saja Ganyu dan Panji. kalian hati-hati disana ya?",ujar Rosa melihat Ganyu dan Panji pergi ke negeri Liyue

Akhirnya, mereka pergi ke negeri Liyue bahkan, mencoba pergi namun, Retainer melihat Ganyu dan Panji dengan pakaian yang beda serta melanjutkan untuk bergerak kedepan untuk menemui teman-temannya yang sudah siap melawan sang perampok yang akan muncul di rawa-rawa.

"sudah sampe rupanya Kak",ujar Panji yang membuang nafas dengan cepat sambil menatap Keqing yang sedang menatap dirinya

"hey! seharusnya kau pulang, kenapa kau ada disini haaah?",ujar Keqing dengan marah kepada Panji

"sudahlah, Panji diikutkan dalam tugas perang ini",ujar Xiangling dengan nada lemas sambil menatap Panji yang sedang kecapean,"kau tidak apa-apa kan Panji?"

"iya, aku tidak apa-apa Kak XaingLing",jawab Panji sambil membuang nafas dengan cepat,"aaah, maaf aku terlambat"

"tidak Panji, tidak terlambat kau sama Ganyu tidak terlambat sampai disini Panji",ujar XiangLing dengan nada baik kepada Panji

"huuh, untung tidak terlambat Panji",ujar Ganyu yang sedang mengeluarkan nafas dengan lega

"Hmmm, kau seharusnya tidak boleh ikut Panji kau tidak punya kekuatan",ujar Keqing dengan marah kepada Panji yang sedang kebingungan

"apa? Apa salahku terhadap Kakak Keqing?",ujar Panji yang sedang kebingungan

"sudah! sudah Panji! dia tidak sengaja marah padamu",ucap XiangLing dengan khawatir dengan Panji

Panji merasa bingung melihat tingkah laku Keqing yang marah terhadapnya bahkan, Panji melihat Ganyu yang berada disampingnya dan pergi dalam mendengar informasi membuat Panji kaget dan pergi untuk ikut bersamanya. Ganyu melihat Panji yang sedang berlarian dan menemuinya, Ganyu mendekati Panji sambil menatap Panji yang sedang sedih.

"Kak, kenapa Kak Keqing marah kepadaku?",ujar Panji dengan berwatak sedih

"tidak apa-apa Panji",ucap Ganyu dengan lemah lembut kepada Panji yang sedang sedih dan tak lama kemudian kesedihannya mulai menghilang

"huuuh, aku tak tau tapi, Kakak selalu ada disampingku",ucap Panji yang merasa lega hingga pergi

Setelah melaksanakan pengumuman peringatan ada perampok datang secara rahasia, Panji dan Ganyu mencoba pergi ke tempat yang jauh dari kota, mereka akan menelusuri bunga wangi Liyue hingga Ganyu mengambil semua bunga tersebut untuk dijadikan sebagai bahan pewangi. Sementara Panji berjalan sambil melihat telaga tepat didepannya.

"jadi kita kesini saja Kak?",ucap Panji dengan kebingungan

"kemarin, kau melihat perampok ditempat itu bukan?",ujar Ganyu sambil berjalan ke arah Panji melihat sungai

"iya, dia muncul ular yang besar, warna hijau, dan dia datang lewat sungai ini",ucap Panji yang serius kepada Ganyu

Ganyu berjalan sambil melihat telaga yang mengalir ke kota Liyue sementara Panji hanya terdiam sambil melihat ke arah kanan, dimana ular besar misterius berada sering muncul ditempat telaga. Namun, tiba-tiba Panji melihat kloni ular berdatangan sambil mengeluarkan sengatan cair hijau ke arah Panji hingga menghindar. Ganyu melihatnya mencoba untuk menolong dia sambil memanah ke arah ular yang mengejar Panji. anak panah dari Ganyu mengenai ular yang mengejar Panji dan membeku tak bergerak, lalu Ganyu melihat Panji menjauh dari serangan ular yang mematikan hingga mengeluarkan anak panah dan bersiap melepaskan anak panahnya ke ular tersebut saat es mulai mencair. serangan dari Panji pun dikeluarkan hingga mengenai mereka namun, dibelakangnya terkena serangan Panji berupa, makhluk tanah hingga es mencair bahkan, Ganyu mengeluarkan mutiara cantik undivided heart.

