webnovel

BAB 5 - Kembali ke Indonesia

"Ini? Bagaimana mungkin?" Matanya terbelalak lebar ketika membaca informasi tersebut.

Meskipun nama yang di gunakan pelaku kemungkinan besar adalah nama palsu tapi Bayu bisa mengenali pin kecil yang tersemat di dadanya. Kelompok laba-laba merah menyimpan foto penampilan pelanggan secara diam-diam karena mereka bisa menggunakannya untuk jaga-jaga. Ini adalah hal yang umum dalam organisasi kriminal yang berhubungan dengan pembunuhan.

Pin itu biasanya di gunakan oleh anggota khusus dari unit rahasia militer, Bayu tidak sengaja mendengar hal itu dari seniornya. Tak banyak orang yang mengetahuinya kecuali orang yang pernah bergabung dalam unit tersebut. Senior yang pernah dia temui adalah seorang pensiun yang kakinya lumpuh setelah menjalankan misi.

"Apakah ada orang militer yang terlibat dalam masalah ini?" Dahinya mengkerut hingga alisnya nyaris menyatu. "Ataukah ini adalah perintah dari petinggi?"

Bayu segera menggelengkan kepalanya karena Laksamana tidak mungkin melakukannya, dia adalah orang yang baik dan sering membantu Bayu setelah orang tuanya meninggal. Kemungkinan besar pelakunya adalah saingan dari Laksamana karena dia memiliki musuh yang cukup banyak.

Mereka menggunakan timnya sebagai peringatan.

"Sialan!" Bayu mengepalkan tangannya kemudian memukul tembok dengan kuat. Jika spekulasinya benar maka itu sangat keterlaluan, anggota timnya tidak berdosa dan malah terlibat dengan masalah rumit. Bayu akan mencari pelakunya kemudian menyiksanya hingga dia memohon kematian.

"Aku tidak akan melepaskan kalian!"

Dia membaca informasi sekali lagi untuk menemukan lebih banyak petunjuk, selain menginginkan kematian anggota timnya. Pelaku itu mengincar barang yang menjadi target mereka dalam misi. Bayu tidak tahu benda apa itu karena Laksamana hanya menyuruhnya untuk mendapatkannya.

Benda ini pasti kunci untuk membongkar kebenaran.

oOo

Bayu pergi ke pasar gelap untuk menjual senjatanya, dia menggunakan jubah hitam dan wajahnya ditutupi oleh topeng. Kios kecil dia dirikan di dekat pintu masuk supaya banyak orang bisa melihatnya. Dia telah datang pagi-pagi sekali supaya mendapatkan tempat yang strategis.

"Berapa harganya?" Sebuah sepatu bot berhenti di depan Bayu kemudian berjongkok sambil mengamati senjatanya.

"Senjata laras panjang $10.000 dan senjata laras pendek $5.000," jawab Bayu dengan suara serak.

"Bagaimana jika $4.500 untuk senjata laras pendek," tawar pria itu.

Bayu mendongakkan kepalanya dan sedikit terkejut bahwa orang di depannya ternyata ketua kelompoknya. Sudah lama mereka tidak bertemu karena dia terlalu fokus menyelidiki kelompok laba-laba merah. Orang itu pasti akan menyadari kepergiannya dan mengirim orang untuk mencarinya.

"$5.000 dan kau bisa mendapatkan semua amunisinya." Bayu tidak ingin tinggal lebih lama dan menjual senjatanya dengan murah.

"Deal! Aku menginginkan semuanya." Pria itu senang kemudian mengeluarkan ponsel. "Berapa nomor rekeningmu?"

Bayu menyebutkan nomor rekeningnya kemudian memasukkan semua senjata ke dalam kotak. Ada dua senjata laras panjang dan tiga senjata laras pendek, untuk amunisinya tersisa 200 buah. Dia menyisahkan satu senjata untuk dirinya sendiri supaya bisa melindungi diri.

"Kau bisa mengecek akunmu," kata pria itu sambil memasukkan ponselnya.

Bayu menganggukan kepalanya setelah uangnya masuk ke dalam rekening, dia memberikan kotak senjata pada pria itu. "Ini milikmu."

Karena urusannya sudah selesai, Bayu segera bangkit dan meninggalkan pasar gelap. Dia tidak menghiraukan panggilan ketua kelompoknya dan menghilang dibalik gang. Meskipun sudah menyamar tapi pria itu memiliki pengamatan yang tajam dan bisa mengenalinya jika tinggal terlalu lama.

