webnovel

Chapter 106

Luffy dan Raja mulai makan duluan, kemudian yang lain mengikuti mereka. Lima menit setelah makan, Raja memandang ke arah Luffy dan berbicara.

"Mmm, Luffy," ucap raja menarik perhatian sang Thunder Demon. "Wawancaramu dengan World Economic New Paper benar-benar menyebabkan kegemparan di seluruh dunia," ucap sang raja dengan ekspresi sedikit khawatir di wajahnya.

"Memang itu tujuanku," balas Luffy dengan senyuman, mengejutkan sang raja.

"Apakah kau tidak khawatir tentang apa yang akan dilakukan Marine?" raja bertanya sambil menyesap anggur yang ada di sampingnya. "Kau membuat citra Marine dan Pemerintah dunia ke reputasi yang buruk," tambahnya.

"Marine mungkin akan mengirim beberapa kapten dari markas utama (HQ) untuk mengejar dan menangkap kami, tapi aku tidak terlalu khawatir tentang itu," jawab Luffy sambil mengangkat bahunya dengan santai. "Mereka sudah melakukan itu untuk mencoba dan menghentikan ku masuk kembali ke Grand Line, tetapi lihat bagaimana hasilnya sekarang," tambah Luffy, sementara krunya mengangguk.

"Well, selama kau tidak khawatir, kurasa aku seharusnya juga tidak perlu khawatir," balas sang raja, menyebabkan Luffy mengangguk. "Namun, aku tidak bisa bila tidak terus berterima kasih atas apa yang telah kau lakukan untuk negaraku dan untuk Vivi," tambahnya menyebabkan Vivi tersenyum lembut.

"Berbicara tentang semua itu,"ucapLuffy dengan serius, menyebabkan semua orang tenang dengan menatap Luffy. "Apakah kau sudah berbicara dengan putri mu tentang imbalan yang perlu kau bayar kepadaku?" Luffy bertanya sambil menatap raja.

"Ya, dia sudah memberitahuku tentang apa yang kau minta sebagai imbalan atas bantuanmu dalam menghentikan Crocodile,"ucapsang raja, membingungkan para penjaga kerajaan. Para penjaga telah membaca koran pagi ini dan tahu Luffy tidak menyelamatkan negara mereka secara gratis, tetapi mereka tidak tahu apa yang Luffy minta.

"Kalau begitu aku menebak kau akan menytujui permintaanku?" Luffy bertanya dengan alis terangkat.

"Sebagai imbalan karena telah menyingkirkan Crocodile, kau ingin Alabasta menjadi wilayahmu, benar?" Raja bertanya, dimana Luffy mengangguk. "Aku tidak tahu bagaimana Pemerintah Dunia akan memandang ini," ucap sang raja, menyebabkan Luffy menghela nafasnya.

"Tidak penting apa yang mereka pikirkan," ucap Luffy, menyebabkan mata Cobra sedikit melebar. "Ada banyak negara yang merupakan bagian dari Pemerintah Dunia dan di bawah perlindungan bajak laut. Contoh Pulau Fishman misalnya, mereka berada di bawah perlindungan Shirohige dan mereka masih bagian dari Pemerintah Dunia. Jadi, masalah ini juga tidak akan berbeda dari itu, " Luffy menjelaskan.

"Aku mengerti," balas Cobra sambil menggosok janggutnya. "Dan apa tepatnya yang ingin kau dapatkan sebagai imbalan atas perlindunganmu?" sang raja bertanya.

"Tidak banyak," balas Luffy, sebelum menyesap anggur di sebelahnya. "Yang aku inginkan adalah semua kapal milikku yang berlabuh di negara ini bisa mengisi ulang persediaan kapal mereka secara gratis dan aku ingin memiliki sebuah tempat khusus untuk membangun pelabuhan pribadi milikku sendiri," ucap Luffy, mengejutkan raja.

"Hanya itu?" raja Cobra bertanya dengan suara terkejut.

"Ya,"ucapLuffy dengan anggukan.

"Mengapa kau ingin membangun pelabuhan mu sendiri?" Vivi bertanya dengan suara penasaran.

"Aku ingin membuat Alabasta menjadi salah satu markas untuk organisasiku," jawab Luffy, menyebabkan Raja mengangkat alisnya.

"Organisasi?" sang raja bertanya.