"ooh, jurus itu",ujar Panji terheran melihat Ganyu mengeluarkan jurus paling istimewa lalu, melihat musuh sudah mati

"Hmm, ayo diman lagi Panji?"ujar Ganyu sambil menghadap Panji yang heran dengan kekuatannya

"tidak ada Kak, aku melihat jurus punya Kakak, hebat sekali",ucap Panji dengan nada terkesan kepadanya

"kau juga sama sepertiku Panji, walaupun kau bukan keturunan Qinlin melainkan muridku sampai kau mengalir menjadi ahli ilmu itu",ucap Ganyu dengan nada halus

"kemungkinan makhluk itu.... datang beberapa jam lagi Kakak",ujar Panji yang sedang melihat sungai yang berada didepannya

"sungai itu berasal dari tempat yang misterius, apakah kau mau kesana?",ujar Ganyu mencoba pergi dengan mengikuti telaga

"iya"ucap Panji dengan kepala mangkuk

Akhirnya, mereka terpaksa pergi meninggalkan kota maupun tempat-tempat di negri Liyue bahkan, mereka mengikuti jejak sungai tersebut dimana aliran sungai berasal, lalu mereka melihat aliran sungai terdapat dua laur membuatnya kebingungan.

"bagaimana kita pergi ke arah kiri?",ucap Ganyu melihat sungai berwarna bersih

"tidak Kak, kemungkinan kita harus ke arah kanan, karena aku pernah ular itu mengeluarkan bayangan hitam di dalam sungai ini",ucap Panji untuk menjawab dan pergi ke arah kanan

"baiklah, kita ke kanan"

Ganyu melihat Panji berada didepan sambil melihat aliran sungai hitam yang sangat pekat bahkan, mengikuti kemana air tersebut berasal namun, mereka menghadapi serangan koloni yang terbuat dari tanah cokelat dengan membawa palu besar untuk menghajar Panji dan Ganyu. Lalu, mereka mencoba untuk menyerang mereka, Panji menghindar dari serangan mereka sambil mengeluarkan tiga anak panah dan bersiap mengeluarkannya serta melepaskan anak panahnya hingga mengenainya membuat musuh menjadi beku tak bergerak. Ganyu, mencoba mengeluarkan tiga anak panahnya dan telah memecah tubuh-tubuh makhluk tersebut didalam es seperti pecah berkeping-keping. bahkan, mereka melanjutkan kembali hingga melawan koloni ular sebanyak lima ular hingga Panji yang akan mengeluarkan jarum sebanyak lima jarung yang sesuai dengan musuh dikerahkannya. lalu, Panji mencoba untuk mengeluarkan tiga anak panah hingga mereka mati.

"ternyata mereka sudah kalah rupanya",ujarnya sambil maju kedepan

"tunggu Panji, kenapa mereka saja muncul bukan ular besar?",ucap Ganyu yang sedang kebingungan

"oh iya, Kakak benar tidak ada pemimpin La Wo Za di tempat ini",ujar Panji yang sedang kebingungan sambil melanjutkan jalan,"mungkin mereka sebagai koloni mereka untuk menyerang kita. Seandainya tidak ada penjaga di tempat sini, kemungkinan mereka akan datang dengan cepat dalam menjarah ke Liyue",tambahnya

Panji dan Ganyu pergi kedepan tanpa merasakan kecapean dalam berjalan walaupun tidak ada musuh sama sekali hingga mereka melewati jembatan yang sudah hancur bahkan, melewati beberapa area lainnya seperti melawan musuh dari La Wo Za maupun musuh dari tempat lainnya. hingga mereka berhenti untuk mengikuti aliran sungai hitam, sambil melihat ke atas awan, awan mendung datang tiba-tiba hingga Ganyu mengajak Panji untuk pergi ketempat berteduh. beberapa menit kemudian, hujan mulai berhenti, Panji melihat kondisi lingkungannya serta melihat cuaca tidak berteman dengannya karena, hitam peka yang akan datangnya malam hari. Waktu sangat cepat, lalu Ganyu melihat Panji yang sedang keluar dari tempat berteduh dan berkata,"apakah kita melanjutkan perjalanan ini?",ujar Panji yang sedang kebingungan lalu, Ganyu berjalan dan mendekatinya,"iya kita sudah jauh dari kota Liyue sampai di tempat ini",ujar Ganyu sambil tatapannya ke arah Panji serius. "tapi, apakah tempat dia masih jauh Panji?",ujar dengan sedikit lelah hingga berdiri."tidak, aku tidak tau Kak, pasti sungai yang kita ikuti memang benar tapi, kita tidak tau jarak musuh dari tempat ini",jawab dengan ngasal sambil berdiri dan keluar dari tempat berteduh.

