"Ada pria yang ingin datang ke rumah dan berniat baik untukmu, Nak," tutur Abista Mersiha, ayah dari Ziya dan Alfie.
Hari sudah malam, sebelum keluarga Mersiha istirahat di kamar, mereka selalu berkumpul terlebih dahulu, meski beberapa menit saja.
"Apakah Mas Bryan lagi? Aku kan sudah menolaknya ayah, bahwa aku tidak ingin menikah dengan pria itu," jelas Ziya.
Entah sudah keberapa kali Mas Bryan datang melamarnya, Ziya mencoba untuk salat istikhoroh, meyakinkan apakah Mas Bryan jodohnya atau tidak, namun sayang seribu sayang hasilnya hingga kini tetap abu hati Ziya masih beku. Tak ada rasa apa pun yang tertancap di hatinya yang ada Ziya ingin menjauhi sosok Mas Bryan itu.
"Kemarin di café kita bertemu dengan om Bryan," celetuk Alfie yang tengah tiduran di paha Demanda.
"Oh ya?" tanya Demanda ikut menimpal.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com