"Agram!"
"Agram! Di mana kamu?"
"Agram!"
Agile yang sedang tertidur pulas terganggu oleh teriakan mommynya yang melengking bagaikan petir yang menguhus ke bumi. Ia mendecak kesal, membuka kedua matanya dengan perlahan, menyesuaikan cahaya dengan netranya. Ada apa dengan mommy? Kenapa dia meneriaki Agram? Apakah Agram telah membuat masalah?
"Agram!"
"Agram!"
Lagi-lagi Agile dibuat mendecak kesal. Jenie terus saja berteriak. Dia tidak tahu saja bahwa dirinya sedang beristirahat karena sudah lelah membersihkan kebun di belakang. Hufft ... Menjengkelkan. Ia berdiri dari baringan, berjalan gontai menuju pintu yang tertutup.
"Agram di mana kamu, hah?"
"Ada apa si, mom?" tanya Agile setelah sampai di ruang tengah. Ia dapat melihat Jenie yang sedang mondar-mandir, celingukan serta berkacak pinggang pertanda dia marah.
Jenie langsung berhenti berteriak. Ia menatap Agile nyalang. "Di mana kakakmu itu?" tanyanya terkesan sarkas yang berhasil membuat Agile tersentak.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com