"Yup, organisasi pengiriman. Jika Alabasta memiliki apa pun yang ingin di ekspor, orang-orangku bisa mengirimkannya," jawab Luffy dengan senyum bangga. "Dan juga, kau akan mendapatkan kesempatan untuk membeli barang apa pun yang mereka bawa ke negara ini," tambah Luffy.

"Kedengarannya seperti kesepakatan yang bagus," balas sang raja sambil tersenyum.

"Jadi, apakah kau menerima kesepakatan inil?" Luffy bertanya.

"Ya, aku menerimanya," jawab raja sambil mengangkat gelasnya.

"Bagus ,"ucapLuffy sambil mengangkat gelasnya juga. "Gantung saja benderaku di seluruh negeri untuk memastikan semua orang tahu untuk tidak mengacau di wilayah ini," tambah Luffy sebelum keduanya meneguk minuman mereka. Luffy hendak mengatakan sesuatu lagi, tetapi sebelum dia bisa mengatakan apa pun, siput transponder di dalam mantelnya mulai berdering.

* purupurupuru * * purupurupuru *

Luffy merogoh ke dalam mantelnya dan mengeluarkan siput transponder kecil dengan rambut merah dan tiga bekas luka di atas mata kirinya. Luffy tersenyum sambil menatap siput itu, namun senyumnya berubah menjadi bingung sambil menyadari siput apa itu.

* purupurupuru * * purupurupuru * Chack!

"Yo," jawab Luffy ke arah siput.

"LUFFY!" datang teriakan riang beberapa pria melalui siput.

"Well, senang mengetahui bahwa kalian semua sedang mabuk," jawab Luffy sambil tersenyum dan menyesap anggurnnya.

"AHHHH Bagaimana mungkin kami tidak mabuk pada acara spesial seperti ini! Hahahahah!"ucapsuara Shanks melalui siput.

"Dan apa yang kalian rayakan?" Luffy bertanya sambil terkekeh.

"Well kau tahu," Shanks memulai dengan suara riang. "Aku punya seorang murid kecil dan dia baru saja membuat krunya sendiri beberapa bulan yang lalu, dan kemudian hari ini aku membuka koran lalu melihat bahwa dia tidak hanya berhasil mengalahkan seorang Shichibukai, tetapi dia juga berhasil memiliki wilayah pertamanya," ucap Shanks, yang menyebabkan Luffy terkekeh dan menggelengkan kepalanya sementara semua orang hanya melihat dengan geli.

"Siapa pun itu, pasti dia benar-benar badass untuk bisa melakukan semua itu," tambah Luffy menyebabkan tawa meledak di sisi lain dari siput tranponder.

"Tidak, dia sebenarnya bocah yang cengeng," balas Shanks, menyebabkan mata Luffy melebar ketakutan sementara krunya mencondongkan tubuh mereka untuk mendengar ke arah mana pembicaraan ini. "Oh, aku bisa ingat bagaimana dia sering merengek karena ingin ikut ke laut bersama kami,"ucapShanks, menyebabkan tawa yang lebih keras terdengar melalui siput, diikuti dengan tawa yang muncul dari kru Luffy.

"Diam, Shanks!" Luffy berteriak ke siput karena malu.

"Oke, oke, aku sudah selesai,"ucapShanks sambil tertawa.

"Dimana kalian?" Luffy bertanya ketika tawa mulai mereda di ruang makan.

"Kami berada di Winter Island di Dunia Baru," jawab Shanks dengan nada santai. "Aku di sini menunggu Rockstar, aku mengirimnya untuk mengantarkan pesan ke Shirohige," tambah Shanks, menyebabkan mata semua orang di ruangan itu melebar.

"Kau tahu, kaket tua itu hanya akan merobek surat itu,"ucapLuffy sambil bersandar di kursinya.

"Aku tahu," balas Shanks dengan tawa, yang menyebabkan Luffy tertawa kecil dan menggelengkan kepalanya. "Tapi bukan itu sebabnya aku menelepon," tambah Shanks, menyebabkan Luffy menyipitkan matanya karena dia bisa merasakan Shanks berubah menjadi serius melalui siput transpoder.

"Dan mengapa tepatnya kau memanggil ku? "Luffy bertanya dengan nada serius.

