webnovel

Setan Dua Warna

Tombak penjaga itu langsung berhenti bergerak. Batang tombak benar-benar telah digenggam erat oleh Li Yong.

Si penjaga berusaha menarik kembali senjatanya tersebut. Sayangnya usaha yang dia lakukan sia-sia. Tombak itu tidak bisa ditarik kembali. Seolah-olah senjata tersebut telah digenggam oleh sesuatu yang mustahil untuk dilawan.

Rekannya yang melihat kejadian itu dibuat melotot tak percaya. Saking kagetnya, sampai-sampai bola matanya seolah hendak melompat keluar.

Dia sungguh tidak percaya kalau pemuda asing itu ternyata mempunyai kemampuan yang cukup membuatnya takut. Tetapi sebagai seorang penjaga, tentu dia segera ingat kembali kepada tugasnya.

Penjaga itu tidak bisa tinggal diam. Dia pun turut memberikan serangan yang berbahaya. Tombaknya langsung bergerak memberikan tusukan telak ke arah lambung.

Serangannya cukup cepat. Dan dia yakin bahwa usahanya itu akan membuahkan hasil sesuai dengan harapannya.

Tak nyana, ternyata dia pun mengalami nasih yang sama seperti rekannya. Entah bagaimana caranya, tahu-tahu tombak itu pun telah tertangkap kembali.

Krakk!!!

Tiba-tiba Li Yong menggenggam kedua batang tombak itu lebih erat lagi. Tenaga yang dia keluarkan hanya sedikit. Mungkin tidak sampai setengah bagian. Namun hasil dari hal itu telah kembali membuat dua penjaga gerbang terkejut.

Mereka segera menyaksikan senjatanya telah dibuat patah menjadi dua bagian. Batang tombak remuk. Bahkan berubah menjadi beberapa serpihan kecil.

Untuk kesekian kalinya, kedua penjaga itu dibuat kaget setengah mati. Mereka merasakan seluruh tubuhnya lemas tak bertenaga.

Untunglah pada saat itu, dari dalam sana sudah muncul tiga orang lainnya. Dilihat dari penampilan dan bentuk tubuh mereka yang kekar, sepertinya ketiga orang itu mempunyai kedudukan yang lebih penting daripada dua penjaga tadi.

"Kami Prajurit Keamanan, siapa kau? Dan mau apa kemari?" tanya seorang dari mereka sambil setengah berteriak.

"Aku Li Yong. Tujuanku kemari adalah ingin bertemu dengan Hartawan To," jawab Li Yong dengan dingin.

"Majikan tidak bisa diganggu. Kau pergilah sekarang juga," katanya sambil mengibaskan tangan.

"Aku tidak mau pergi sebelum bertemu dengannya,"

"Hemm, sepertinya kau memang cari mampus," ucapnya dengan nada tinggi.

Sringg!!! Sringg!!! Sringg!!!

Ketiga orang yang mengaku sebagai anggota Prajurit Keamanan itu tiba-tiba mencabut senjatanya masing-masing. Mereka ternyata menggunakan golok. Dan sekarang, golok itu sudah digenggam erat di tangan kanannya.

Melihat itu, Li Yong mulai naik pitam. Pemuda itu berpikir kalau tidak mengambil tindakan, maka dirinya hanya akan membuang-buang waktu dengan percuma.

Karena berpikiran demikian, maka sebelum tiga Prajurit Keamanan itu bergerak, dirinya malah bergerak lebih dulu.

Kedua tangannya melakukan sebuah gerakan yang sangat cepat dan sulit diikuti oleh mata telanjang. Deruan angin tiba-tiba menerpa ke depan. Bayangan telapak tangan berkelebatan di tengah udara. Hanya sesaat, karena detik berikutnya, bayangan telapak tangan itu sudah hilang bagai ditelan bumi.

Tapi walaupun hanya terjadi sesaat, kadang kala yang sesaat itu malah membuat orang lain tercekat. Seperti juga saat ini. Ketiga Prajurit Keamanan tadi dibuat terbengong ketika mereka menyadari bahwa goloknya telah patah menjadi dua bagian.

Wushh!!!

Li Yong kembali bergerak secepat kilat. Tubuhnya tampak bagaikan sebuah asap. Tidak ada yang dapat melihat gerakan itu dengan jelas. Namun sedetik kemudian, semua orang yang ada di sana langsung seperti patung. Mereka tidak dapat bergerak sama sekali.