Setelah meninggalkan pasar gelap dia menghubungi kenalannya yang akan membantunya naik kapal sekaligus membuatkan dokumen palsu. Dengan uang yang di dapatkan itu sudah cukup untuk perjalanan pulang ke negaranya. Sudah lama Bayu tidak kembali ke kampung halamannya dan dia sangat merindukannya.

Bagaimana dengan keadaan istrinya?

Apakah dia menikah lagi setelah mendengar berita kematiannya?

oOo

"Ini dokumen identitasmu." Seorang pria menyerahkan dokumen dan tiket kapal kepada Bayu.

Dia menerimanya kemudian memberikan bayarannya. "Jam berapa kapalnya berangkat?"

"Jam 10 pagi." Setelah urusannya selesai pria itu pergi meninggalkannya.

Masih ada 3 jam yang tersisa sebelum kapal berangkat, Bayu pergi ke supermarket untuk membeli makanan dan minuman. Meskipun kapal akan menyiapkan makanan untuk penumpang tapi itu dikenakan biaya tambahan. Sebisa mungkin Bayu ingin menghemat uangnya karena dia ingin menukarnya dengan mata uang Indonesia.

Dia duduk di bawah pohon dan termenung mengingat masa lalu, dia adalah yatim piatu yang bekerja sebagai tentara setelah dewasa. Karena tidak memiliki latar belakang besar dia bekerja lebih keras dan mendapatkan posisi tinggi di militer. Namun, banyak orang yang cemburu dan berniat menggulingkannya.

Laksamana mengirimnya ke Amerika untuk misi rahasia sekaligus menjauhkannya dari masalah. Tapi dia tidak pernah menyangka bahwa seluruh timnya akan mati dan hanya dirinya yang masih hidup. Mereka pasti tidak ingin melihatnya menikah dengan putri Laksamana padahal dia sendiri sudah menikah.

Tidak ada yang tahu fakta ini bahkan Laksamana sekalipun.

"Novita." Bayu menyebut nama istrinya dan tersenyum kecut. Dia pasti membencinya karena pergi tanpa kabar, lebih baik dia menikah lagi daripada menunggu laki-laki brengsek sepertinya.

Bayu melihat jam tangan kemudian berdiri, sebentar lagi jam 10 pagi dan dia harus pergi ke pelabuhan. Semakin cepat meninggalkan Amerika maka kelompok tentara bayarannya tidak bisa mengejarnya. Dia telah menghapuskan jejaknya namun mereka adalah orang yang ahli dan kemungkinan besar bisa menemukan petunjuk.

"Selamat tinggal Amerika Serikat."

oOo

Bayu naik ke kapal dan perjalanannya memakan waktu selama beberapa bulan untuk sampai di Indonesia. Sebenarnya lebih cepat jika naik pesawat tapi jejaknya akan mudah di lacak sehingga lebih aman menggunakan kapal. Ketika berhenti di pelabuhan, dia akan menggunakan kapal lain dan menyamar sebagai kru kapal.

Hampir setengah tahun kemudian akhirnya kapal memasuki perairan Indonesia, Bayu menaikki kapal lokal untuk pergi menuju Pulau Jawa. Mendengar bahasa yang familiar membuatnya tersenyum senang. Hampir saja dia melupakan bahasa aslinya karena tinggal terlalu lama di Amerika Serikat.

"Untuk penumpang yang berhenti di Pelabuhan Tanjung Perak tolong perhatikan barang bawaan anda dan pastikan tidak ada yang tertinggal. Kapal akan akan berhenti 30 menit lagi dan mohon jangan berdesak-desakan ketika keluar."

Bayu mendengar suara operator kemudian membuka matanya, dia berada di kamar kabin yang memiliki dua ranjang susun. Dia melihat pemandangan Pelabuhan Tanjung Perak dari jendela yang sudah lama tidak dilihat. Ketika masih kecil ibunya sering membawanya ke sini karena ayahnya bekerja di pelabuhan.

"Ayah, Ibu aku merindukan kalian." Orang tuanya meninggal ketika dia beranjak remaja lalu Bayu hidup sebatang kara.

Dia menunggu penumpang sedikit sepi kemudian turun dari kapal, akhirnya dia menginjak tanah airnya dan menghirup udara yang sangat dirindukan. Meskipun Amerika Serikat adalah negara adidaya yang memiliki teknologi maju tetapi itu tidak sebaik negaranya sendiri.

"Indonesia aku telah kembali."

-TBC-

Próximo capítulo