Mereka beraksi lagi, bahkan mencoba untuk berjalan dan tak lama kemudian, melihat jembatan yang sangat panjang runtuh secara misterius, hingga Ganyu kaget dan tidak pergi kesuatu tempat bersama Panji. lalu, mereka kebingungan hingga Panji melihat lautan singai hitam peka dan mengerti tentang lautan tersebut, pusat para perampok La Wo Za sudah berada di mata.

"sepertinya, kita sudah sampai di markasnya Kak Ganyu", ucap Panji yang sudah merasakan tempat pusat para perampok tersebut

"apa maksudmu Panji?",ujar Ganyu yang mendengar perkataan Panji

"markas mereka, sudah sampai di depan sana, jembatan runtuh ini yang sangat panjang",jawab Panji kepada Ganyu

"sebaiknya, kita kembali karena cuaca seperti ini tidak akan selamat",ucap Ganyu sambil melihat cuaca yang ada di daerah rawan musuh

"baiklah kalau begitu, kita mundur saja karena, embun datang dan kita akan terjebak kalau kita untuk berdiam diri di tempat ini",ujar Panji sambil mundur kebelakang bersama Ganyu

Mereka terpaksa mundur, karena Ganyu tidak bisa pergi kepulau yang ada didepannya dengan jembatan yang sudah rusak secara misterius, Panji dengan larinya hingga sampai di injakkan tanah pulau Liyue. Lalu, mereka akan menghadapi beberapa musuh koloni dari La Wo Za, yang berupa ular berwarna merah hingga mengeluarkan api ke arahnya hingga Panji mencoba menghindar bersama Ganyu.

"ular itu datang lagi",ucap Panji mencoba menghindar dari sengatan api dimulut ulat

"mereka Panji, Kakak yang akan menghadapinya", ucap Ganyu kepada Panji yang sedang berlari hingga siap memanah ke arah musuh yang sedang bergerak

Panji tidak hanya diam saja, lalu Panji mengeluarkan tiga anak panah bahkan, berhasil membekukan pergerakkan ular tersebut tidak ada yang bergerak sedikitpun hingga melihat Ganyu mengeluarkan mutiara serta undivided heart. lalu, mereka sudah terpecah berkeping-keping, bahkan Panji pergi menemui Ganyu yang telah membunuh mereka dengan jumlah musuh yang mengenai serangannya sekitar lima ular namun, muncul makhluk yang terbuat dari tanah kasar hingga Panji mencoba mengeluarkan satu anak panah dan semua makhluk tanah kasarnya menjadi es yang bercabang-cabang hingga mengeluarkan mutiara dari tangan Panji, blue ice trap sambil melemparkannya kedepan serta Panji mundur kebelakang dengan cara melompat hingga musuh mencoba menghancurkan Kristal tersebut dan terjebak didalamnya. Lalu, diserang dengan jarum yang tajam sebagai hujan pelurunya membuat musuh sulit untuk dilawan atau menghindarinya. Ganyu menyuruh Panji pergi dari mereka setelah menghancurkan koloni tanah yang kasar hingga, mereka mendengar suara mendesik yang sangat keras dari arah belakang.