Ternyata orang-orang itu sudah terkena totokan maut miliknya. Meskipun tidak menyebabkan mereka terluka, namun totokan itu saja sudah membuatnya sangat tersiksa. Sebab kalau tidak ada orang berilmu tinggi yang membebaskannya, maka mereka akan tetap seperti itu.

Setelah menotok para penjaga tersebut, Li Yong segera melangkahkan kakinya kembali. Dia tidak perduli lagi dengan keadaan di sekitarnya. Pemuda itu telah bertekad bahwa siapa pun yang berani lagi menghalangi langkah kakinya, maka dia harus mau menanggung akibatnya.

Halaman rumah Hartawan To ternyata sangat luas. Di dalamnya juga ada beberapa taman bunga dan beberapa kolam ikan. Berbagai jenis pepohonan juga terdapat di sana.

Pada awalnya, perjalanan pemuda itu berjalan dengan mulus. Namun tidak berapa lama kemudian, tiba-tiba dari arah kanan dan kirinya muncul dua orang tak dikenal.

Masing-masing mengenakan pakaian berbeda. Yang satu mengenakan pakaian berwarna ungu, sedangkan satu lagi berwarna biru. Keduanya juga memakai senjata yang berbeda. Satu trisula, sedangkan satunya lagi pedang sepanjang setengah depa.

Li Yong tidak tahu siapa mereka. Tapi pemuda itu tahu bahwa mereka masih merupakan orang-orangnya Hartawan To.

"Apakah kalian juga ingin mencegahku?" tanyanya lebih dulu.

"Benar. Perkenalkan, kami adalah Setan Dua Warna. Kami sarankan agar kau segera pergi dari sini. Sebab jika tidak, kami tak bisa menjamin kalau nyawamu masih menempel di raga," kata orang yang mengenakan pakaian ungu.

"Jangan banyak bicara. Karena apapun yang kau katakan tetap percuma," tegas Li Yong.

Setan Dua Warna itu saling pandang sesaat. Kemudian mereka mengangguk bersamaan.

Setelah itu, keduanya segera mencabut senjata masing-masing.

Sringg!!!

Trisula dan pedang setengah depa sudah berada di tangan kanan mereka. Tanpa membuang waktu lebih lama, Setan Dua Warna segera melompat ke muka dan langsung melancarkan serangan pertamanya.

Dari sisi sebelah kanan, sebuah tusukan trisula telah dilayangkan dan mengincar jantung. Sedangkan dari sisi sebelah kiri, sebuah tebasan pedang dengan telak datang mengarah ke leher.

Li Yong diserang dari dua arah berbeda. Serangan itu jauh lebih kuat dan lebih dahsyat daripada semua serangan para penjaga tadi. Selain daripada itu, serangan gabungan yang diberikan Setan Dua Warna juga membawa aura kegelapan tersendiri.

Mengetahui lawan yang sekarang mempunyai kemampuan lebih, Li Yong tidak mau main-main lagi. Walaupun dia masih berdiri di posisi semula, namun sekarang situasinya telah berbeda.

Sepasang matanya yang kelabu melirik ke arah sisi kiri dan sisi kanan. Lirikan itu sangat tajam. Setajam sembilu.

Pemuda itu belum bergerak. Dia masih berdiri di tempatnya. Tetapi, tepat sebelum dua serangan itu mengenai tubuhnya, mendadak dia bergerak. Tubuhnya tahu-tahu telah lenyap dari pandangan mata.

Dua serangan yang dilayangkan oleh Setan Dua Warna telah gagal menemui sasarannya. Saat ini keduanya sedang mencari-cari keberadaan musuh mereka.

Sedangkan di posisi lain, Li Yong berniat untuk mengirimkan serangan balasan.

Kedua tangannya diayunkan ke depan. Selapis tenaga tak kasat mata melesat cepat ke arah dua musuhnya. Serangan itu berasal dari arah belakang. Kalau lawan terlambat bergerak sedikit saja, niscaya dia akan terkena serangan itu dengan telak.

Wutt!!!

Angin serangan terasa begitu dingin dan menusuk tulang belulang. Meskipun serangan Li Yong terbilang cepat, namun ternyata gerakan musuh jauh lebih cepat lagi.

Tiba-tiba saja Setan Dua Warna membalikkan tubuhnya. Mereka mengangkat senjata masing-masing lalu menangkis serangan tadi.

Wushh!!!

Gelombang kejut langsung tercipta ketika dua tenaga bertemu di tengah udara yang hampa.

Próximo capítulo