"Bagaimana progres rencanamu?" Shanks bertanya.

"Aku sudah membereskannya kemarin," jawab Luffy. "Ngomong-ngomong, aku kedatangan pengunjung kemarin," tambah Luffy.

"Oh, siapa?" Shanks bertanya.

"The Angel of Death," balas Luffy membingungkan sebagian besar krunya tetapi juga menyebabkan mata Zoro, Robin, dan Raja melebar saat mendengar nama julukan Isaac.

"Isaac?" Shanks berkata dengan nada terkejut. "Apa yang dia inginkan?" Dia bertanya.

"Dia ingin bergabung denganku tetapi tidak ingin menjadi bawahan seseorang yang lebih lemah darinya," jawab Luffy, menyebabkan Shanks tertawa.

"Jadi singkatnya, kau berhasil menendang bokongnya," ucap Shanks, menyebabkan Luffy tertawa.

"Benar, sekarang dia berlayar di bawah benderaku," balas Luffy, mengejutkan semua orang.

"Kalau begitu, pesta minum kami kurang besar" ucap Shanks, menyebabkan Luffy tertawa.

"Tapi aku benar-benar ragu kau memanggilku hanya untuk membicarakan rencanaku kecil milikku," balas Luffy, membuat Shanks terdiam beberapa saat sebelum dia menjawab.

"Kau benar, aku memang memanggil mu untuk sesuatu yang lain," jawab Shanks dengan suara serius. "Bagaimana kalau kita membentuk aliansi," tambah Shanks menyebabkan semua orang termasuk mata Luffy melebar karena terkejut.

"Kau tidak bisa membentuk aliansi dengan sembarangan,"ucapLuffy.

"kau bukan sembarang orang," jawab Shanks menyebabkan Luffy menyeringai.

"Aku ingat aku memberitahumu sebelum aku pergi, bahwa aku tidak berencana untuk berlayar di bawah bendera orang lain,"ucapLuffy.

"Aku tidak berbicara tentang aliansi di mana satu pihak lebih unggul dari yang lain," balas Shanks, menyebabkan Luffy mengangkat alisnya. "Aku berbicara tentang aliansi ... antara kelompok yang setara," tambah Shanks, menyebabkan seringai besar muncul di wajah Luffy, sementara wajah krunya dan semua orang di ruangan itu berubah menjadi shock. Beberapa penjaga kerajaan bahkan menjatuhkan senjata mereka karena terkejut.

"Kau sadar saluran apa yang kau gunakan untuk memanggil ku kan?" Luffy bertanya.

"Ya," jawab Shanks menyebabkan Luffy tertawa.

"Pemerintah Dunia tidak akan duduk diam dan membiarkan kita membentuk aliansi,"ucapLuffy.

"Pemerintah bukanlah suatu ancaman bagimu atau aku," jawab Shanks, menyebabkan Luffy mengangguk setuju. "Jadi, bagaimana Luffy?" Shanks bertanya.

"Kau punya sake di sana?" Luffy bertanya dengan tersenyum, yang menyebabkan sorak-sorai keras terdengar melalui siput transponder.

"Yup, wiski mu ada di sana?" Shanks bertanya, menyebabkan Luffy terkekeh dan mengeluarkan sebotol wiski yang masih tersegel dari mantelnya bersama dengan gelas yang terlihat seperti terbuat dari berlian.

"Yup," balas Luffy sambil meletakkan gelas itu di depannya dan mengisinya dengan wiski.

"Untuk aliansi!" ucap keduanya secara bersamaan sebelum meneguk kedua minuman mereka.

** Rekap: **

Nama organisasi Luffy: Hells Company

Nama samaran Luffy: Asura

Cabang Hino: Pengumpulan dan penyebaran informasi. Pemimpin: Paula ...

Cabang Kiten: Transaksi pasar gelap (Underworld).

**Cabang**

East Blue: Johnny dan Yosaku

West Blue: Franklin D. Isaac (Pemimpin), Mr. 2, Jiro.

North Blue: Ms. Merry Christmas dan Mr. 4.

South Blue: Gem (Mr. 5) dan Mikita (Ms. Valentine).

Grand Line: Mr. 1 (Cabang Kiten) ... {Paula (Ms. Double finger) dan Marianne (Ms. Goldenweek)} - Cabang Hino.

Próximo capítulo