"suara apa itu?",ucap Ganyu yang berhenti berlari sambil menghadap kebelakang

"dia datang Kak",ucap dengan serius dan menatap telaga yang ada di depan serta melihat bayangan ular hitam serta orang di atas kepalanya

"ternyata ada rupanya",ucap Ganyu dengan heran sambil lari bersama Panji

Begitu mereka pergi untuk menghindar dari ular yang ganas, Panji mencoba mengeluarkan satu anak panah bahkan ular tersebut membeku, lalu Panji berhenti berlari sambil melihat bayangan ular yang mulai bergerak serta keluarlah mata merah ke arahnya hingga Panji bersiap untuk melepaskan anak panah sebagai peringatan padanya. Namun, muncul para koloni ular untuk bersiap menyerang kota Liyue bahkan, Panji tidak akan mundur hanya mempertahankan dari pergerakkan mereka yang berani menyerangnya. salah satu ular koloni mengeluarkan api ke arah Panji, Panji mencoba mengeluarkan satu anak panah dan seri lalu mengeluarkannya lagi ke arah koloni ular dengan satu anak panah dan berhasil mengenainya namun, ular besar datang dan menyemburkan api ke arah Panji. Panji mencoba menghindar dan memanah dalam tiga anak panahnya bahkan, berhasil dibekukan, kemudian dia akan berlari ke arah ular besar namun, es mulai mencari dan siap mengeluarkan api ke arahnya. Panji melihat semburan api yang sangat besar dan masuk kedalam api, namun api tidak bisa menyengat Panji secara misterius. hingga semburan pun berhenti, lalu Panji melihat ular besarnya berwarna hijau sebagai adat para perampok, bahkan muncul seseorang dengan pakaian hitam dan merupakan laki-laki yang menatap ke arah Panji sangat tajam, Qing Liua. Panji kaget melihat orang tersebut yang berada di atas kepala ular bahkan, turun dari hewan yang berbisa dan menatap Panji yang sangat tajam.

"kau..... kau yang telah melepaskan naga Qinlin bukan?!",ujar Qin Liua dengan nada marah kepada Panji

"Apa maksudmu? kau siapa?",ujar Panji dengan tersinggung pertanyaan darinya

"aku Qin Liua, dari desa Liyue bagian barat, apakah kau membebaskan naga itu haaah?!",ujar Qin Liua dengan amarahnya meninggi dan tegas

"aku tidak tau",ujar Panji kepadanya dengan jawaban dengan tiga kata

"kau ini!!!", marah sambil mengeluarkan api ke arah Panji

Panji mencoba untuk menghindar dari serangan api yang berasal dari kedu tangan Qin Liua, lalu Qin Liua melihat Panji pergi ke arah kiri sambil mengeluarkan satu anak panah dan dia menghindar dari anak panahnya. Panji mencoba berhenti dan melihat pergerakkan Qin Liua yang bergerak cepat, lalu Panji fokus ke arahnya serta fokus dengan menggunakan inderanya dimana Qin Liua untuk berhenti bergerak hingga mengeluarkan satu anak panah dan mengenai bagian kaki kiri yang berubah menjadi es ke seluruh tubuh membuat Panji merasa lega dan mengetahui pergerakkan Qin Liua. Qin Liua kaget dan mengetahui Panji soal pergerakkan dirinya, dia mencoba memanggil ular hijau yang akan siap untuk menyembur api ke arah Panji. Panji melihat serbuan api dari mulutnya namun, Ganyu telah berhasil menggagalkan dalam menyemburkan api ke arah Panji sambil datang menemuinya. Qin Liua pergi meninggalkan Ganyu dan lainnya yang baru datang untuk menyelamatkan Panji yang sendirian dalam menyerangnya.

"Panji, kau tidak apa-apa kan?",ujar Ganyu yang khawatir dengannya

"aku tidak apa-apa",jawab Panji yang merasa aman dari serangan semburan api

"ya ampun, mereka mundur rupanya, kita tidak bisa mengejarnya",ujar Keqing

"jangan khawatir, jejak telaga sebagai jawabannya",ujar Panji sambil memperlihatkan telaga sungai menghitam namun, tidak ada sungai yang menghitam

"dimana Panji? katanya ada sungai hitam ditempat ini,"ujar Keqing dengan jengkel

"eh jangan begitu Keqing, kasihan dia. Dia udah berusaha untuk membunuh ular itu",ujar Xiangling dengan nada menyelematkan Panji dari sikap Keqing

"huh, dia masih anak kecil, kenapa melatih anak panah?",ucap Keqing dengan nada sombong

"sudahlah Keqing, dia masih anak-anak walaupun laki-laki, tapi aku tetap menjaganya"ujar Ganyu dengan lemah lembut kepada Keqing

"iya, aku kasihan sama Panji. Dia masih anak-anak walaupun mempunyai kekuatan es sama seperti Ganyu, tapi masih belum stabil dan dia berusaha berlatihnya Keqing",ucap Xiangling kepada Keqing sambil melihat dia pergi meninggalkan dirinya dan lainnya

"Kakak, dia mundur",ujar Panji dengan sedih

"tidak apa-apa yang penting, kau tidak terluka",ujar Ganyu dengan senyumannya yang manis kepada Panji,"yuk kita mundur",tambahnya

"ini hanyalah serangan permulaan antara aku dengan Qin Liua Kak",ucap panji sambil jalan bersama Ganyu

Akhirnya mereka mundur dari tengah-tengah medan tempur setelah musuh mundur saat Ganyu menemui Panji yang bertarung dengan Qin Liua, lalu mereka sampai di kota Liyue bahkan, Panji melihat Rex Lapis didepan mata. Panji dengan sedih karena sudah tau pelaku yang membunuh Ayahanya Panji adalah Qin Liua bahkan, rasa sedih dihilangkan, hanya sabar untuk menghadapi musuh baru yang sudah terlihat lalu, Rex Lapis tau tentang Panji ingin membunuh dia hingga menyuruh Ganyu membuka lemah lembutnya kepada Panji agar Panji tidak sedih dan membalas dendam kematian Ayahnya. Lalu, dia melihat Panji sedang bersedih hati dan menyuruh Ganyu menemaninya karena, sudah terbiasa dengannya hingga Xiao pun ikut bersamanya dengan larinya ke arah mereka. Panji pun teringat pada omongan musuh, Qin Liua tentang naga Qinlin serta hubungannya dengan bayangan dibalik pikiran dia dimana bayangan hitam yang menyelamatkan Qinlin adalah Ayahnya walaupun Panji tidak percaya dengan mimpi dan melawannya dengan cara kebenaran.

"Panji, kau diam saja",ucap Ganyu dengan heran kepadanya

"Ayah..... Qin Liua..... dia membunuh Ayahku?",ucap Panji dengan pelan

"kau memikirkan Ayahmu ya Panji?",ujar Ganyu mengerti tentang Panji, kehilangan Ayahnya, Aji

"iya, Kakak sudah tau kan tentang Ayahku selama ini, meninggal?",ujar Panji hingga menatap Ganyu dengan sedih

"dia..... dia ada di tempat lain Panji",jawab Ganyu kepada Panji

"Qin Liua membunuhnya?",ujar Panji yang masih kebingungan

"entahlah, Kakak tidak tau Panji. yuk makan",ujar Ganyu sambil makan bersama Panji

Panji merasa sedih mengingat sang Ayah yang telah meninggal secara misterius lalu, Ganyu dan Panji telah makan bersama sambil keluar dari restoran dan bertemu dengan Xiao yang sedang berlari ke arahnya.

"Kak Xiao?",ujar Panji

"Panji, kau kemana saja?",ucap Xiao menemui Panji

"aku disini sama Kakak",ujar Panji dengan nada anak laki-laki

"aku sama Panji habis makan bersama",ucap Ganyu menyambung dengan jawaban Panji

"oh, kalian menemukan perampok itu?",ujar Xiao

"itu aku, aku yang menemukannya",ujar Panji dengan sedih bercampur heran

"dan kabur Xiao",tambahnya dari Ganyu

"ya ampun, nanti kesini lagi untuk menyerang desa ini",ujar Xiao yang sedang mengkhawatirkan desa Liyue

"iya aku tau Kak Xiao",ujar Panji dengan nada pelan,"kemungkinan aku juga kehilangan Ayahku saat bertugas",tambahnya

Xiao melihat Panji diajak sama Ganyu untuk menjauh dari tempat dimana musuh muncul, lalu mereka pergi ke tempat-tempat yang biasa dikunjungi walaupun Panji tidaklah bosan karena lupa bahkan, mereka tetap berada di sekitar daerah Liyue lainnya.

"mau kemana sekarang?",ujar Ganyu yang heran kepada Panji

"ketempat Wangshu saja Kak",jawab Panji kepada Ganyu langsung pergi dimana Panji mengingat masa lalu bersama kawan-kawannya naik ke rumah pondok di atas pohon dan bermain bersama-sama selain melihat pemandangan indah dari atas.

Próximo capítulo